02 : rose dan masalahnya

84 20 2
                                    

~ Time to Love ~

Di pagi buta.

Rose terbangun karena alarm yang sengaja ia setel pagi-pagi. Kurang lebih pukul 5 pagi. Tanpa pikir panjang ia langsung mengambil handuknya yang tergantung dan bergegas ke kamar mandi.

Cafe yang sekarang ia tinggali ini memang dibuat untuk usaha sekaligus tempat tinggalnya. Ada satu kamar untuk tidur, ada dapur bahkan kamar mandi juga. Dari depan memang tampak seperti cafe pada umumnya, tapi Rose lebih menganggap tempat ini sebagai rumahnya. Tempat pulang dan tempatnya menenangkan diri yang ia bangun dari nol hingga seperti sekarang.

Setelah lima belas menit waktunya ia habiskan untuk mandi, Rose kembali bergegas memakai pakaian dan buru-buru turun ke dapur untuk sarapan. Hanya roti hambar dan selai coklat kesukaannya, setelah minum segelas air putih, buru-buru ia menyambar kunci motor dan langsung berangkat ke kampusnya pagi-pagi buta begini.

Tak lupa mengirim chat kepada Lisa yang masih terlelap di tempat tidur. Bisa-bisa gadis itu mengira Rose diculik jika ia menghilang begitu saja tanpa memberi kabar.

Sekarang Rose tengah berlari tergesa ke arah perpustakaan kampusnya. Ini masih sangat pagi, untung saja security yang berjaga mengizinkannya masuk setelah menunjukkan kartu identitas mahasiswa.

Alasannya nekat datang sepagi ini adalah untuk mengambil makalah penelitian yang kemarin tak sengaja ia tinggalkan di perpustakaan. Merepotkan sekali memang, tapi ia harus---karena kalau tidak entahlah bagaimana nasibnya ditangan dosen nanti.

Diusianya telah menginjak angka dua puluh tahun. Kepribadian Rose tak bisa dibilang baik. Ia pelupa dan kerap kali meninggalkan barang-barangnya di sembarang tempat. Namun entah dengan alasan apa ia bisa diterima sebagai mahasiswa di salah satu Universitas kenamaan di Seoul.

Rose melangkah masuk seraya menghela napasnya lega. Rupanya masih ditempat yang sama, makalahnya tidak hilang dan letaknya masih persis di atas meja tempatnya belajar bersama Lisa kemarin. Ia berlari mengambil makalahnya itu.

Sialnya, karena terburu-buru ia menubruk tubuh seseorang yang tiba-tiba saja lewat didepannya.

"Awh!" Ia meringis sakit.

Sepertinya ini bukan seratus persen kesalahan dirinya. Karena bagaimanapun orang yang ditabraknya itu juga tak menghindar hingga tabrakan kecil itu terjadi. Meski begitu, Rose tetap membungkukkan diri untuk meminta maaf.

"Aku tidak sengaja. Maaf---eoh? Sunbae!?" Rose kaget ketika melihat dengan siapa ia bicara.

"Kau kenal aku?" kata orang itu dan Rose hanya tersenyum miris mendengar pertanyaannya.

"Aku bergabung dengan club wirausahamu semester lalu." Rose mencoba menjelaskan, itu memang sudah sangat lama. Dari sekian banyaknya mahasiswa, Rose harusnya tidak berharap orang ini akan mengenalnya. Lagipula, mereka tidak pernah berkenalan secara langsung.

"Ahh, Roseanne?"

Rose sedikit terkejut mendengarnya. "Syukurlah jika kau masih mengingatku. Aku sungguh minta maaf, Sunbae." Ia kembali membungkuk dengan tulus.

"Tidak masalah, kau pasti buru-buru."

Kini hanya senyum manis yang terlihat, entahlah hatinya tiba-tiba menghangat mendengar kalimat itu.

"Kalau begitu aku permisi. Senang bisa bertemu denganmu lagi."

Rose langsung mempersilakannya pergi. Ditatapnya punggung yang kian detik kian menjauh itu dengan tatapan kagum, lihatlah kedua bahunya yang lebar itu. Ahh, kakak tingkatnya yang satu itu memang punya mantra tersendiri untuk memikat setiap wanita.

Time to Love (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang