Luther, ketua gang mafia yang bisa dikatakan sering membunuh ribuan orang dalam waktu yang singkat. Dalam kata lain nya, dia yang paling digeruni oleh seluruh wilayah Indonesia dan bagaikan hujan ribut ketika dia muncul karna raut wajah nya yang tidak pernah menampakkan senyuman. Apakah dia bakal menjumpai kebahagiaan nya jika dia bersikap jahat ke orang? Sudah tentu bisa, dengan membunuh ribuan orang itu membuatkan dia merasa sangat bahagia namun dia kekurangan sesuatu, ketenangan.
-
"Tuan Luther, perjumpaan kita bersama Tuan Arie di *** bakal ditangguhkan karna Tuan Arie tidak bisa pulang dari Thailand. Mereka terlepas jadual penerbangan." kata Eisya, assistant nya Luther sambil meneliti pesanan teks di ipad nya. Eisya juga ialah adek nya Luther.
Luther hanya berdiam dan menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan kondisi Arie disana. Entah apa hubungan mereka namun Luther sering memikirkan tentang Arie, bahkan dia tidak fokus dengan kerja nya. Tanpa disedari, waktu berlalu dan masuk nya waktu makan siang. Luther meluru keluar ke parkir kereta dan menghidupkan enjin kereta nya lalu memecut laju ke suatu tempat.
-
"Ada urusan apa lo ke sini?" tanya Aiven kepada Luther.
"Ayo makan siang bareng, bisa luangin masa sebentar?" bales Luther.
"Bisa, kita ke restoran favorit lo aja" Aiven menatap teman nya yang menganggukkan kepalanya itu tanpa berkata kata dan mereka langsung ke restoran favorit nya Luther.
Tiba saja di restoran, mereka berdua memesan makan dan minum lalu hanya berdiam diri dan melakukan hal masing masing. Aiven yang tidak suka keadaan yang sepi itu langsung memulai perbualan lalu dibales Luther. Mereka ngobrol sehingga makanan tiba, lalu kembali sepi suasananya dan mereka makan makanan yang sudah terhidang dimeja itu.
-
"Jadi gimana?" tanya Aiven
"Menurut lo?" Luther bukannya menjawab malah menanyakan pertanyaan semula kepada Aiven. "Lo udah ketemu sama Arie? Katanya dia pulang hari ini kan?" tanya Aiven lagi sambil menghirup sup yang dipesan nya. "Belum, dia masih di Thailand karna terlepas jadual penerbangan nya. Dia kasi tau lewat pesan teks ke gue." balas nya sambil menatap ke Aiven, "Kembar lo kemana? Biasanya bakal ngikutin lo kemana aja, haha" kekeh Luther. Aiven hanya membalas nya dengan senyuman kecil lalu membalas "Gue gamau dijaga dia kalo lagi sama lo, males banget tau.. ngerasa seperti gue itu buronan yang masih harus dijaga polisi walau udah dilepasin dari penjara. Apa apa an bapa gue milih dia jadi bodyguard gue." Luther hanya ketawa kecil karna dia tau itu yang bakal keluar dari mulut nya Aiven jika ditanyakan tentang abang kembar nya itu. Tiba tiba Luther mendapatkan panggilan dari seseorang, dan ternyata itu Arie.
"Jemput aku sekarang."
"Bukannya masih di Thailand?"
"Sudah pulang."
"Yasudah, tunggu aku disana. Sebentar lagi bakal ku jemput."
"Baiklah, hati hati di jalan."
"Iyaa, bye Arie."
-
Luther menggapai jaket nya bersama kunci mobil nya lalu pamit ke Aiven. Luther meluru langsung ke bandara menjemput Arie yang sedang menunggu nya disana. Selepas memandu selama 1 jam, Luther telah tiba di bandara lalu mencari keberadaan Arie. Terlihat Arie sedang duduk di kursi sambil bermain hp dan dikelilingi bodyguard yang bertubuh besar malah lebih besar dari tubuh nya Luther.