Sesosok laki-laki yang menjadi Cinta pertama anak perempuannya. Ayah, laki-laki yang seharusnya melindungi keluarganya. Ayah, laki-laki yang seharusnya menjadi penopang bagi keluarganya. Tapi sosok ayah bagiku, luka.
Luka besar yang ada didalam hatiku. Sosok laki-laki yang selalu membuatku kecewa. Ayah, bukan Cinta pertamaku, tapi ayah, sakit hati terbesarku.
Karena ayah, aku jadi takut akan semua hal, karena ayah, aku tidak pernah bahagia, karena ayah, mentalku hancur tak tersisa. Ayah, kenapa? Kenapa harus ayah yang jadi luka terbesar, dalam hidup aku? Kenapa ayah yang harus mengecewakan ku? Kenapa ayah yang harus jadi rasa sedihku?
Aku bahkan tidak meminta sebuah keluarga yang harmonis, tidak pula meminta sosok ayah yang hebat, ayah yang kaya raya, ayah yang tampan, ayah yang humoris, seperti ayah-ayah temanku.
Tidak banyak permintaan ku, tapi ayah selalu menyakiti hatiku. Ayah menyakiti semua keluarga ini, ayah, ayah, ayah. Menghancurkan segalanya.
Pertama dalam hidupku berada di titik terendah, saat kehilang adik kecilku. Semua berduka, termasuk ayah. Aku melihatnya untuk pertama kali, ia menangis. Kehilangan jagoan kecilnya, tapi itu hanya beberapa waktu saja.
Satu tahun semuanya berlalu, mamaku masih terus berkabung dalam kesedihannya. Satu tahun pula hidupku sangat menderita. Meski Tuhan telah ambil adikku, tapi Tuhan tidak kunjung menghentikan pertikaian orang tuaku.
Saat itu pula, aku bertanya pada Tuhan, kenapa adik saja yang di suruh pulang? Padahal aku yang sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Luka Ku
Historical Fictionbeberapa kata yang membuat ku meneteskan air mata