Pintu kamar terbuka dengan tidak sabaran, seorang pria dengan jas yang disampirkan di lengannya menjadi pemandangan yang dilihat sang istri saat sang suami membuka pintu.
Nafas pria itu sedikit tersengal karena berlarian dari lantai dasar, perlahan namun tegas langkah sang suami mendekat pada sang istri yang duduk dengan novel dipangkuan nya.
"Pulang cepat, kenapa?" Tanyanya sambil menutup novelnya setelah menandai sampai mana ia membaca.
Yang ditanya hanya tersenyum, lalu duduk di sebelah sang istri. Ia menarik pelan kepala sang istri agar bersandar di dadanya, ia bersandar pada sandaran ranjang mereka.
"Mama bilang kamu ngidam tadi, kamu mau apa?" Tanyanya lembut, ia mengelus rambut panjang sang istri.
Mendengar itu binar cerah terlihat saat sang suami selesai bertanya. Ia tersenyum manis sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit, diikuti sang suami yang menimpa punggung tangan sang istri dan ikut mengelus perutnya.
"Iya, tapi... Kalau kamu keberatan juga ga masalah kok-"
"Apapun untuk kamu, aku lakukan" sela sang suami cepat, membuat sang istri tersipu malu.
"Uhm, waktu itu kamu pernah ajak aku ke tempat proyek papa buat lihat lahan yang akan dibuat perumahan. Nah, pas kita lewat aku sempat lihat panti asuhan disana. Aku mau kesana, boleh?" Tanyanya penuh harap.
Dalam hatinya sang suami menolak keras, ia tak ingin sang istri pergi kesana. Tapi, binar mata itu membuatnya tak tega jika mengatakan 'tidak' pada sang istri.
"Boleh, kita akan kesana besok. Lebih baik kita turun, kamu belum makan malam kata mama"
💒💒💒
Note:
Chapter pembuka!!
Semoga suka sama alur yang dibuat><Call me Rin!!
15 y.o
Masih pemula, bisa koreksi kalau ada salahMakasih sudah mau mampir, support kalian terhadap cerita ini akan jadi alasan keberlangsungan update rajinnya atau tidak(。•̀ᴗ-)✧
Ga vote or follow? Ga masalah, tapi bisa kan kalau hanya sekedar beri komentar? Terimakasih sebelumnya(◡ ω ◡)
KAMU SEDANG MEMBACA
Orphanage
Mystery / ThrillerSepasang suami istri dari keluarga pengusaha kaya itu sedang berbahagia atas kehamilan pertama sang istri, usianya sudah tiga bulan. Sampai sang istri mulai mengidam, tidak sulit dan cukup mudah sebenarnya. Sang istri hanya meminta untuk bisa berku...