Koh Rian

Koh Rian III

Akses full ada di karyakarsa

Nama author: musclebottom

Seminggu yang ditunggu-tunggu telah berlalu dan akhirnya hari ini tiba. Koh Rian telah mengikuti semua yang diperintahkan oleh Aji. Tidak hanya jadwal yang dikosongkan oleh koh Rian, Aji juga meminta agar koh Rian datang ke gym saat gym akan tutup. Koh Rian sempat bingung kenapa ia harus melatih Aji saat gym tutup, namun ketika ia menanyakan alasan itu, Aji malah membentaknya dan kembali mengancam akan memberikan hal buruk baginya.

Debaran jantung yang tak karuan menghantam dadanya sejak pagi saat ia bangun. Ia merasa begitu bersemangat hari ini karena akan bertemu dengan Aji. Akibat dikocok oleh Aji, koh Rian akhirnya menemukan kembali kenikmatan yang selama ini ia rindukan. Catatan yang Aji berikan adalah membawa perlengkapan gym yang biasa koh Rian bawa, lalu minuman protein tinggi. Aji menyuruh agar koh Rian melatih otot seluruh tubuhnya sejak pagi. Diakhir catatannya, koh Ran tidak boleh bermasturbasi selama seminggu.

Selama ia melatih otot-ototnya, ia kesulitan bergerak karena penisnya yang tidak bisa terkontrol. Tonjolan diselangkangannya sampai membuat orang-orang disekitar tidak fokus, baik pria maupun wanita.

“woy koh… ” sapa seorang trainer berbadan besar sambil menepuk bahunya.

“eh… hai bro” balas koh Rian.

“makin mantep aja badannya” kata trainer itu sambil mengusap-usap bahunya. Sontak koh Rian kaget, bukan karena tepukan bahu atau panggilan mendadak dari trainer itu, tapi karena usapan dari tangan kasarnya. Koh Rian biasanya akan mengamuk seperti orang gila jika ada seorang pria yang mencoba menyentuh tubuhnya, bahkan untuk kalangan temannya sendiri di gym. Koh Rian terkenal akan ketidaksukaannya terhadap orang-orang penyuka sesama jenis, sehingga segala bentuk gerakan mencurigakan yang merujuk pada sentuhan-sentuhan nakal akan langsung membuatnya berang. Beberapa member yang membooking koh Rian sebagai personal trainernya berlaku tidak senonoh dan suka menggodanya, mengakibatkan mereka diblacklist langsung oleh pihak gym karena keluhan dari koh Rian.

Tapi sejak kejadiannya bersama dengan Aji, semuanya berubah. Respon tubuhnya terhadap sentuhan kecil dari seorang pria langsung membuatnya merinding. Awal-awalnya ada konflik internal yang dialami oleh koh Rian, tubuhnya nampak begitu menikmati saat salah satu member gym yang tidak sengaja menyentuh dadanya. Namun logikanya terus berusaha menyadarkan bahwa ia tidak boleh menikmati hal ini karena tidak masuk di akal. Berangsur-angsur logikanya kalah akibat dorongan hasrat dari tubuhnya yang makin hari makin besar terhadap rangsangan seorang pria. Puncaknya adalah ketika Aji mengocok penisnya di parkiran. Kal ini logikanya hanya bisa menuruti hasrat sehingga semua persyaratan yang diberikan oleh Aji, diikuti koh Rian.

Trainer itu berusaha menggoda koh Rian dengan mengusap-usap bagian tubuhnya, berharap koh Rian bisa marah. Pergaulan mereka membuat masing-masing paham akan sifat dan karakter sehingga bercanda dengan menggunakan kelemahan sesama merupakan hal yang biasa untuk mengungkapkan lelucon. “he… he… he… ” koh Rian hanya bisa tersenyum membalas tangan usil trainer itu. Dalam dirinya, ia berusaha menenangkan diri akan tidak terpancing. Penisnya sudah mulai mengeras dibalik celana trainingnya sehingga ia harus mengontrol diri agar tidak ketahuan.

“wah… nggak marah nih dipegang-pegang?” kata trainer itu bercanda. Koh Rian hanya tersenyum sambil berdiri tegang dan menggeleng kepalanya. Ia tidak mencoba menepis atau menghindari usapan tangan, membuat trainer itu sedikit penasaran. Tidak biasanya ia begitu, tuturnya dalam hati.

“yaudah kalo digrepe-grepe? Mau?” tangan trainer itu malah mulai meraba dadanya. Ia merasakan detak jantung di dada koh Rian yang berdebar kencang sehingga membuat ia agak bingung. “hmm…” desah koh Rian yang hanya diam mematung. Tangannya bergerak, namun bukan untuk menepis tangan temannya itu, namun malah menarik keluar bajunya hingga terjuntai bebas menggantung. Rupanya koh Rian sedang berusaha menutupi penisnya yang tegang akibat usapan tangan trainer itu.