05💋

1K 37 5
                                    

“Geovano hentikan!”

Menghiraukan perkataan Deira, pria itu terus sibuk melanjutkan kegiatannya, meninggalkan beberapa tanda kissmark dari leher hingga belahan dua gunung milik Deira.

Pada akhirnya, Deira mendorong Geovano dengan keras, setelah berhasil menjauh dari pria itu dirinya langsung mengundurkan diri menarik selimut mencoba menutupi dua gunung besar yang terpampang jelas dihadapkan Geovano.

Geovano pun melangkah mundur terkejut dengan apa yang dia lakukan pada gadis polos itu. mengacak rambut dan menampar wajahnya menyesali.

“KAU BODOH! KAU BODOH! KAU BODOHH!!”

Deira sangat ketakutan, tubuhnya gemetar, matanya seketika terbuka lebar melihat tingkah Geovano yang mendadak berubah menjadi aneh seperti itu.

Geovano sudah seperti orang gila, berjalan kesana kemari, memukul dadanya, menampar wajahnya penuh penyesalan, bahkan dia hampir menitikkan air mata.

Melirik Deira, kini tubuh Deira dibuatnya kembali tambah gemetar. “Ka-kamu tak apa?”

Geovano membelai wajah Deira, membuat pergerakan Deira tambah ketakutan, dirinya sangat syok, ini pertama kali dirinya merasakan hal ini tapi herannya dia sedikit menikmati.

“Hei hei... jangan takut padaku Deira. aku tak akan menyentuhmu lagi. aku tak akan merusak tubuh gadis kesayanganku.”

“A-aku tadi khilaf. Maafkan aku...”

“A-aku sangat takut kehilanganmu Deira...”

“Kumohon maafkan aku...”

“Tolong jangan takut padaku..”

Deira tak mengeluarkan suara apapun, dia terlanjur takut dengan sisi lain seorang Geovano.

“Jawab aku Deira...”

“Aku tak akan menyentuhmu sebelum kau sendiri yang memberikanku izin...”

“I-iya.”

Mendapati jawaban itu, Geovano pun cepat-cepat keluar dari kamarnya. disitu akhirnya Deira dapat bernapas lega.

“A-aku kenapa ketakutan sih?”

“Mau bagaimana pun, sekarang pria brengsek itu adalah suamiku.” lirihnya pasrah.

¶¶¶

Berjalan turun, rumah besar nan mewah milik tuan Geovano kini sudah menjadi milik Deira juga. dia mencari makanan di dapur dirinya disambut ramah pembantu dirumah itu.

“Wah, nyonya sudah bangun rupanya.” ujarnya itung-itung sambil menyapa.

Namanya Lusi, orang-orang dirumah biasa memanggil dirinya Mbok Lusi atau si Mbok. Si Mbok ini sudah bekerja puluhan tahun di rumah Geovano, katanya dia tahu perkembangan Geovano dari kecil hingga dewasa. bahkan tau segala cerita tentang kisah orang-orang dirumah ini.

“Ahaha, iya.”

Deira duduk di kursi dapur, memperhatikan tiap sudut ruangan yang mewah beda sekali dengan rumahnya yang sempit. mungkin jika dilihat-lihat lebih teliti, ukuran dapur sudah sama seperti ukuran seluruh keliling rumahnya.

Mbok Lusi melangkah ke tempat cuci piring, disana piring-piring kotor sudah menumpuk. sembari itu mbok Lusi mencoba beradaptasi dengan nyonya barunya.

“Kenalin, mbok namanya Lusi, panggil aja si Mbok. Mbok disini bekerja sudah puluhan tahun nyonya. Hehe.”

Mbok Lusi ini sangat ramah, saking ramahnya berhasil membuat Deira tersenyum hangat setelah kian lamanya dia terpuruk tak dalam penjara syurga Geovano apalagi selepas kejadian semalam.

GEOVANO : POSSESSIVE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang