Part 1

688 14 0
                                    

Bulan masih terlihat dengan indahnya menempati posisi ternyamannya sebelum sang raja surya mengintip dan mulai mengambil posisinya. ayam pun belum bernyanyi dengan suara merdunya, ya walaupun saya sangat tidak yakin masih ada ayam yang mau bernyanyi ditengah kota seperti ini. lampu-lampu penerang jalan pun masih menyala. sepertinya kehidupan belum dimulai tapi tidak dengan kehidupan dirumah ini, rumah bergaya minimalis dengan sebagian interiornya dominan dengan kayu berwarna coklat dan taman hijau yang cukup luas dan asri, kehidupan sepertinya sudah dimulai dari adzan subuh pertama kali terdengar.

Terlihat 5 orang sedang melaksanakan ibadah solat subuh bersama 

"assalamualaikum wr wb" seorang pria yang menjadi imam tersebut mengucapkan salam dan menolehkan wajanya ke kanan lalu kekiri tanda mereka mengakhiri ibadah mereka. lalu secara bergantian istri dan anak-anak mereka menyalaminya. ya dia adalah papa rizal imam di keluarga kecil ini ia lalu tersenyum menatap istri dan anak-anaknya. tanpa sengaja ia melihat putri kecilnya tertunduk sambil terdengar dengkuran halus, mama uly mengikuti pandangan suaminya lalu menggelengkan kepalanya 

 "ya ampun ily, kalo diajak solat subuh pasti dech kaya gitu", ternyata prilly yang merupakan satu-satunya putri dari pasangan papa rizal dan mama uly sedang tertidur setelah papahnya mengucapkan salam tadi. Tanpa basa basi sebuah tangan kekar menoyor kepala prilly hingga prilly tersungkur. 

"adaaaaaww,,," prilly langsung tersadar dari tidurnya sambil meringis, tanpa perlu melihat dia tau ini adalah ulah kakaknya yang paling kejam siapa lagi kalo bukan kak Revan, kakak pertamanya ini memang sangat dingin dan kejam menurut sebagian besar perempuan tp tentu saja tidak kepada prilly hanya saja dia satu-satunya orang yg berani menghukum prilly tanpa ragu. 

 "pah,,tu liat tu ka revan kelakuannya, kejam" prilly langsung bangkit dan menuju pangkuan papahnya. 

 "gitu tu pah kelakuan putri kecil papah, manja gak inget umur, solat malah tidur" ucap revan mengejek adiknya itu  

"gue solat keles, gue ampe salam ko, cuma pas bedoa mata gue berat banget, bener kok pah" ucap prilly pada kakanya lalu menunjukan puppy eyesnya pada sang papah. 

"boong tu pah, lo liat sendiri kan ja?" revan kembali mengintimidasi tapi kali ini ia meminta persetujuan adiknya yg paling kecil, 

 "mhmm..." raja hanya menggumam kecil membuat semua orang menolehkan kepalanya kearah raja tapi yg terjadi revan, prilly dan papah rizal sama-sama bengong dan mebelalakan matanya karna ternyata raja juga sedang tertidur pulas dipangkuan mamah uly seperti bayi, mamah uly hanya menggerakan bahunya tanda menyerah dengan kelakuan putra-putrinya lalu semuanya pun tertawa.

***

Sedangkan di tempat yg berbeda seorang pemuda tampan dengan sorot matanya yang tajam seperti elang, alis hitam tebalnya yg jelas, wajahnya yg bersih dan badannya yg tegap terlihat khusyuk mengadahkan tangannya untuk berdoa setelah sebelumnya dia menjadi imam untuk bunda tercintanya dan kakak perempuan semata wayangnya. 

doa yang iya panjatkan terasa sangat berat dan panjang hingga membuat dadanya bergemuruh dan bahunya bergetar tanpa ia bisa tahan hingga akhirnya sebuah tangan penuh kasih sayang mengusapnya memberikan ketenangan membuat pemuda tampan itu menoleh dan tersenyum lalu mengambil tangan tersebut dan menciumnya. ya itu adalah tangan bunda resi bunda tercintanya yang menjadi satu-satunya alasan dia untuk kuat dan terus menjalani kehidupannya. 

 "sudah, jangan terus dipendam, lepaskanlah bebanmu nak ini sudah sekian taun lamanya" ucap bunda resi penuh perhatian 

"ali gak papa bunda cuma terlalu khusyuk aja berdoanya" ali mencoba menenangkan bundanya "mending ali berdoa yang banyak kan bunda daripada kaia abis solat kok main hp" ali mengarahkan pandangannya pada sang kakak. 

VersprechenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang