Brother 3

2.4K 215 7
                                    

Mark menembak semua kaki pria-pria itu hingga membuat mereka pincang. Dan mereka sontak melepaskan tubuh Renjun hingga jatuh kelantai.

Tubuh Renjun yang sudah tidak memiliki tenaga terkulai di lantai dengan keadaan mengenaskan. Wajahnya sangat pucat dan darah di kepalanya mulai mem-banyak, belum lagi area selangkangan nya yang juga mengeluarkan cairan merah.

Anak buah Mark yang ber.jumlah cukup banyak menyeret teman-temannya itu keluar hingga menyisakan mereka berlima di dalam, sudah termasuk Renjun.

"Bangun!" Nihil, Renjun tidak menunjukkan pergerakan apapun.

Jaemin mengangkat tubuh ringan itu dan mereka membawa Renjun ke rumah sakit, tetapi sebelum itu mereka memakaikan pakaian untuk Renjun terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah sakit Renjun langsung mendapatkan perawatan intensif.

Haechan mengusap wajahnya kasar. Mereka semua bodoh sehingga ingin meminum minuman yang di bawa oleh Mingyu tadi. Ternyata minuman itu mengandung obat tidur.

Ini benar-benar sial! Adik mereka sudah kehilangan barang yang telah mereka jaga dari dulu, dan itu semua ulah Brengsek Mingyu. Mereka tidak akan memaafkan bajingan itu.

Mereka semua duduk di kursi tunggu yang berada di samping pintu. Sudah beberapa menit dan dokter belum juga keluar.

Dan beberapa menit lagi, dokter keluar dengan beberapa perawat, dokter tersebut mengatakan bahwa luka Renjun yang ada di kepala tidak terlalu parah dan sudah di obati. Dan anal nya mengalami luka di bagian prostat karena mungkin itu terlalu tiba-tiba. Dan pada saat melakukan itu, sang dominan tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga terjadi pembengkakan pada prostat.

Setelah kepergian Dokter. Empat pria itu masuk ke dalam ruangan yang di tempati oleh Renjun. Di dalam sana mereka dapat melihat tubuh yang tengah berbaring dan terlelap damai. Nafas Renjun terlihat seperti tersengal-sengal.

"Bunda injun lelah, sungguh sangat lelah."

"Bertahan sayang, ini belum waktunya bunda membawamu."

"Apa bunda ada di sana? Dimana bunda berada?"

"Ada sayang, bunda ada di sini, di hati Injun. Bunda akan selalu ada di hati, Injun." Wanita cantik berpakaian putih itu tersenyum sangat manis, senyuman itu sangat mirip dengan senyuman milik Renjun.

"Injun tau bunda ada disini, tunjukan wajah bunda hiks Injun rindu, bunda..." Renjun menangis. Ini hanya mimpi tidurnya tetapi terasa sangat nyata.

Ia seperti tidur di sebuah padang rumput, ingin membuka mata namun rasanya kelopak itu sangat berat untuk di angkat. Hembusan angin menerpa wajahnya, sedetik kemudian jemari lentik membelai lembut wajahnya.

"Bunda?"

"Iya, sayang."

"Apa bunda masih di sana?"

"Iya sayang, bunda disini." Perlahan Renjun merasakan kepalanya di angkat dan di letakan di sebuah paha yang di lapisi oleh bantal empuk. Rambutnya di belai dengan penuh kasih sayang dan sedetik kemudian ia merasakan dahinya di kecup dengan sayang dan lembut.

"Buka matamu nak." Pinta wanita cantik itu.

Perlahan pemuda mungil itu membuka matanya, ia menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netra miliknya. Setelah cahayanya fokus, ia dapat melihat wanita yang cantik dan tersenyum melihatnya.

Itu adalah ibunya, wanita cantik bak malaikat yang merawat nya dari lahir hingga ia berumur enam tahun.

"Hiks Injun rindu, bunda...." Lirih pemuda yang sama cantiknya dengan sang ibu.

"Sttt diam nak, jangan menangis." Ucap wanita itu lembut.

"Bunda, Hyung membenci ku." Adu Renjun dengan lirih.

"Mereka menyayangimu." Ujar sang Ibu.

"Tidak bunda, mereka sangat membenciku, mereka memarahiku. Apa aku nakal bunda?"

"Tidak, Renjun anak yang baik." Wanita itu tersenyum.

"Katakan pada Tuhan bunda, ubah sikap mereka. Renjun takut."

"Nanti bunda akan katakan pada Tuhan."

"Atau bawa saja aku bunda."

"Tidak. Bunda hanya akan menemanimu dalam waktu sementara, Renjun cukup disini dan jangan kemana-mana."

Renjun memejamkan matanya.

Mereka terus menatap wajah Renjun yang basah dengan air mata.

"Apa yang ia mimpikan?" Tanya Jaemin pada saudaranya.

"Entah." Balas Jeno.

"Apa dia tertekan?" Tanya Mark.

"Entah juga." Balas Haechan.

"Apa ia terjebak dalam mimpi?" Tanya si sulung.

"Tapi dokter tidak mengatakan itu." Ucap Jeno.


🌻🌻🌻

"Sudah satu Minggu Renjun disini bersama bunda." Ucap pemuda manis itu.

"Apakah disini menyenangkan?"

"Sangat bunda, sehingga aku ingin lebih lama disini."

"Tinggal lah lebih lama, tetapi kau harus pulang jika sudah waktunya."

"Baik bunda. Disini anginnya selalu sejuk jika siang, jika malam anginnya sangat hangat, sehingga tidak membuat aku kedinginan."

"Disini sangat istimewa, dan orang yang ada di sini juga pasti sangat istimewa."

"Apakah banyak orang disini?"

"Banyak sayang, apalagi seperti mu. Mereka bahkan pergi lebih jauh darimu, tetapi mereka punya batas juga."

"Apakah batas ku hanya sampai disini?"

"Tentu saja, karena kau sudah bertemu dengan bunda, bunda adalah batasan mu. Dan bunda tidak mungkin membawamu pergi jauh."

"Apa Hyung merindukan ku?"

Wanita cantik itu terdiam, tetapi ia tetap mempertahankan senyumnya. Ia dapat mendengar suara orang yang ada di sekitar tubuh putranya yang terbaring di ranjang.

"Mereka sangat merindukan mu, nak."

To Be Continue
-Rista

[✓] Brother || Huang Renjun X 00L NCT dream ft Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang