02💋

1.7K 69 3
                                    

Gadis itu terbangun kala seorang pelayan membuka khorden membiarkan cahaya pagi masuk kedalam ruangan.

Gadis itu benar-benar tak sadarkan diri, apa sebenarnya yang terjadi padanya semalam? dan, dirinya sekarang sedang berada dimana? kemana pria-pria berpakaian hitam itu pergi? pertanyaan-pertanyaan gila itu semakin menghantui dirinya.

“Augh!”

gadis itu berdesis ketika merasakan sakit dikepalanya.

Pelayan berseragam sangat ramah ditempat itu, mereka membawakan senampan sajian sarapan untuk gadisnya Geovano yang tengah duduk di ranjang.

“Silahkan sarapannya, nona.” ucapnya yang hanya dibalas senyuman oleh gadis itu.

Ini sudah tidak beres, aku harus segera pergi dari tempat aneh ini. gumamnya dengan wajah polosnya.

Seseorang muncul dari balik pintu sambil terkekeh. yah, siapa lagi kalau bukan Geovano?

“Kamu tidak akan pernah bisa keluar dari tempat ini, kecuali mendapatkan izin dariku.”

Alis gadis itu menyatu. “Ka-kamu orang yang kemarin kan? Kamu membawaku dimana ini? izinkan aku untuk pulang tuan.”

Geovano segera mengambil posisi duduk didepan gadisnya, kemudian dengan antusias  langsung mengusap anak rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu.

“Kau terlihat sangat cantik Deira.” pujinya.

Deira Yolanda, itu namanya. gadis polos yang hanya memikirkan soal sekolah, sekolah dan uang. Ya, sungguh malang nasip gadis ini. ayahnya meninggal kala dirinya masih didalam kandungan, bapaknya hanya meninggalkan jejak hutang dimana-mana.

Tangan kanan Deira menggumpal, rasanya ingin sekali dirinya menampar pria yang ada dihadapannya saat ini. berani-beraninya dia menyentuhnya tanpa izin. namun disisi lain, dia tau risiko apa yang akan terjadi jika dia berhasil melakukan hal konyol itu.

“Deira Yolanda...”

Geovano bangkit, melangkahkan kaki perlahan, berjalan dengan arogant, sembari membuka jas hitam yang dikenakannya.

“Kau hanya milikku sekarang!” lanjutnya.

Tatapan Deira tiba-tiba menjadi panik dan takut.
Apa lagi yang akan orang ini lakukan padaku? aku takut. gumamnya dalam hati.

Deira bangun dari duduknya, dirinya sangat takut kala Geovano mulai membuka jasnya tadi. alasan paling ampuh saat ini ialah pergi ke toilet.

“Hei, mau kemana de?”

“A-aku mau ke toilet.”

“Baiklah. mau kutemani?

Gila! cetus Deira dalam hati.

“Tidak perlu, makasi.”

¶¶¶

Sekarang menunjukkan pukul satu malam. malam kedua dirinya berada di penjara syurga ini. Deira sangat cemas akan keadaan ibu dan adik laki-laki angkatnya.

“Aku sangat muak berada di ruangan ini!” decaknya menghempas selimut dan bangkit.

“Aghh! Aku tak bisa tidur dengan nyenyak semenjak berada disini. apa kabar dengan ibu sekarang? aku rindu padanya, ingin menelfon, tapi ponselku diambil oleh om brengsek itu.”

Deira berjalan menuju rooftop, langkahnya berhenti kala sampai diujung pagar. Deira menghela napas, matanya mulai berair.

“Andai saja ada pangeran datang kemudian menyelamatkanku, pasti seru... hufftt...” gumamnya menghela napas.

GEOVANO : POSSESSIVE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang