01

250 17 2
                                    

Senyum terus mengembang dari bibirnya, membuat sang suami ikut tersenyum melihatnya. Sebuah perasaan aneh hinggap sejak permintaan sang istri tentang acara mengidam pertamanya.

"Seneng banget, hm?" Tanyanya, sang istri mengalihkan pandangannya dari jalanan pada suami tampannya.

Mendengar itu sang istri mengangguk semangat. "Iya, rasanya lain. Mungkin karena permintaan baby" jawabnya riang.

"Sekarang sudah pukul 7 pagi, kata orang suruhan ku panti itu buka jam 8. Janji hanya sampai sore? Aku akan meminta supir untuk menjemput mu, akan ada beberapa orang juga yang akan ku suruh untuk menjagamu disana" jelas sang suami pada istrinya yang dibalas anggukan paham.

Beberapa mobil dibelakang mengikuti mobil yang keduanya kendarai, satu mobil supir untuk istrinya dan satu lagi adalah mobil yang berisi 3 orang untuk menjaga istrinya.

Perjalanan tak terlalu jauh, hanya memakan waktu 2 jam untuk mereka sampai di tempat tujuan. Keduanya sampai di pekarangan sempit tersebut, beberapa anak mulai berkumpul saat melihat ada tamu yang datang.

Ibu panti keluar dengan tergesa saat mendengar suara mesin mobil, ia memerintahkan anak-anaknya agar berdiri dengan rapi untuk menyambut tamu yang datang.

"Selamat pagi nyonya" sapa sang pemilik panti ramah, yang dibalas senyuman manis dan ucapan selamat pagi kembali.

"Anak-anak disini lucu dan imut sekali" ucapnya saat melihat anak-anak manis dihadapan, tanpa sadar dia mengelus lembut perutnya.

Sang pemilik panti tersenyum, kemudian memberi ruang pada sepasang suami istri tersebut untuk masuk. Beberapa penjaga menunggu diluar, jaga-jaga jika ada yang mengganggu tuan maupun nyonya mereka.

Keduanya duduk dengan nyaman si sofa yang sudah nampak usang tersebut, didepannya ada meja kayu beserta beberapa bunga mawar putih yang diletakkan pas sebuah vas keramik.

Para anak-anak bermain di ruang yang tak jauh dari ruang tamu, sedangkan sang pemilik panti pergi ke dapur untuk membuat minum.

Matanya memperhatikan setiap sudut ruangan, semuanya terlihat seperti barang-barang lama namun masih bagus. Dilihatnya beberapa foto yang menggantung di dinding.

Tidak banyak foto disana, beberapa foto sudah menguning karena termakan usia. 1 foto dikenalinya, itu foto anak-anak tadi. Tapi ada yang berbeda, dari segi jumlah anak-anak difoto itu lebih banyak dari pada tadi. Mungkin sudah diadopsi.

Ah! Ternyata ada satu lagi perbedaannya, difoto itu ada 2 orang dewasa yang satunya ia kenali. Yang lebih muda adalah pemilik panti, dan yang satu lagi... Ia tak tau siapa. Umurnya terlihat lebih tua dan postur tubuhnya lebih tinggi, senyum lebar itu membuatnya semakin bingung. Siapa wanita itu?

Tak lama sang pemilik panti kembali dengan nampan yang berisi dua gelas air sirup dan beberapa kue kering. Senyum yang terpatri di bibirnya sangat mirip dengan yang berada di foto.

"Terimakasih, jadi merepotkan" ucapnya tak enak, yang di ajak bicara hanya terkekeh.

"Tak apa, jangan sungkan. Sudah lama rasanya ada yang kembali berkunjung kesini, aku merasa bersemangat saat menyambut mu" balasnya, lalu ia ikut duduk di sofa singel nya.

Sang suami yang merasa aman-aman saja saat memperhatikan sang pemilik panti pun menghela nafas, ia harus kembali bekerja.

"Baiklah, aku titipkan istrimu padamu. Aku harus kembali bekerja, aku percayakan dia padamu" ucapnya pada sang pemilik panti, mendengar itu sang pemilik panti tersenyum dan mengangguk.

"Kau bisa mempercayakannya padaku, tenang saja tuan" senyumnya kian lebar, hari ini akan menyenangkan.

💒💒💒

Note:

Chapter pertama!
Semoga suka, terimakasih sudah mampir~

Rin harap cerita ini bisa menemani malam kalian semua readers^^

OrphanageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang