Tidak terasa Stevy sudah menjadi mahasiswa semester 5 dan kejadian itu sudah delapan tahun yang lalu."Udah delapan tahun lalu aja gw suka, kayak ngga ada orang lain aja ya." monolog Stevy diselingi tawa kecil.
Pagi ini, pagi yang berbeda bagi gadis berambut hitam pekat itu. Karena mulai detik ini ia memutuskan untuk menjauh dari Azriel. Itu bukan hal yang mudah untuk dia, sudah 8 tahun ia menyukai Azriel.
"gue yakin lo bisa move on kok," jawab Aurel yg bukan lain itu adalah teman Stevy.
"iya Rel bisa, bisa gamon," jawabnya diselingi tawa kecil.
Saat berbincang bincang Stevy tidak sengaja melihat wajah yang sangat familiar dibenak nya, Azriel. Saat Aurel menyadari Stevy mematung dengan tatapan mata melihat sudut kantin fisip ia langsung menepuk pundak Stevy.
"Inget, katanya mau move on" Ucap Aurel
"Iya dong aku mau move on tapi...Tapi boong" Ucap Stevy bangga.
Sudah 1 minggu Stevy berusaha menjauhi Azriel dan tak terasa semester 5 hampir usai. Namun, ia tetap belum bisa move on terhadap Azriel.
"Rel masa Azriel udah punya pacar sih," Ucap Stevy.
"Stev, katanya mau move on" sindir Aurel.
"Iya maksudnya kok gw belum punya pacar dia udah." Ucap Stevy.
"Lo udah disakitin berkali kali, kehadiran lo engga ada apa apa nya buat dia" Celetuk Aurel yang sudah emosi Stevy pun langsung pergi meninggalkan Aurel seorang diri.
Di sisi lain, seorang gadis termenung menatap langit senja hari ini.
"Terkadang kamu harus melupakan apa yang kamu rasakan dan mengingat apa yang kamu pantas dapatkan, idih alay banget gw."
Jam berganti jam, menit berganti menit, detik berganti detik.
Tidak terasa monolog Stevy menemani ia sampai bulan sudah bersinar.
Saat Stevy ingin turun ia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Eh maaf - maaf," ucap Stevy langsung pergi dengan matanya yang masih mereh, sedangkan sosok itu hanya tersenyum.