Part 4

143 17 3
                                    

Di hutan yang luas dan lebat itu nampak dua sosok sedang berjalan cepat dengan tangan yang tergandeng.

Venti dan Bennett lah yang sedang kita bicarakan sekarang. Entah apa tujuannya tapi Venti tampak berniat membawa Bennett kembali ke gubuk Razor.

Tapi bukankah itu bagus.?

'Lebih baik memang aku membawanya pergi..'

Merasa aneh, Bennett yang sejak tadi di gandeng pun berusaha melepaskan genggamannya.

Namun usahanya tak berbuah hasil, genggaman vampire itu terlalu kuat.

"Venti.."

"..."

"Venti!"

"Ah, Ya.?"

"Tolong lepaskan tanganku, kau menggenggamnya terlalu kuat"

"Oops.. maaf" lalu Venti pun melepaskan genggamannya. Dan lanjut berjalan, sementara Bennett yang masih membuntutinya.

"Venti" Bennett menghentikan langkahnya.

"Ya.?"

"Bolehkah aku mencurigai tindakan Venti barusan.?"

"E-eh.??! Y-yang mana ya.?" Ucap Venti gugup.

"Venti, jangan berpura-pura melupakannya deh.. Barusan Venti menggeret Bennett pergi saat Bennett ingin berbicara pada orang di dekat danau itu. Apakah itu tak terdengar sangat mencurigakan.?" Venti hanya bisa pasrah, karena tebakan Bennett memang sepenuhnya benar. Lalu ia menghela napas panjang.

"Kau sangat peka ternyata ya.. Ya, aku memang berniat menjauhkanmu dari orang tadi"

"Tapi kenapa, apa kalian bermusuhan.?"

"Bisa di bilang seperti itu sih" Bennett hanya mengangguk sambil mencoba memahami.

'Ternyata para vampire memang ada yang bermusuhan setiap koloni..' Pikir Bennett.

"Haduh mikir lagi, dikit dikit mikir ya. Manusia memang serba penasaran.." Bennett hanya mengaruk pipinya yang tak gatal.

"Sudahlah, ayo kita kembali. Aku rasa suasana gubuk milik Razor sangat panas hari ini"

"Eh.?? aduh kasihan pasti gerah Razor, mana sendirian lagi.." Venti hanya tertawa kecil melihat sikap lugu bocah manusia ini.

.

.

.

.

'Tapi dia tidak sedang sendirian sekarang..'
.

.

.

.

"Aku pulang!, Razor aku puas berkeli-"

"Ku Mohon Kak!"

"SUDAH KU BILANG AKU TAK INGIN MELAKUKANNYA!"

"Tapi.."

'Inilah yang ku maksud panas Bennett' - Venti

"Razor!" Razor dengan rasa kesalnya segera menghampiri Bennett dan Venti. Perlahan ia menenggelamkan kepalanya pada punggung Bennett. Bennett yang kebingungan Hanya bisa mengelus kepala Razor saja, tak ada cara lain yang ia pikirkan selain menenangkan Vampire yang sedang emosi ini.

'Manusia, Itu manusia. Dan dia akrab dengan kakak, dan... Kenapa kakak malah bermanja padanya.?! Tak biasanya ia bersikap demikian..'

"Permisi.. uh.." Ucap Bennett gugup.

"Siapa anda.. Apa anda adalah adik Razor..?" Gorou hanya tertawa kecut mendengar pertanyaan dari Bennett.

Am i your next Target.?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang