Biasanya kalo sama Jessica, jam empat pun Krystal udah bangun. Tau sendirilah Jessica secinta apa sama yang namanya tidur. Apa lagi kalo habis ngurusin butiknya seharian, jam dua belas siang baru bangun dia. Jadi Krystal terpaksa buat sarapan sendiri sama bersih-bersih rumah.
Tapi sekarang Krystal nggak lagi sama Jessica. Sebenernya dia sendiri nggak berencana males-malesan setelah pindah sementara ke rumah Tiffany. Harus tetep bangun pagi biar nggak ketinggalan zoom. Padahal semalem begadang.
Habis beres masak sama siapin ini itu, Tiffany naik ke kamar Krystal. Udah sekitar jam enam. Dia tau aslinya anak sementaranya ini sama malesnya kayak Jessica. Kalo nggak dibangunin bisa sampe nanti siang bangunnya.
Tiffany bisa langsung terbiasa ngerawat Krystal sama kayak ngerawat tiga anaknya. Dia nggak perlu canggung buat sekadar bangunin. Toh, biasanya mereka juga akrab.
Cara Tiffany bangunin Krystal lembut kayak biasa. Ya kali dia tindih pake bantal kayak Yuri. Kening Krystal dielus pelan, lalu pelan-pelan dia bisikin ke telinganya. "Bangun, Sayang."
Si anak durhaka yang nggak biasa dibangunin lembut begini, langsung bilang, "Najis ah Jess, tumben sok lembut."
Tiffany kaget sama reaksinya dan tepuk-tepuk pelan pipi Krystal. "Ini Tante Tiffany."
Krystal langsung melek sempurna, cepet-cepet bangun. "Astaga Tan, maaf aku lupa."
Tiffany cuma senyum gemes, tangannya sibuk rapiin rambut Krystal yang berantakan. Kadang-kadang tidurnya kayak reog. Awalnya yang dielus-elus ngerasa aneh karena biasanya dia nggak pernah diginiin. Lama-kelamaan nyaman juga. Jadi kayak kucing yang suka diusap bulu-bulunya.
"Rambut kamu rontok banget. Stres ya berantem terus," kata Tiffany ketawa pelan. Taulah gimana keadaan rumah Keluarga Jung.
"Iya kali ya. Aku nggak sempet ngerawat."
"Nanti habis sekolahmu selesai, kita ke salon."
"Ih, nggak usah. Lain kali aja aku sama Jessica."
Tiffany cubit gemes hidung mancung Krystal. "Tante tau aslinya kamu mau banget. Nggak usah sok nolak gitu."
"Tante tau aja deh, aku jadi maloe." Krystal ketawa kecil sok imut. Duh, kayaknya mulai hari ini dia hidup enak nih. Mana boleh disia-siain.
Selesai mandi, Krystal kaget kasurnya udah rapi. Gimana Tiffany nggak capek ngurusin tiga orang anak, caranya ngerawat aja dimanja gini. Lalu setelah rapi, dia turun ke bawah dimana berbagai sarapan udah tertata rapi di meja.
"Sarapan yang banyak, biar nggak lemes. Hari ini pelajarannya ada fisika kan?"
Krystal lagi-lagi dibuat melongo sama perlakuan Tiffany. Jadwal sekolah pun dia tau.
"Tante apa nggak capek kalo manjain anak terus?" Dia tanya sambil nyendok sarapan ke mulut.
"Anak itu nomor satu, Sayang. Apa lagi nggak ada sosok Ayah yang biasa manjain, jadi Tante harus bisa peranin keduanya biar anak-anak seneng."
Krystal makin kagum lagi. Mungkin diantara Mami lain, Tiffany yang paling perhatiin sungguh-sungguh tentang anak-anaknya. Fisik maupun psikologis-nya, mata Tiffany selalu tangkap apapun dari diri seorang anak tanpa luput.
Pantesan bocil-bocil Hwang jarang keliatan stres sama sesuatu, orang Maminya udah menjelma jadi psikolog gini.
•••
"Rambut kamu bagus, Krys," komentar Tiffany acak-acak rambut Krystal yang baru aja disulap di salon.
