Part Three

48 7 3
                                    

"Serius Ji, kau dijodohkan?" ujar Bomi

Eunji menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Bomi. Dia pasrah dan tidak tau bagaimana membatalkan perjodohan tersebut.

"Lalu apa yang kau lakukan nanti? Kau tidak mungkin diam saja bukan" ujar Bomi

"Aku akan berbicara dengannya nanti" ujar Eunji

"Oke, kalau sudah menemukan jawaban, jangan lupa memberitahu ku"

"Aku tidak berjanji, tapi aku usahakan"

Bomi tidak habis pikir dengan jawaban Eunji. Biasanya anak itu bisa menyelesaikan masalahnya tanpa harus berpikir pusing.

"Kau bekerja sama saja dengan Seokjin" ujar Bomi memberikan saran.

"Apa hubungannya? " ujar Eunji bertanya.

"Kau tidak diberitahu sama Yoongi? " ujar Bomi.

"Dia juga sama seperti mu... Mungkin saja bisa menyelesaikan permasalahan mu"

"Kau jangan bercanda Bom"

"Untuk apa bercanda. Dicoba saja dulu. Kalau tidak mau mengikuti saranku juga tidak apa apa"

....

"Kau menyukainya"

"Tidak, bahkan pertemuan kemarin malam biasa saja menurut ku"

"Dan kau memberitahu orang tua mu kalau kau tidak tertarik menerima perjodohan itu"

"Tidak juga"

"Bagaimana sih, kau sungguh aneh hyung" ujar Yoongi heran dengan kakak tingkatnya yang terlihat biasa saja tidak ada gelisah sama sekali.

"Aku tau apa yang aku lakukan. Jadi kau tidak perlu khawatir" ujar Seokjin.

"Ya terserah kau saja"

"Oh iya, aku mau bermain kerumah Bomi, kau mau ikut tidak?" ujar Yoongi

"Kau sepertinya menyukai Bomi ya"

"Hah, apa maksudmu?"

"Tidak hanya memastikan, karena akhir akhir ini aku perhatikan. Kau selalu memandang Bomi berbeda dengan kau memandang gadis lain"

"Hahahaha, kau ini bicara apa" ujar Yoongi

"Ya kalau memang tidak menyukainya ya tidak masalah berarti kalau temanku lain menembaknya" ujar Seokjin

Seokjin hanya memancing saja, karena setaunya Yoongi sangat perhatian dengan Bomi. Dan perhatian itu tidak seperti umumnya. Seokjin bisa membedakan itu semua. Dan Yoongi hanya berdiam saja dengan pernyataan Seokjin. Dia bingung harus menjawab apa. Dan bagaimanapun dia juga berteman lama dengan Seokjin.

...

"Apa maksudmu" ujar Mark bingung pada map yang diberikan oleh gadis didepannya.

"Kau baca saja dulu, nanti kau akan tau sendiri" ujar Eunji menjelaskan niatan memberikan map yang sudah dipikirkan beberapa hari yang lalu.

Mark membaca kata demi kata, dan baru paham apa maksud dari Eunji yang memberikan map tersebut. "Kau yakin hanya dua bulan untuk melakukan ini semua"

"Kenapa tidak. Lagian itu mutualisme bukan, dan aku yakin kau tidak akan menolaknya, karena kau melakukan ini juga ada kemauannya" ujar Eunji santai

"Maksudmu?"

"Hahahha kau benar tidak mengerti atau pura pura mengerti Tuan Mark"

"Tidak perlu saya menjelaskan detail bukan"

Mark tidak bisa menjawabnya. Sebenarnya Mark ingin sekali bertanya darimana Eunji mengetahui ini semua dalam beberapa hari. Bahkan baru bertemu saja minggu yang lalu. Ini yang membuat Mark bertanya tanya dalam hati.

"Baiklah, kau sepertinya membutuhkan waktu untuk berpikir, akan aku berikan. Jika kau setuju kau bisa mendatangi kantorku. Kalau kau tidak setuju kau bisa menjawab dengan menghubungi ku melalui pesan chat. Kalau gitu aku pergi" ujar Eunji berdiri meninggalkan Caffe.

.....

"Hyung sini, kau lama sekali datangnya" ujar adik bungsu pada kakak sulungnya.

"Untuk apa kau menyuruhku datang disini Taehyung-ah" ujar Seokjin heran dengan adik satu satunya yang menyukai tempat laknat seperti ini untuk menenangkan pikirannya.

"Ayolah hyung, sekali dicoba. Minuman ini tidak akan membuat mu mabuk bukan" ujar Taehyung merayu Seokjin untuk menemaninya.

"Hah, kebiasaanmu Tae, selalu saja habis putus lari ke tempat seperti ini, kapan kau dewasanya Tae" ujar Seokjin mencoba menasehati pelan pelan agar tidak menimbulkan keributan, karena Taehyung sudah setengah mabuk.

"Hyung, apa kurangnya aku... Kenapa Eunha memutuskan ku" ujar Taehyung frustasi

"Berhenti meminumnya lagi Tae, ayo pulang sekarang" ujar Seokjin memapah Taehyung untuk keluar dari tempat tersebut.

Membutuhkan beberapa menit Seokjin membawa Taehyung ke mobilnya. Setelah selesai menaruh Taehyung di bangku kursi di depan dan menutupnya.

Sebelum menyalakan mobilnya, Seokjin mendapatkan telepon dari Yoongi. Dan lalu mengangkatnya "Ada apa Yoon? "

"Hyung kau masih ditempat situ? " ujar Yoongi bertanya

"Eoh, wae?"

"Ah begini hyung aku boleh minta tolong sekalian bawa Eunji pulang ke apartemennya nde"

'Apa Eunji datang ditempat ini juga. Astaga ada apa dengan orang orang, tidak ada tempat lain yang lebih bagus' (batinku)

"Hyung, bagaimana. Mau kan"

"Baiklah, lalu gimana dengan Taehyung?"

"Aku juga disini hyung, sedang mempah Bomi, aku akan membawa mereka berdua ke tempat masing masing apartemen. Sedangkan kau, yang mengantar Eunji, karena apartemennya searah dengan mu agar lebih mudah sampai. Tadi aku mencarimu tidak ketemu, syukurlah kau masih disini hyung. Sekarang kau dimana?"

"Di tempat parkiran... Yaudah aku tutup teleponnya. Ketemuan di tempat parkiran lantai 2"

"Oke hyung"

....

Wife Of DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang