10). Talk & Talk

235 16 0
                                    

miss me? KWKAKWKAKKAA
sorry ya aku jarang update sampe berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan, soalny aku tuh sibuk banget dan aku juga punya 3 cerita yang masih ongoing atau kek alurnya masih berjalan panjang belum waktunya end kek ini, jadi maaf sebesar besarnya yaa🙏

sebenernya chap ini udah aku siapin dari lama tapi aku lupa buat publish karena aku siapin chapter 11 yang panjaanggg bnget ceritanya jdi staytune ya buat chapter 11.

daripada lama lama langsung aja yhh, selamat baca semua janlup voting and follow akun wp ku klo bisa, kalian bisa comment juga buat ngasi saran atau kritikan gitu buat aku, okee enjoyyyy~











































"Tio!" Mereka langsung memeluk Tio. Mereka dan Tio sama-sama menangis karena rasa rindu yang menggebu-gebu. Sudah sangat lama mereka tidak bertemu.

Mereka adalah Chitta Tennie dan Dimas Kim. Sahabat kecil Tio.

Saat kecil mereka sudah bertemu saat Tio pindah ke perumahan, dan rumah mereka dekat dengan rumah Tio. Mereka bermain bersama, setiap pagi ke pondok bermain yang terdapat anak-anak lain yang bermain disana. Mereka bertiga di benci oleh sebagian anak-anak disana dan ada sebagian juga anak-anak itu berteman oleh Tennie, Dimas, Tio tetapi mereka hanya bermain bertiga saja.

Saat umur 5 tahun Tio pindah tempat tinggal, Tennie dan Dimas sangat sedih karena mereka berpisah dan setelah itu mereka sudah tidak bertemu lagi apalagi Tennie dan Dimas, sangat jarang. Dan akhirnya tuhan dan semesta memutuskan mereka bertiga untuk bertemu lagi.

Tio menangis sangat kencang karena sudah lama tidak bertemu dan tidak mengetahui kabar mereka sama sekali.

Sebelumnya Buna Baek menghubungi teman lamanya yaitu Xiumin (Ibu Dimas) karena Tio masuk rs. Xiumin memberi tahu Dimas dan Dimas pun memberi tahu Tennie. Mereka langsung bersiap-siap menuju rs.

Saat bertemu Dimas dan Tennie langsung memeluk Buna Baek karena sudah lama tidak bertemu, mereka menganggap Buna Baek seperti ibunya sendiri dan Tio pun menganggap ibu Dimas dan Ibu tennie seperti ibunya sendiri.

Baju rumah sakit yang dikenakan Tio kini penuh air mata penuh rasa rindu bukan rasa sedih.

"Kalian gimana kabarnya?" Tanya Tio sambil mengusap air mata dirinya sendiri.

"Kita baik-baik aja Tio" Mereka berpelukan lagi.

"Gua kangen banget sama lo, aduhh Tio kenapa sekarang lo makin lucu sih" Goda Dimas.

"Apasih lo dim, lo juga lucu tau dim aaa pasti para seme pada demen, ya ga ten?"

"Iyalah" Tennie menjawab.

"Apaansi, ni ya gua tuh pihak atas" Marah Dimas.

"Mana ada pihak atas make liptint yang merahnya bukan maen" Tio menunjuk bibir Dimas yang sangat bewarna merah karena memakai liptint.

"Yak! pihak atas juga boleh kali make liptint, ini tu biar keliatan cowo seksi cowo cool" Dimas yang sudah emosi.

"Halah kalo jadi pihak bawah lo traktirin kita ya" Ancam Tio dan Tennie.

"Dan kalo gua beneran jadi pihak atas kalian harus cuciin kaus kaki gua" Balas Dimas dengan ancamannya juga.

Dimas tau Tio dan Tennie sejak kecil tidak suka dengan bau dari kaus kaki miliknya.

"Anj-" Tennie ingin berkata kasar tetapi Tio menutup mulut dan menggeleng yang mengartikan tidak boleh untuk berkata kasar.

Mereka pun berbincang-bincang tentang kehidupan mereka yang sekarang.

why not? || jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang