Koh Rian

Koh Rian IV

Akses full ada di karyakarsa

Nama author: musclebottom

Setelah selesai berpakaian, Mereka keluar dari gym itu dengan Aji yang mengunci pintu kaca. Koh Rian agak was-was karena situasi mall yang sudah gelap dan tidak berpenghuni. Mereka kemudian berjalan menyusuri koridor mall dengan menyalakan flashlight hp masing-masing.

“m-mas…” panggil koh Rian kikuk.

“hmm…” balas Aji seadanya.

“k-kita nggak bakal ketahuan nih?” tanya koh Rian sedikit khawatir.

“enggak” jawab Aji singkat. Meskipun agak kurang percaya, akhirnya koh Rian meyakinkan hatinya bahwa semua bakal baik-baik saja, tidak ada hal buruk yang bakkal terjadi. Mereka sudah sampai di pintu keluar yang terhubung menuju ke parkiran. Kaki koh Rian terhenti saat melihat ada security yang menjaga disitu, tatapan mereka tepat bertemu “aduh…” gumamnya sangat pelan. Koh Rian yang panih tidak bisa kemana-mana. Malah Aji dengan santai menghampiri security itu, dengan senyumnya, ia melemparkan gulungan uang ke aarah security itu. Gulungan uang itu ditangkap dengan sangat baik oleh security, lalu ia memberikan senyum balik pada Aji. Aji mendorong pintu itu keluar lalu menunggu koh Rian yang sempat terdiam. Bagai anak kecil yang ketahuan mencuri, koh Rian takut-takutan berjalan ke arah security itu. Ia bahkan tidak mau melihat wajahnya. Setelah berada di parkiran, mereka berpisah.

“kirim nomor rekening lu ke gue” perintah Aji. Koh Rian tertegun dengan kalimat Aji.

“n-nomor rek…” tanya koh Rian yang langsung di potong oleh Aji. “iya nomor rekening, kirim di wa… skarang…!”

Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengambil hpnya. Koh Rian mengkopi paste nomor rekening yang ia simpan dalam catatan ke chat, lalu mengirim ke Aji.

*kring

Setelah pesan itu terkirim, Aji mengetikkan sesuatu di hpnya. Kurang dari semenit, sebuah notifikasi masuk ke dalam hpnya koh Rian. Pesan M-Banking tertera di layar hpnya, sedikit bingung, koh Rian lalu membuka notifikasi itu. Ada uang yang masuk ke dalam rekeningnya berjumlah 5.000.000, matanya yang menyipit seketika melotot. Perasaan senang pasti ada, namun ada juga perasaan bingung dan curiga karena tiba-tiba ia mendapatkan transferan dari nasabah bernama Aji Saputro.

“m-mas, ini dari mas?” tanya koh Rian.

“iya…” katanya menatap koh Rian dengan tatapan dingin. “… nurut aja sama saya, nanti saya kasih hadiah” katanya menutup percakapan lalu beranjak pergi ke arah mobilnya. Koh Rian yang tak mampu berkata-kata hanya bisa tersenyum sambil memukul-mukul udara akibat rasa bahagia karena mendapatkan uang. Ia lalu bergegas menuju ke motornya dan pergi menyusuri jalan sampai ia bisa keluar dari mall itu. Tanpa koh Rian sadari, ada bayang hitam yang berada diam di tempat yang tidak terlihat, bayang itu seperti sedang mengawasi perpisahan antara Aji dengan koh Rian. Setelah mobil Aji pergi, koni giliran motor koh Rian yang bergerak maju. Bayang itu kemudian masuk ke dalam mobilnya, lalu mengikuti arah dari motor koh Rian.

Disepanjang jalan, koh Rian sempat terpikir dengan uang yang diberikan. Jika ia menerima uang setelah berhubungan badan dengan Aji, dapat dikatakan ia baru saja menjadi seorang pelacur bayaran. Pelacur mendapatkan tempat yang sangat rendah dalam tatanan masyarakat akibat ulah mereka yang menjajakan diri kepada orang-orang yang haus seks. Tentunya koh Rian baru saja mendapatkan titel itu tadi, membuatnya merasa rendah. Tak mau konsentrasinya pecah saat mengemudikan motor, ia berusaha menghilangkan semua pemikiran itu dikepalanya. Gas motor ia tarik hingga ia bisa melaju lebih cepat agar bisa sampai di kosannya.

Sesampainya di kos, koh Rian langsung memarkirkan motornya di pekarangan. Ia cepat-cepat berlari ke dalam gedung bertingkat itu, menaiki tangga, lalu menyusuri lorong hingga ia berada tepat di depan kamar kosnya. Ia membuka pintu itu dengan menancapkan kunci lalu memutar sebanyak 2 kali hingga pintu itu terbuka.