wajah yeonjun seolah mengatakan bahwa sebuah kejadian bahaya akan terjadi apabila luna pindah ke rumah yang kakaknya telah pilih. seperti mendengar sebuah omong kosong, luna hanya tersenyum tipis dan menjawab, "siapa juga yang bakalan pindah" lalu masuk ke dalam lift.
wajah adik ketua choi itu nampak terkejut walau luna melihatnya selama beberapa detik sebelum pintu lift tertutup secara otomatis. walau begitu, luna tetap mengingat apa yang yeonjun katakan. bisa saja ketua choi mengawasi gerak geriknya karena rumor kebencian terhadap dirinya sudah tersebar.
tawaran asisten jeon untuk mengantarkannya pulang ditolak mentah mentah. justru luna mengeluarkan sebungkus rokok sebagai sogokan. namun asisten jeon menggelengkan kepala karena tidak merokok. mau bagaimanapun ia tidak ingin diantar pulang.
rumah besar yang terbagi menjadi 3 lantai kini berada di depan mata. luna menutup gerbang rapat rapat, memastikan tidak akan ada maling yang masuk. walau dirinya seorang agen rahasia yang memiliki penghasilan cukup, tetap saja uang itu mengalir ke tangan sang ibu.
klek
dalam hitungan per sekon detik, lampu menyala. panci emas yang terletak di meja dapur kini sudah dikerubuni 3 lalat. ia lupa membersihkan sisa ramyeon yang dimakan semalam. saking sibuknya.
helaan napas panjang terdengar. perlahan luna meraih sarung tangan berwarna merah muda dan mulai mencuci piring. lantunan lagu your dogs loves you membuat telinga tenang. sore yang damai.
namun, di tengah tengah menyapu lantai, tiba tiba ponselnya berdering. sontak ia meninggalkan sapu, berjalan menghampiri ponsel yang terletak di atas ranjang. tertera nama 'kak daniel', seseorang yang tadinya ingin ia hubungi.
"halo?"
"eunsoo-ya, mari bertemu di taman bermain tempat kita bermain dulu"
taman bermain nampak tepat di pemberhentian bus. luna berjalan sembari menaruh kedua tangan dalam saku jaketnya. ini sudah malam, suhu sangat dingin. ia berhenti begitu melihat seorang laki laki yang juga sama memakai sweater tengah duduk di salah satu ayunan.
daniel melambaikan tangan dengan gigi kelincinya. benar benar manis. melihat adiknya datang laki laki itu langsung berlari kecil dan memeluk erat. luna hanya diam, tidak membelas pelukannya.
"uwa! adik gue udah wisuda!"
"mama perlu uang lagi?" luna menekan maksud kedatangan sang kakak. mendengar hal tersebut wajah daniel langsung berubah 180 derajat. ia juga tidak bisa menyinggung karena ia berdiri di bayang bayang ibu.
suara tawa kecil terdengar dari mulut luna. walau wajahnya datar, tetap saja ia akan bereaksi agar keadaan tidak begitu canggung. ponselnya dikeluarkan, ia menunjukan bukti transaksi yang sudah dilakukan saat dalam perjalanan ke taman bermain.