Hidup itu perjuangan

8 0 0
                                    

Siapa yang tidak ingin memiliki pekerjaan impian setelah lulus kuliah.  Bagi Cherry, bekerja adalah hal yang utama dilakukan bahkan sebelum lulus kuliah. Bukan hanya untuk mendapatkan uang sendiri, tetapi juga untuk membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia tidak merepotkan. Naik turun bis kota, melamar dan wawancara pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan keringat yang mengalir dari keningnya. Sampai akhirnya ia mendapatkan pekerjaan pertamanya disebuah perusahaan ekspor impor. Dan ia menjalaninya selama 2 tahun sebagai Customer Service. Dari yang awalnya berangkat ke kantor jam 6 pagi menunggu bis kota, 2 kali ganti kendaraan umum dan jalan kaki sejauh kurang lebih 2 kilometer dilaluinya tanpa keluh kesah. Setelah 2 tahun, akhirnya ia mendapatkan motor pertamanya dari hasil keringatnya.
Tetapi manusia selalu merasa ingin lebih. Cherry merasa di perusahaan itu ia tidak bisa mengembangkan diri. Beberapa kali ia melamar di tempat lain. Sampai akhirnya ia berhasil dipanggil  untuk wawancara di sebuah perusahaan asing. Tidak lama kemudian, ia diterima bekerja di perusahaan itu dengan jabatan yang sama, tetapi mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus. Penghasilannya pun naik 2 kali lipat. Dan ia sangat menikmati pekerjaannya. Dengan penghasilan yang meningkat, gaya hidupnya sedikit berubah. Motor digantikan mobil, baju-baju branded, kebiasaan baru memesan avocado coffee kesukaannya.

"Aku akan pergi meninggalkan perusahaan ini dan membawa seluruh team-ku," ucap Doni, atasannya. Cherry hanya terdiam. Dia tahu, selama ini Doni tidak menyukai Nathan, ceo perusahaan. Tetapi bukan berarti dia bisa seperti itu terhadapnya.
"Kamu ikut atau tidak ikut itu terserah kamu, keputusanmu. Yang jelas aku tidak pernah membencimu." Doni menatapnya dalam. Ia sudah bekerja sama dengan Doni selama 14 tahun di perusahaan ini dan tiba-tiba saja ia dihadapkan persoalan ini. Ia tahu, jika Doni pergi dan mendirikan perusahaan baru, semua pelanggan akan mengikutinya. Dan perusahaan ini tidak bisa bertahan.
"Cherry, jangan sampai kamu menyesal. Nathan hendak menjual perusahaan ini karena kantor pusat di Jerman telah bangkrut! Aku harus bicara apa lagi supaya kamu mengerti?" Teriak Doni.

Begitulah, sejak Doni membuat keputusan, pertengkaran demi pertengkaran dia lalui. Cherry mengerti, Doni orang baik, begitu juga dengan istri dan keluarganya. Tetapi bukankah orang baik tidak berbuat hal curang seperti itu?
"Kamu bicara curang? Kamu pikir apa yang Nathan lakukan tidak mencurangi karyawannya?" Ujar Doni.
"Dia owner perusahaan ini Doni, hak dia mau dibawa kemana perusahaan ini karena kita karyawannya, sedangkan apa yang kamu lakukan itu salah!" balas Cherry.
"Cukup Cher!" Teriak Doni. Sejak saat itu sampai 2 tahun Doni mem-blok nomor Cherry dan semua media sosialnya. Cherry sangat sedih. Setiap hari dia menghibur diri. Belum lagi saat itu dia juga mendapat masalah rumah tangga. Perselisihan terjadi dengan Rangga, suaminya. Waktunya ia habiskan dengan melukis, membuat kue, dan apa saja untuk mengalihkan perhatiannya. Ia semakin sering memesan makanan, tidak ketinggalan juga dengan Avocado coffee, favoritnya. Waktu demi waktu berlalu, ia merasa aneh dengan tubuhnya. Keringat dingin, jantungnya terasa berdegup kencang, dan ia merasa tidak berdaya.
Sore itu diruangan dokter yang memeriksanya, Cherry terbaring lemas. Dokter tidak menemukan tanda-tanda penyakit apapun. Dokter membuka kacamatanya.
"Ceritakan semuanya Bu. Jantung Ibu baik-baik saja meskipun sedikit cepat berdetak. Apa yang sedang dipikirkan saat ini?" Tanya Dokter.
Cherry terdiam dan akhirnya menangis, menumpahkan segala isi hatinya.
"Saya akan memberikan resep obat penenang ya Bu untuk dua minggu. Anda depresi ringan..lihat setelah dua minggu bagaimana.." ucap Dokter.

Dua tahun berlalu. Cherry tidak pernah menghabiskan obat dari dokter. Dia yakin, dia hanya butuh ketenangan, dan dia ingin melepaskan semua beban.
"Nathan, aku ingin berhenti bekerja," tanpa pikir panjang Cherry mengirimkan pesan singkat. Tak berapa lama Nathan menelponnya, memintanya untuk tetap di perusahaan, tetapi keputusan sudah bulat. Cherry ingin memberikan arti baru bagi hidupnya. Ia ingin lebih berarti untuk suami dan anaknya. Ia ingin melakukan hal-hal yang ia cintai seperti melukis atau membuat kue tanpa harus dibebani pekerjaan atau dikejar deadline. Dan ia membenci Bos baru pengganti Doni, yang bernama Sam. Ia tidak suka selalu diganggu sesudah jam kantor.

Akhirnya, Nathan menyetujui kepergian Cherry. Berita cepat tersebar. Doni menghubunginya kembali.
"Orang yang sudah melupakanku, berbuat tidak baik terhadapku, aku tidak bisa menerimanya kembali. Kamu sudah blok nomerku 2 tahun, Don. Aku yakin kamu orang baik, tapi bukan untuk aku. Masalahmu adalah masalah personal

be toughWhere stories live. Discover now