Selembar helaan nafas
Setitik guyonan di malam yang dingin
Ditemani kopi yang selalu murung pahit
Tetapi, banyak yang menikmati murungnya kopi
Menjadikanya kekuatan menahan mata dikala sendiri
Satu waktu , aku teringat akan bayangmu
Serta bermacam warna kenangan kita
Kupilah satu persatu.
Kulihat bayangmu masih apik tersimpan di benak
Lekungan bulan sabit dari senyum mu
Deretan gigimu yang manis jika cengir
Membuatku haus akan senyum mu
Yang kini hanya bisa kutatap dari kejauhan
Jantungku pun berdebar ta tertahan
Karena pesonamu yang dingin namun mematikan
Membuat syarafku seolah lumpuh jika di dekatmu
Akupun menikmati rasaku kepadamu
Tapi, biarlah hanya angin
yang bisa membawakan salamku
Bahwa aku akan selalu mencintaimu
Dalam setiap debaran yang aku rasa .