Hari itu hanya hari yang biasa saat Doyum mengajak Shihyun ke rumahnya untuk menyelesaikan proyek mereka. Saat itu keadaan rumah sepi seperti biasa, karena Junhui dan Myeongho sedang bekerja sedangkan Jay pergi ke kampus.
"Gimana nih, Kak? Udah bagus kan?" tanya Doyum sembari menyetel lagu yang hampir selesai itu dari laptopnya.
Shihyun hanya mendengarkan sembari mengetuk-ngetuk jarinya menikmati irama. Hingga pada pertengahan ia berhenti dan menekan tombol pause.
"Bentar deh, kayaknya masih kurang."
Shihyun mengambil alih laptop Doyum dan mengotak-atik sesuatu di sana.
"Eum... masih banyak ya kurangnya? Apa perlu rekaman lagi?" tanya Doyum.
"Nggak usah, tinggal edit dikit lagi aja."
Doyum hanya ber-oh pendek lalu berselonjor sembari mengipas-ngipas pakaiannya.
"Panas banget betewe. Gue bikinin es sirup ya, Kak?" kata Doyum sembari bangkit berdiri.
"Gue biasa aja sih perasaan ga panas-panas amat, tapi boleh deh," jawab Shihyun tanpa mengalihkan fokus.
Doyum pun keluar menuju dapur untuk membuatkan es sirup. Namun setelah beberapa menit berlalu, anak itu belum kembali. Hingga...
BRAAAAK!
Shihyun mendengar bunyi benda jatuh dari arah luar. Karena ia juga tahu tak ada siapapun di rumah itu, ia pun berinisiatif keluar dari kamar Doyum untuk memastikan.
"ASTAGA! DOYUM LO KENAPA??!"
Doyum yang terlihat lemas, terduduk diantara tumpahan air sirup, es, dan gelas yang untungnya plastik. Shihyun pun dengan sigap membantunya berdiri dan memapahnya.
"Lo kenapa? Sakit?"
"Nggak tau kak, tiba-tiba gue pusing, lemes, terus badan gue panas banget."
Shihyun memegang dahi Doyum sebentar dan ternyata memang sangat panas. Ia pun terus memapah adik tingkatnya itu hingga sampai di kamarnya dan membaringkannya di tempat tidur.
"Haaaah panas. Kak boleh tolong dinginin lagi nggak AC-nya? Panas banget gue nggak kuat."
Tak lama setelah Doyum berkata begitu, tiba-tiba suatu aroma vanila yang manis menguar yang membuat Shihyun langsung menutup hidung. Aroma itu manis tapi tidak nyaman di indra penciuman Shihyun. Tunggu... Apakah itu artinya...
"Turunin lagi suhunya, masih kurang," kata Doyum.
Shihyun yang masih menutup hidungnya menatap Doyum tak percaya. Ia juga kembali meletakkan remot AC itu di nakas.
"Ini udah paling dingin, Yum."
"Tapi masih panas, Kak. Ini gue kena demam kah? Tapi demam apaan kok gini banget? Terus kenapa Lo tutup idung begitu?"
"Lo nggak demam, tapi Lo lagi heat. Gue tutup hidung karena feromon lo bau banget dan gue nggak suka baunya," jelas Shihyun.
"G-gue heat??? Itu artinya gue omega dong?!"
Shihyun merotasikan bola matanya malas lalu mencari-cari sesuatu di tasnya. Tapi sesuatu itu tidak ia temukan membuatnya menjambak rambut frustasi.
"Ah sial obat gue juga pake ketinggalan segala!"
"Kak..."
Doyum juga mulai merintih dan matanya memerah, yang menandakan kesadarannya yang semakin menipis. Membuat Shihyun panik tentu aja.
"AAAAAARRRRGGGGHHH!"
Kini Doyum mulai mengerang. Ia juga tiba-tiba berdiri dengan posisi seperti siap menyerang dengan iris mata yang sepenuhnya berubah menjadi merah. Mencari aman, Shihyun pun berlari keluar dan mengunci pintu kamar Doyum dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Pinus (i-land x under 19)
Short Story19 tahun yang lalu di sebuah rumah sakit... "Sayang anak kita kembar?!" "Iya!" "Kok beda?" "Gapapa, adil. Satunya mirip kamu, satunya mirip aku" Dan dari situlah kisah ajaib dimulai, antara sepasang kembar non-identik, bersama orang-orang yang m...