"Yah, nggak rapi lagi, deh."
Krystal cemberut sambil benerin rambutnya. Tiffany cukup iseng juga rupanya. Lalu keduanya meluncur ke mall untuk belanja ini itu sesukanya.
Kalo masalah tentang hal-hal cewek, Tiffany jadi orang yang tepat untuk diajak bicara. Walau Krystal akui cukup ribet, tapi dia puas sama pilihan Tiffany soal wangi parfum yang dibeli. Terus pakaian, sepatu, dan lain-lain. Potongan rambut pun tadi Tiffany yang tentuin, disesuaikan sama aktivitas Krystal biar nggak mengganggu. Sekaligus perawatannya biar nggak rontok lagi, Tiffany ngelakuin dengan maksimal buat Krystal.
Tengah hari mereka berdua ke resto buat isi perut. Tiffany banyak saranin menu makanan enak berikut deskripsinya lengkap. Wanita itu cukup cerewet, tapi Krystal nggak capek dengerinnya.
"Habis ini kamu mau kemana?" tanya Tiffany sewaktu lagi nungguin makanan.
Krystal bergumam panjang. Padahal semalem dia udah mikirin mau ngelakuin banyak hal, begitu ditanya langsung bingung.
"Nonton film yuk, Tan. Aku ada rekomendasi film bagus yang lagi tayang."
"Boleh." Tiffany angguk setuju. Apa pun permintaan anak-anak dia nggak bisa nolak, selama permintaannya bener.
Malah Krystal berdecak. "Kok Tante iya iya aja sih. Ribut dong."
Tiffany sempet diem beberapa saat. Mikirin apa jawabannya barusan salah. Emang harus debat dulu baru diturutin? Lalu keinget kebiasaan Krystal yang suka ribut.
"Ih, kamu nih. Kan lagi sama Tante, udahin dulu acara ributnya."
"Habis kalo nggak ribut dulu rasanya aneh."
Habis selesai makan, mereka langsung ke bioskop. Eskalator ke atas lumayan penuh dan mereka perlu desak-desakkan sebelum naik. Jiwa-jiwa protektif Krystal agak terusik liat Tiffany digeser-geser sama segerombol cowok sok keren yang rambutnya warna-warni kayak jamet.
Awalnya Krystal masih diem, Tiffany pun cari celah buat dapet sedikit ruang buat gerak. Tapi Krystal makin geram sewaktu tangan salah satu cowok rambut pelangi itu mau rogoh tas Tiffany.
"Heh, enyah lo bangsat! Muka lo udah minus kelakuan makin minus." Krystal sama sekali nggak ngegas ngomongnya, mungkin terbiasa ribut tapi ributnya mode santai.
"Begayaan banget lagi rambutnya. Tau nggak, rambut lo nggak cocok banget bikin sakit mata."
Krystal sibuk ngehina-hina segerombol cowok itu sampe Tiffany negur. Nggak enak sama pengunjung lain yang tatap Krystal aneh karena tiba-tiba ngomel.
Mereka langsung lari waktu sampe di atas. Tangan Tiffany digenggam erat sama Krystal.
"Biasanya aku sama Jessica ngeroyok anak-anak bikin ribut itu kalo lagi di situasi kayak gini. Tapi karena sekarang lagi sama Tante, lupain aja."
Tiffany berhenti melangkah, yang bikin Krystal berhenti melangkah juga. "Kenapa Tan?"
"Padahal Tante udah siap-siap nyemprot mereka pake spray cabe," ucap Tiffany sambil keluarin botol spray kecil dari dalam tasnya.
"Widih, Tante keren juga nih." Krystal kagum.
"Yuk, kejar mereka."
"Hah, ngapain?" Krystal kebingungan.
Tiffany mendengus males. "Kamu dari tadi ngomongin soal ribut mulu, Tante jadi penasaran. Cobain yuk."
"Gas anjay!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor [Happy Version] | BlackVelvet
FanfictionKeseharian tetangga di komplek J yang sangat-sangat random. Alternate Universe from Neighbor. Thanks to McNugget Graphic @cocokies for the cover!