Koh Rian I

20.3K 159 1
                                    

Hey semua...

Author balik lagi dengan cerita baru dengan tokoh kokoh² emesh sebagai korbannya, muehehehehehe.

Untuk part ini, Author akan potong hingga setengah. Lah? Terus akses fullnya dimana dong?

Hehe, silahkan beralih dari kitab kuning ke buku merah karya karsa yaah... Masing-masing part seharga 10.000 berisi kurang lebih 3600 word :)

Enjoy this cut story :)




“HPPMH… HMPPHH…” teriak koh Rian sambil menangis sejadi-jadinya. Tangan yang terikat hanya bisa bergerak kecil, berusaha menghindari pisau cutter yang sudah berada di pangkal penisnya.

“Ji… Aji… woi, jangan gini juga dong, nanti kalo dia mati? Terus kita kena tangkep?” kata Boy yang agak panik.

“bangke, bodoh amat gue, ni babi satu harus mampus” kata Aji berteriak, mencoba mengimbangi suara teriakan dari koh Rian yang tersumpal mulutnya.

Seketika, tubuh besar Aji terangkat, ia merasakan ada kungkungan tangan yang berhasil menjauhkannya dari koh Rian. Setelah bertahan selama beberapa detik di udara, tubuh Aji di dudukan di sebuah kursi.

*bugh…

Sebuah tangan menampar pipi kanannya. Aji terkejut dengan tamparan itu sehingga ia menatap dengan mata yang melotot ke arah sang penampar.

“eh Aji… lo boleh cemburu, lo boleh marah, tapi lo jangan ampe jadi goblok gara-gara ni laki-laki… masa lo mau bunuh dia?” kata Sony, orang yang mengangkat tubuh Aji menjauh dari koh Rian. Sontak tamparan yang diikuti dengan kata-kata makian itu menyadarkannya. Ia seperti kerasukan sesuatu hingga ia tidak bisa berpikir jernih.

“ji… dengerin baik-baik. Rencana awal kita tuh cuma mau nyulik dia, bikin dia kapok, terus udah.” Kata Boy.

Aji terdiam cukup lama sambil menatap koh Rian yang terikat di kasur. Boy dan Sony agak lega karena berhasil menggagalkan Aji. “terus abis ini mau ngapain?” tanya sony.

Aji tidak menjawab pertanyaan Sony. Ekspresi wajahnya seperti mencerminkan bahwa ia juga sebenarnya tidak tahu mau apa ia dengan koh Rian.

“anjir, elu nggak tau mau diapain ni orang?” kata Boy dari belakang. Lagi-lagi Aji hanya duduk diam dan terus memperhatikan tubuh putih koh Rian yang meliuk-liuk. Tanganya terikat, sehingga menampilkan ketiaknya yang tidak ditumbuhi bulu-bulu, serta kakinya yang dibiarkan bebas menendang ke segala arah.

Ini semua berawal dari bagaimana Aji membiarkan isterinya berolahraga di gym. Aji memiliki seorang isteri yang ia nikahi 8 tahun lalu. Kebebasan adalah hal yang mereka sepakati setelah mereka mengucap janji suci pernikahan, mereka saling percaya satu sama lain karena selama masa-masa pacaran saat mereka kuliah, Aji begitu setia terhadap Sonya, isterinya. Ia berjuang mati-matian agar bisa mendapatkan Sonya, sang primadona kampus dengan berusaha agar bisa selalu dekat denganya. Tak jauh berbeda dengan Sonya, Aji juga merupakan mahasiswa yang terkenal pintar dikalangan dosen, dan populer karena aktif di kegiatan kemahasiswaan di kalangan sesama. Adik hingga kakak tingkat berlomba-lomba mencuri perhatian Aji, namun tidak berhasil. Mereka bahkan disebut sebagai pasangan yang serasi saat akhirnya Aji membuka terlebih dahulu hubungan mereka ke publik kampus. Suka duka dalam menjalani hubungan Aji tempuh demi bisa sepenuhnya memiliki Sonya, karena Aji yakin bahwa Sonya lah jodoh yang Tuhan berikan padanya.

Aktifitas Sonya baik dikampus maupun diluar sekedar menjadi tontonan bagi Aji. Ia percaya bahwa Sonya juga cinta mati padanya sehingga ia membiarkan Sonya melakukan apa yang ia mau. Bahkan setelah pernikahan, Aji mengikuti semua kemauan Sonya mulai dari jalan-jalan keluar negeri dan dalam negeri, menjadi wanita karir dan menyewa pembantu, sampai membuka usaha butik. Senyum yang Sonya berikan saat semua keinginannya terpenuhi membuat Aji ikut bahagia, apapun akan dilakukan oleh Aji asalkan Sonya senang, bahkan ketika ia meminta untuk membuka membership disebuah gym.

Koh Rian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang