[15]

1.5K 225 42
                                    

Udah hampir jam setengah enam sewaktu kesepuluh anak kurang akhlak itu pulang dari sekolah. Gara-gara tungguin Lisa sama Wendy yang lagi ekstra, alhasil jam pulang mereka harus mundur.

"Kita makan dulu yuk, laper banget." Lisa merengek-rengek dari kursi belakang yang ikut dianggukin Rose.

"Males ah belok-belok, tangan gue pegel." Krystal sebagai sopir langsung tolak pakai alesan yang sedikit nggak masuk akal, orang mereka baru jalan dibilang tangannya pegel. Padahal selama nungguin ekstra tadi dia sibuk nggak ngapa-ngapain. Gen males Jessica mulai menyebar ternyata.

Duh, udah mager ditambah durhaka, hasilnya makin beban.

"Terus nanti selama perjalanan emangnya lo mau lurus terus?" cibir Jennie di sebelahnya.

"Iya, lurus sampe ke akhirat."

"Hussss, mulut lo dijaga ya anjing." Irene refleks tendang kursi Krystal dari belakang. Memang suka ngawur omongan Krystal.

Dengus kesel, akhirnya Krystal ya cuma bisa iyain aja permintaan Lisa. "Makan dimana? Lagian kenapa nggak nanti pas di rumah sih?"

"Warung pecel deket perempatan itu loh, yang biasa gue beli. Masakan Mami nggak enak, asin." Keluhan Lisa itu diangguki setuju sama Seulgi.

"Kecipratan keringet Tante Yul kali makanya asin, kan sering tuh dia masak sambil angkat beban," celetuk Yeri yang langsung dapet tabokan gratis dari Lisa.

"Bikin nggak nafsu lo, ah!"

"Ya bagus dong, kita nggak jadi makan nih?"

"Nggak ya, tetep mampir warung pecel pokoknya!"

Nggak berapa lama, mereka sampai di warung pecel langganan Lisa yang lumayan rame. Si jangkung kurus masih pakai baju karatenya itu turun, tapi balik lagi karena kelupaan sesuatu.

"Ngapain balik?" Wendy yang paling deket sama posisi Lisa langsung ngerasa nggak enak.

Dia nyengir, sodorin tangan gaya minta-minta. "Gue baru inget nggak ada duit, hehe."

"Artinya lo emang harus makan makanan asin Tante Yuri," ucap Joy setengah ketawa ngeledek.

Lisa berdecak, selera makannya langsung hilang cuma karena bayangin gimana bentukan masakan Yuri. Tapi bau dari pecel abang-abang di belakang menggoda banget. "Ayo dong, masa gue ngutang."

Akhirnya Irene sebagai yang tertua ngerasa harus bantuin temennya ini walaupun hasilnya setelah ngubek-ngubek isi tas dan saku ternyata dia nggak punya uang. Baru inget kalau tadi uangnya dia bagi tiga buat Wendy sama Jisoo yang kelupaan bawa uang saku. Seulgi apa lagi, setiap dikasih sangu mesti dia habisin tanpa sisa. Katanya jangan kayak orang susah padahal susah beneran. Yang lain pun ternyata hari ini duitnya pada nggak ada yang sisa.

Lisa kelihatan kecewa karena nggak bisa makan pecel favoritnya. Kebetulan e-wallet-nya juga lagi kosong melompong dan kalaupun ada si abang-abang nggak melayani pembayaran digital. Ambil duit di rumah juga percuma karena kalau ketahuan Yuri pastinya Lisa dipaksa makan makanan masakannya.

"Kayaknya tadi gue lihat ada yang lagi hajatan deh."

Ucapan Jisoo langsung disambut tatapan semua mata yang ada di mobil. Kayanya mereka semua hari ini lagi pada males makan masakan rumah. Walaupun bisa ke McD, tapi untuk gratisan kenapa enggak. Aslinya ya mereka juga setengah iseng aja pengen ngerasain makan di hajatan orang.

"Gas, gue mau puter balik kok." Krystal mendadak semangat. Lisa langsung naik lagi dan mereka ngebut ke arah yang ditunjuk Jisoo.

Emang beneran ada yang lagi hajatan meriah. Sebelum masuk, mereka mikir-mikir dulu tentang pakaian.

"Masa pake seragam gini, nanti ditanyain penjaganya gimana?" Rose si penakut overthinking duluan. Tapi kalau di sekitar temen-temennya yang banyak akal mah nggak usah khawatir.

"Tenang aja, nanti kita bilang perwakilan dari para Mami masing-masing. Lagian ini gedungnya punya Si Jamet nggak sih? Nah itu bisa jadi alasan kita." Otak jenius Wendy ternyata juga bisa diarahin ke hal sesat kayak gini.

"Terus, soal duitnya gimana? Kudu amplopin nggak sih kalo kayak di tiktok?" Pertanyaan Jennie langsung mancing kekreativitasan Seulgi. Dia langsung sobek kertas dan dibentuk jadi amplop ala kadarnya.

"Di isi ini aja, bentar," ucap Irene sambil geledah kantong jok mobil dan laci-laci. Seinget dia beberapa hari lalu mobil ini dipakai Tiffany sama Taeyeon, pasti ada kartu pengenal yang ketinggalan. "Nih."

Irene sodorin beberapa kartu pengenal punya Si Jamet sama Tiffany. Biasanya dia anak taat yang nggak mungkin durhaka ke Tiffany dengan seret dia ke aksi kenakalan mereka, tapi sekarang Irene udah nggak mikir panjang. Demi gratisan semua terlupakan.

Mereka buat beberapa amplop dari kertas buku tulis lagi dan di isi pakai kartu pengenal. Lalu sentuhan terakhir ada di seragam yang dibuat sekeren mungkin.

Joy sama Jennie yang dapet ilmu seribu satu cara menggoda dari hasil berguru ke Yoona jalan paling depan. Siapa tau penjaganya ngelarang mereka masuk. Dan bener aja, mereka diberhentiin sebelum masuk.

"Gini ya Pak, kita perwakilan dari KT Entertainment, Blanc & Eclare, dari model Lim Yoona, atlet Kwon Yuriㅡ"

Si penjaga potong omongan Joy yang belum selesai. Dia bilang nggak kenal semua yang disebutin Joy dan tanya kenapa pakaian mereka kayak gitu, terus apa pula hubungan perusahaan-perusahaan itu semua sama si pemilik hajatan.

Sekarang giliran Jennie yang bicara tenang. "Gedung yang dipakai acara pernikahan ini punya founder KT Entertainment yang tadi temen saya sebutin. Nah, dia sama pemilik-pemilik perusahaan lain tadi itu temenan sama yang lagi nikahan Pak. Dan kita anak-anak dari mereka disuruh ngewakilin karㅡ"

Si penjaga buru-buru persilakan mereka masuk begitu aja setelah denger penjelasan ternyata bocah-bocah di depan mereka ini anak-anak orang penting. Dengan pedenya kesepuluh cewek itu melenggang masuk. Tulis nama di buku tamu dan masukin amplop dari kertas buku tulis.

Nggak pake lama lagi mereka langsung antri di depan jajaran makanan. Tanpa malu ambil nasi dan lauk sepuasnya berasa di acara sendiri.

"Loh, kalian ngapain di sini?"

Satu suara yang nggak asing kedengeran, hampir buat mereka semua copot jantungnya. Dikira bakal ketahuan. Ternyata setelah dilihat ada jajaran para Mami yang juga lagi makan nggak jauh dari posisi mereka berdiri.

"Eh, Tante Jamet. Kalian juga ngapain di sini?" Seulgi tanya balik. Masih sibuk kunyah makanannya.

"Kalian sendiri ngapain di sini? Kok bisa masuk?" Tiffany pandang curiga, kepalanya udah mikirin hal-hal out of the box yang dilakuin bocah-bocah ini.

"Numpang makan doang. Kalian?" Krystal jawab enteng.

"Sama, numpang makan juga."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Neighbor [Happy Version] | BlackVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang