PROLOG

7 1 0
                                    

Gadis itu sedari tadi meringkuk di belakang sekolah, tak sanggup menahan air matanya yang sudah ia tahan sejak tadi. Lengan osis nya kini setengah basah akibat dia menangis. Kata kata itu begitu menusuk hatinya, ia berandai jika semua kejadian ini tidak pernah terjadi, dan ia selalu berharap hari ini segera berakhir.

" Akhirnya Claira yang TADINYA di bangga banggain Ardit sekarang udah lengser"  Kata Olin - gadis yang menyukai Ardit sejak lama-

" Dari sekian lamanya momen ini yang gue tunggu, gimana tuan putri perasaan nya setelah putus?" tambah Olin yang sekarang  mendekati bangku Claira dengan mengepalkan tangan seperti sedang mewawancarai  dengan mikrofon. Claira tidak menggubrisnya, ia sekarang sibuk mengeluarkan earphone untuk mendengarkan musik di handphone nya.

Mulut Olin seketika menganga lalu beberapa detik kemudian tersenyum tak terima dengan perlakuan Claira. Seketika Olin melepas earphone milik Claira dengan paksa dari telinganya.

" Bisa bisannya Ardit suka sama adek kelas gasopan gini, oiya putus  karena mamanya gasuka lo ya? ups" Olin tertawa, kali ini diiringi tawa satu kelas. Claira menatap Olin dengan perasaan malu, sedih,  dan takut. 

" Kak Olin kenapa kesini? " kata gadis itu dengan suara yang  lirih.

" Gapapa, dulu gue yang suka kepanasan liat lo bareng Ardit, kali kali lah gue juga manasin lo" kata Olin dengan santai.

" Mumpung kesempatan" tambah Olin, kali ini ia setengah berbisik kearah Claira. Kemudian ia tertawa sambil menyenggol lengan Claira dan segera berlalu pergi.

Teman sekelas nya mulai berbisik bisik tentangnya, setelah mengetahui fakta yang diungkapkan Olin tadi, ia merasa tak tahan dengan keadaan kelas, dengan perasaan malu, akhirnya  ia memilih untuk meninggalkan kelas.

                                                                                                      \\

Sudah hampir satu jam Claira menangis di belakang halaman sekolah, entah untuk berapa lama lagi. Bayangan Adrit pun tiba tiba melintas dipikirannya kembali, tapi ia sesegera mungkin membuyarkan bayangan bayangan itu. Sekarang ia mulai mengusap air matanya dan menghela napas panjang sambil menatap langit yang mulai mendung. Bahkan di saat Claira merasa tidak dimengerti siapapun, tanpa disadari langit lah yang selalu mengerti dirinya.

" gue bisa gak ya kak, tanpa lo disisi gue lagi?" katanya sambil menatap langit dengan penuh harap.

" Hai" suara lelaki asing, membuat nya beralih untuk mencari sumber suara itu.

"iya? gimana mas? " balas Claira sesopan mungkin, dan mulai merapikan pakaiannya yang terlihat berantakan seusai  tadi ia menangis.

"gue liat lo sedih banget kayanya" kata lelaki itu dan segera duduk disebelah Claira. Claira hanya diam, tidak mengerti tujuan lelaki itu mengapa menghampirinya. Akhirnya lelaki itu mengerti situasinya sedikit canggung, lelaki itu berusaha lagi untuk mencairkan suasana.

"Oiya, kenalin gue Silvan, gue lulus dari sini udah dua tahun yang lalu, tadi gue habis dari warung ga sengaja liat lo sendirian nangis disini" jelas lelaki itu, yang diketahui namanya adalah Silvan.

" panggil aja gue Claira, jadi? lo pernah sekolah disini juga? kok lo bisa masuk kesini?" kata Claira dengan nada terheran heran dengan Silvan.

" iya dulu gue pernah disini, ya gue loncatin pager tembok itulah kan ga sulit" balas Silvan sambil menunjuk tembok kuning di halaman belakang sekolah itu.

" ooo gitu" balas Claira dengan senyum tipisnya.

"gue tu gatau Van, gue habis habisan dikatain sama nyokapnya mantan, gue nakal lah, ga sopan lah, anak pergaulan bebas lah, mungkin karena gue ga punya nyokap kali ya, jadinya ga terdidik" jelas Claira yang mulai bercerita. Sementara Silvan hanya tersenyum dengan ekspresi yang sulit dimengerti.

"daripada lo sedih, mending nanti ikut gue" ajak Silvan tiba tiba.

"kemana?" tanya gadis itu  dengan polosnya.

"gue ajakin seneng seneng" balas Silvan dengan senyum yang sulit dimengerti, apalagi untuk seorang Claira.











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I FOUND UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang