Brother 4 End

3.1K 230 11
                                    

Satu bulan kemudian.

Ke empat bersaudara itu masih saja menunggu adik mereka untuk sadar dari tidur panjangnya. Ada beberapa hal yang mereka sering lihat, anak itu selalu memancarkan senyum kecil di tidurnya. Wajahnya selalu tampak berseri.

Hanya satu pertanyaan. Apa ia senang di dalam mimpinya?

"Bunda, ini sudah satu bulan ya?" Tanya lelaki mungil itu.

"Iya, nak."

"Aku masih enggan untuk kembali." Ucap nya. Ia menunduk. Kini dirinya sedang berada di atas ayunan, dengan sang bunda yang mendorong pelan ayunan itu.

"Pulang lah setelah mereka benar-benar rindu padamu."

"Waktumu disini masih banyak, nak. Kau bisa memakainya sesuka hati."

Renjun tersenyum, ini adalah mimpi terindah bagai kenyataan.

🌻🌻🌻

Satu tahun kemudian....

"Apa kau tidak bosan menutup mata?" Tanya pria itu.

"Kami merindukanmu. Kembali lah, kami mohon." Lirih nya.

Lee Haechan, sejak sepuluh bulan yang lalu, ia tidak pernah absen datang melihat adiknya, begitu juga dengan para saudara nya.

Mereka sering mengajak Renjun bicara, dan mereka selalu menceritakan apa yang mereka alami sehari-hari.

Mereka juga tidak absen untuk memberi Renjun makan lewat selang NGT. Mereka membersihkan Tubun Renjun, merawat adik mereka dengan penuh kasih sayang.

"Renjun-ah, tadi aku memenangkan lomba basket, kau liat ini, aku mendapatkan piala." Haechan tersenyum.

"Kemarin Mark Hyung menang tender, Jaemin Hyung dan Jeno Hyung sudah wisuda bulan lalu. Mereka akan membatu Mark Hyung."

"Aku akan wisuda juga tahun depan." Kata Haechan.

"Pasti saat ini kau kelas sebelas sma ya?"

Haechan meringis saat mengingat, bahwa adiknya ini harus mengulang kelas sepuluh lagi.

"Cepat bangun ya. Hyung akan menyayangimu."

"Nak, sudah waktunya kau pulang. Pengaduan mu pada Tuhan sudah di kabulkan, Tuhan telah mengubah sikap mereka. Mereka menyayangimu, nak."

"Benarkah? Bunda."

Wanita itu tersenyum, sangat cantik.

"Ya, sayang. Kau bisa pulang, mereka sangat menantikan mu."

Tubuh wanita itu tiba-tiba bersinar setelah mengecup dahi anaknya, sedetik kemudian Renjun merasa dirinya seperti berbeda....

Kelopak mata yang sudah lama terpejam itu akhirnya terbuka dengan perlahan.

"Renjun?"

"HYUNG!!!" Haechan berlari ke arah pintu dan menjerit memanggil para saudara nya.

"Ada apa? Chan." Tanya Jaemin.

"Renjun sadar!! Renjun membuka matanya!!" Haechan menangis bahagia.

"Renjun...."

Sementara Renjun, ia masih terdiam menatap dengan pandangan kosong. Kemudian ia menoleh ke arah para Hyung nya.

"Aku bertemu bunda...." Ucap Renjun dengan suara serak.

Ke empat orang itu hanya diam, dan saling pandang.

"Hyung merindukan mu." Lirih Haechan, ia memeluk tubuh Renjun, dan menangis.

"Hyung rindu padaku?" Tanya Renjun. Ia agak kesulitan untuk berbicara sebab selang NGT di masukan lewat mulut nya. Di karenakan, di hidungnya ada selang oksigen.

"Sangat, kami sangat rindu padamu. Jangan tinggalkan kami." Ucap Mark.

Renjun tersenyum. "Tuhan mengabulkan permintaan ku, Hyung." Ia semakin tersenyum, dan membuat para saudara nya bingung.

"Kau berdoa?" Tanya Jeno.

"Tentu. Dan aku mengadukan sifat kalian pada bunda, aku menyuruh bunda untuk mengatakan pada Tuhan. Bahwa, ubah sifat Hyung menjadi menyayangi ku."

Semuanya terkekeh. Penuturan itu terdengar sangat polos di telinga mereka.

"Cepatlah sembuh." Semuanya mengusap kepalanya.

"Maafkan kami." Ucap Mark.

Jaemin menelfon dokter Doyoung untuk datang memeriksa adik mereka. Tak lama kemudian Dr. Doyoung datang.

"Sejak kapan dia sadar?"

"Baru saja." Jawab Jaemin.

Mereka menatap Doyoung yang sedang memeriksa adik mereka. Dokter itu bernafas lega dan tersenyum.

"Ia delapan puluh persen sudah sembuh total. Peralatan nya sudah bisa di lepas besok, hanya berjaga-jaga saja." Ujar Dr. Doyoung.

"Terimakasih."

"Selang di mulut ku bisa di lepaskan saja?"

"Tentu, tetapi selang oksigen besok." Dr. Doyoung membantu Renjun untuk setengah bangun. Ia perlahan membuka plester yang menempel di pipi Renjun. Kemudian menarik perlahan selang tersebut.

"Uweek." Renjun sedikit merasa mual saat merasakan pergerakan dari selang itu.

"Meludah." Titah Dr. Doyoung. Renjun meludah di dalam ember dan disediakan, ia juga berkumur.

"Merasa lebih baik?" Tanya Haechan.

"Iya, hyung." Renjun tersenyum.

"Istirahat lah kembali." Ucap Jeno. Ia mengelus surai adiknya dengan sayang.

"Kami tidak akan mengulangi kesalahan kami, yaitu menyakitimu. Kami berjanji akan selalu menyayangimu, menjagamu, layaknya Huang Renjun."

"Jadi lah Lee jika kau sudah bersama kami."

"Aku menyayangi kalian, hyung. Kumohon jangan menyakiti ku lagi, karena demi Tuhan itu sangat sakit. Doa ku terkabul dan aku sangat bahagia. Aku bertemu bunda dan belajar banyak dengan bunda."

"Aku akan bahagia setelah ini."

"Terimakasih."



-S E L E S A I-


Terimakasih buat yang sudah membaca dan memberikan vote dan komen.

Ini hanya ide yang tiba-tiba lewat di pikiran saya jadi langsung di tulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[✓] Brother || Huang Renjun X 00L NCT dream ft Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang