luna hampir tersedak ludahnya sendiri. ia menatap foto yeonjun yang tertangkap jelas. beribu pertanyaan kini muncul, dengan maksud apa adik ketua choi itu mendatangi rumah lamanya? kenapa harus memakai mobil sewa jika tidak ada niat jahat? kenapa tidak konfirmasi sebelumnya? atau jangan jangan ketua choi memerintahkannya?
sebelum memberitahu lebih lanjut pada asisten jeon, luna memutuskan untuk bertemu secara pribadi dengan yeonjun. ia meminta kontak pada jaewook, lalu merencanakan pertemuan nanti malam. luna benar benar menyembunyikan pertemuannya. ia mau mengetahui lebih dalam tanpa melibatkan tim dan jaewook.
sesuai janji, yeonjun tiba beberapa menit sebelum pukul 20.00 malam di salah satu restoran sushi. luna menyambutnya dengan berbagai hidangan, bahkan ramen agar pembicaraan menjadi lebih lama. namun, yeonjun enggan makan. ia tengah diet karena tuntutan sang kakak alias ketua choi.
"ini nggak dalam pengawasan. saya beneran ketemu sama kamu secara pribadi tanpa melibatkan tim. lagipula nggak selamanya saya percaya sama ketua choi dan antek anteknya, kan?" ujar luna agar yeonjun merasa leluasa.
mendengar hal tersebut yeonjun mulai sedikit percaya. perlahan tangan kirinya meraih sumpit hitam dan memakan salmon crispy aburi. melihat yeonjun mengunyah dengan lahap membuat luna mengerti kondisinya. ia hidup dalam pengawasan kakaknya yang ketat. bahkan harus menjaga pola makannya.
setelah yeonjun merasa cukup kenyang, ia menanyakan maksud undangan luna. sedari datang tadi perempuan itu hanya menanyakan beberapa hal soal kehidupan, bukan sesuatu yang begitu penting.
"kamu pasti tahu kan saya pindah"
yeonjun terkejut.
"pindah ke rumah yang kakak kamu bilang hari itu. saya nggak punya pilihan lain karena ada urusan mendadak. saya mau tahu juga kenapa kamu melarang"
nampak rasa bersalah pada wajah adik ketua choi. ia meneguk segelas air mineral, lalu menarik napas dalam dalam. entah kenapa rasanya seperti bahaya jika berada dalam jangkauan ketua choi, pikir luna.
"cctv bukanlah satu satunya alasan saya melarang kamu untuk pindah, tapi . . "
"kakak menaruh barang barang miliknya di sana"
luna menaikan satu alis, bingung dengan kata barang barang miliknya yang secara jelas tertuju pada ketua choi. rasa khawatir yeonjun benar benar terasa. namun bukan itu yang luna mau.
"kalau gitu apakah maksud kedatanganmu ke rumah saya kemarin ada hubungannya dengan rumah yang ketua choi berikan itu?"
"tunggu, tunggu. apa? saya datang ke rumah kamu?"
luna mengangguk dan yeonjun menggelengkan kepala, "saya nggak tahu rumah kamu di mana. untuk apa juga? toh, kamu sudah masuk ke dalam permainan kakak. saya nggak mau ikut campur"