ronde kedua adalah cumi bakar. luna benar benar menyukai hewan kenyal yang rasanya gurih karena dibalut minyak cabai dan irisan bawang itu. walau mulutnya asik mengunyah, ia masih membayangkan keahlian jaewook yang baru baru ini diketahuinya. editing bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipelajari. terdapat berbagai unsur, rumus dan fitur fitur yang perlu dipelajari dalam jangka waktu yang lama.
"sudah tanda tangan di perusahaan mana?" luna berdeham sembari bertanya. ia sangat ingin tahu keahlian dadakan teman kecilnya itu. melihat mimik wajah luna yang begitu serius, jaewook terdiam. ia memandangi luna cukup lama. kemudian tersenyum tipis, "kakao. gua akan masuk di tim visualisasi nya bulan Agustus nanti."
sadar bahwa jaewook mencurigai rasa penasaran nya, luna membalas senyuman tipis itu. dohyun hanya memandangi keduanya. ia tak mengerti mengapa luna dan jaewook seperti tengah adu batin. ia pun berusaha mencairkan suasana dengan memesan kembali lobster di ronde ketiga.
***
"kak luna." sapa yeonjun yang baru saja memarkirkan mobilnya. adik ketua choi itu segera datang ketika luna mengirimkan pesan ingin bertemu di salah satu restoran china dekat namsan tower. tentu saja pertemuan mereka tak sebatas cepaka cepiki, luna ingin sebuah penjelasan.
pangsit goreng yang dilumuri daun bawang dan merica halus berhasil meributkan perut yeonjun. ia masih dalam tahap diet, bahkan ketua choi menambahkan jadwal dietnya hingga beberapa pekan ke depan. itulah alasan mengapa yeonjun cepat mendatangi luna, karena ia merasa bebas bersamanya.
luna hanya menyantap ice cream matcha sebab perutnya sudah kenyang akibat makan cumi bakar bersama teman kecilnya itu. tanpa banyak basa basi, juga tanpa menunggu yeonjun menghabiskan pangsitnya, luna terus terang.
"apa itu perjanjian darah, yeonjun?"
sontak yeonjun berhenti mengunyah. ia berusaha menatap ke arah pangsit, namun aura tegas luna membuat ia terpaksa memandangi kedua mata tajamnya itu. yeonjun menelan kunyahannya dan menarik napas dalam dalam. sudah tak bisa dihindari, menurutnya.
"aku akan menceritakannya, kak luna. tetapi hanya seingatku, ya. aku masih sangat kecil untuk mengingat seluruh kejadian keji itu."
luna mengernyit, "kejadian keji?"
yeonjun mengangguk. baginya, perjanjian darah 1, perjanjian darah revisi 2 dan perceraian merupakan hal keji bagi anak usia 3 tahun yang baru saja bisa menyebut kata ibu dan ayah. mendengar hal itu luna merasa undangan ketua choi untuk tinggal di rumah itu membawa sebuah rahasia dan petaka secara bersamaan.