Seperti Kata Lisa.

88 17 2
                                    

Donghyuk menatap jam tangannya, menunjukkan pukul 09.00 tepat sudah berlalu 45 menit lamanya dan dirinya masih belum mengambil tindakan apapun untuk Lisa.

Ia sungguh bingung sekarang, apa yang harus ia lakukan. Meminta pendapat dari ayahnya beliau malah bilang 'kamu yang harus memutuskan bukan Ayah.' tapi ayah juga bilang 'pikirkan semuanya dengan kepala dingin, lapangkan dada mu nak'

Donghyuk datang memasuki bilik ruangan tempat Lisa berbaring sekarang. Ia duduk tepat di samping bankar istrinya itu. Mulutnya masih sedikit berat untuk bicara setelah perdebatannya dengan Lisa tadi.

"Aku gatau Lisa..." Ucapnya perlahan, "Sulit buat keputusan ini, di sisi lain aku harus relain anak kita dan di sisi lain aku harus relain kamu. Coba kamu liat dari sudut pandang aku Lis, kamu bisa liat gimana linglungnya aku, ibaratnya sekarang ini aku lagi makan buah simalakama tau nggak. kamu kan tau aku sangat mencintai kamu Lis, aku gamau kamu pergi ninggalin aku selamanya."

Lisa tersenyum tipis melihat tingkah laki-lakinya ini, persis sekali seperti anak-anak yang sedang merengek kepada ibunya.

"Kamu pikir aku juga nggak cinta sama kamu, aku buncit gini gara-gara gila sama kamu kalik. Ini," ucapnya menunjuk perut, "yang di dalam sini hasil cinta kita berdua Hyuk, jadi kamu harus milih dia bukan aku lagian dokter bilang kemungkinan kan, bukan pasti. jangan takut lah-"

Donghyuk menggeleng "kemungkinan itu jadi kenyataan gimana? Aku bisa gila kalau kamu beneran pergi."

Lisa meraih tangan Donghyuk, kemudian meletakkannya di atas kepalanya, "Cinta butuh pengorbanan dan maksud dari pengorbanan itu adalah ini Donghyuk," ujarnya menunjuk-nunjuk perutnya, "Janji atas nama cinta kita berdua pilih anak ini, jaga dia dengan baik, didik dia baik-baik. Kalau dia merindukan ibunya sebut saja Nama Ku, Aku pasti datang kedalam mimpinya."

"Kalau kamu sungguh-sungguh cinta mati sama Aku, ayo buktiin cinta kamu itu sekarang. Aku butuh bukti cinta kamu itu." Lisa menyentuh dada Donghyuk.

Mata sipit milik Donghyuk sekarang benar-benar telah bergelinang air mata, perkataan Lisa benar-benar menusuk hulu hatinya.

Ia mengenggam tangan sang istri. "Oke. Aku akan buktiin Cinta ku ke kamu sekarang juga."

***


Pukul 10 lewat 14 menit Bayi Lisa lahir ke dunia, Dapat ia dengar tangisan bayi itu dengan jelas, Seakan seperti sebuah nyanyian, telinga Lisa amat damai mendengar suara tangisan anaknya. air mata kebahagiaan mengalir saat itu juga.

Donghyuk dan Ayahnya tersenyum sumbringah saat dapat ia dengar dengan jelas tangisan bayi dari ruang operasi itu. Mereka berdua sedang harap-harap cemas, semoga keduanya baik-baik saja dan Kemungkinan yang di katakan dokter itu salah. Semoga saja.

10 menit berlalu, Dokter keluar dari ruang operasi, ia melepas masker kemudian berujar kepada Donghyuk, "Anaknya selamat, Tapi prematur ia harus berada di dalam inkubator selama sebulan paling lama."

"Syukurlah. Tidak masalah kalau harus di inkubator selama dia baik-baik aja." Ujar Ayah Donghyuk.

"Istri saya?" Tanya Donghyuk.

Dokter menundukkan kepalanya, "Dia mengalami pendarahan besar, ia masih sangat muda dan tubuhnya sangat kecil. Istri kamu tidak bisa menahan rasa sakit dan seperti keputusan kamu sebelumnya selamatkan anaknya jadi dengan amat sangat menyesal saya tidak bisa menyelamatkan istri kamu nak."

Pijakan Donghyuk terasa miring saat itu juga, ia hampir saja ambruk tapi berhasil di tahan oleh sang Ayah.

Ia meraih pundak sang ayah dan memeluknya dengan erat, ia menangis sejadi-jadinya, ia sungguh tidak tau lagi harus berkata seperti apa. Di tinggal orang terkasih untuk yang kedua kalinya membuat hatinya remuk bukan main. Pertama ibunya sekarang wanita yang paling ia cintai juga pergi untuk selamanya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang