BAB 1 : Bintang

16 2 0
                                    

Alkisah, pada suatu malam tepatnya setelah waktu Isya di teras sebuah rumah panggung, yang bertempat di lereng gunung Wayang Windu, Pangalengan. Ada seorang laki laki yang sedang duduk bersila, meskipun rupanya seperti orang yang pemberani, tapi ternyata tidak bisa menyembunyikan rasa hormatnya kepada seorang sesepuh yang sedang dihadapi olehnya. Usia pemuda tersebut baru menginjak 20 tahun-an lebih, akan tetapi belum melebihi 30 tahun. Postur tubuhnya tinggi besar serta rambutnya bergelombang bak ombak di lautan. Begitupun pemuda yang beranjak dewasa tersebut memiliki wajah yang rupawan dan juga berbudi pekerti. Sedangkan yang sedang ia hadapi itu, seorang sesepuh setingkat kyai yang dimana wajahnya bersih bercahaya disebabkan sering terbasuh dengan air wudhu serta rambutnya yang berwarna putih terbungkus dengan kain sorban putih. Sepintas bagian sisi sorbannya yang mengikat pada kepalanya tidak terlihat disebabkan serupa dengan warna rambutnya dan juga sama bersihnya. Di atas bibirnya bersih tak ada bulu yang tumbuh sehelai pun sedangkan pada bagian dagunya terurai janggut berwarna putih berkilau yang panjang sampai ke dadanya dikarenakan terurus dengan rapi. Meskipun kulitnya keriput dimakan usia akan tetapi pipinya tidak cekung dikarenakan giginya yang masih tertata rapi. Ya, bagaimana mungkin tidak seperti itu, sebab beliau rajin merawatnya dengan siwak bawaan dari Makkah.

Sesepuh itu duduk di atas alas yang terbuat dari kulit kambing sambil menghadap segelas air putih yang berada dalam gelas yang bersih. Semasa hidupnya tidak pernah menyukai air minum seperti kopi ataupun air minum yang dicampuri dengan zat lain. Sesepuh tersebut tidak lain ialah Kyai Japar Sidik. Guru dari pemuda tadi dan juga seluruh santri yang belajar di Pesantren Wayang Windu.

Kyai Japar Sidik berdehem untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokannya sedangkan matanya menatap kepada santrinya. Tatapan matanya yang tajam nan dalam bagaikan sebilah pedang yang menusuk hingga jantung. Menandakan beliau seorang yang berwibawa tinggi, dalam hatinya tersimpan rasa kebahagiaan melihat santrinya telah memiliki budi pekerti yang baik. Bangga karena ilmu yang di ajarkan sesuai dengan apa yang di harapkan, selamanya taat terhadap perintah juga tanggap dalam menyerap ilmu yang di ajarkan oleh Kyai Japar Sidik.

Meskipun Kyai Japar Sidik hatinya tegas, beliau bisa di bilang mempunyai ilmu yang tinggi dan juga luas akan pengalaman. Akan tetapi, sifat kemanusiaannya itu tidak lepas dari hukum berpasang-pasangan seperti adanya rasa bahagia pasti ada rasa sedih.

Seperti halnya pada waktu itu, di samping rasa bahagia, ada juga rasa sedih dikarenakan murid kesayangannya akan meninggalkan Pesantren Wayang Windu. Dengan suara yang lirih namun di segani, Kyai Japar Sidik berkata,

"Wahai santriku, Bintang."

"Saya, Mama?" Jawab seorang santri tambah memperlihatkan rasa segannya.

"Pada malam ini Mama sengaja ingin bertemu denganmu. Dengan maksud ada hal yang perlu Mama ceritakan."

" Silahkan, Mama. Semua perkataan Mama tentu akan saya perhatikan dengan baik," Kata santri yang dikenal Bintang.

"Syukurlah, kalau begitu perhatikan, hingga sampai saat ini kamu telah berada di Pesantren Wayang Windu selama tujuh tahun lamanya. Yang Mama perhatikan, selama kamu berada disini, Mama lihat kamu tidak melakukan perbuatan yang tercela sedikitpun, bersungguh sungguh dalam hal mempelajari ilmu dan juga mengamalkannya, tidak putus asa untuk selalu tekun dan jujur terhadap pengetahuan. Tidak putus asa untuk senantiasa mengerti dan memahami. Itu merupakan ciri bahwa akalmu encer, jiwamu kuat, serta ragamu sehat," Kata Kyai Japar memuji Bintang sambil tersenyum.

Sedangkan Bintang setelah mendapatkan pujian dari gurunya itu bukan malah menjadi sombong. Akan tetapi, menjadikannya lebih rendah hati terhadap gurunya. Kepalanya menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang