Salju turun sangat lebat malam ini, hinata memandang jendela kamarnya diluar terlihat sangat dingin dan sepi. Badai salju belum berakhir.
"Aku penasaran apa yang sedang naruto-kun lakukan sekarang." Gumam hinata, sambil merona.
"Nee-san, apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya hanabi.
"lie, tidak ada hanabi." Jelas hinata
"Emmm, naruto-nii kah?" Tebak hanabi, hinata yang mendengarnya merona.
"Hanabi, ini bukan urusan anak kecil." Ucap hinata menutupi rona dipipinya.
"Aku bukan anak kecil lagi nee-san." Ujar hanabi.
Hanabi melompat naik ke kasur hinata dan duduk di sebelahnya, memandang salju yang turun malam itu.
"Nee, nee-san, bagaimana rasanya jatuh cinta?" Tanya hanabi. Hinata melirik sekilas adiknya itu lalu tersenyum.
"Aku tidak tahu, tapi ketika kau melihat orang yang kau sukai, rasanya begitu damai dan sangat nyaman. Itu yang aku rasakan." Ucap hinata.
"Hee.. jadi nee-san selama ini memperhatikan naruto-nii ya." Ujar hanabi dengan senyum jailnya.
"Lie, bukan begitu hanabi, huft... ini sudah larut pergilah tidur hanabi, besok kau bisa telat ke sekolah." Ucap hinata.
"Aku ingin tidur disini saja, kau tau nee-san, aku merindukan okasaan." Hinata menatap adiknya sendu. Saat ayah dan ibunya bercerai, hanabi baru berusia 2 minggu pasca lahir. Hinata saat itu berusia 3 tahun hanya bisa mendengar ayah dan ibunya bertengkar, hingga akhirnya mereka bercerai.
Hanabi tumbuh tanpa adanya kasih sayang seorang ibu, maka dari itu hanabi sangat menyayangi hinata.
"Hanabi, jangan pernah benci kepada okaasan karena dia yang melahirkan kita ke dunia ini, aku mengerti perasaanmu. Nee-san akan selalu berada disisimu." Ucap hinata.
"Arigatou, nee-san."
•••
Suasana pagi hari ini sangat dingin, setelah badai salju reda semalam, jalanan menjadi tertutup oleh salju yang tebal, anak-anak riang gembira bermain salju diluar sana, bersama orang tua mereka.
Hinata berada di taman sedang melihat pemandangan pagi di akhir musim semi, seorang pria dengan rambut kuning yang berantakan menghampiri hinata.
"Oy, hinata sedang apa disana?"
"Na-naruto - kun!" Pekik hinata
"Mou!! Kenapa naruto-kun sangat tampan pagi ini, tenang hinata kau tidak boleh pingsan, um demo kyaaaaa, dia mendekat!" Hinata bergelut dengan batinya kala melihat naruto yang sepertinya baru bangun tidur.
Rambut yang dibiarkan berantakan dan wajah polos sepertinya baru bangun tidur menambah kesan tampan kepada sang empu.
"Hinata?"
"Ah, etto, aku...aku sedang bersantai saja, naruto-kun." Ucap hinata gugup.
"Ah, begitu. Em hinata, apa hari ini kau kosong?" Tanya naruto.
"Eum, sepertinya aku tidak punya kesibukan hari ini, ada apa?"
"Temani aku jalan-jalan di desa ya, moodku sedang baik, tadi aku mengajak sakura-chan tapi dia memilih pergi bersama sasuke." Ucap naruto dengan senyumnya, membuat hinata blushing di tempat.
"Ano, naruto-kun. Apa benar naruto-kun menyukai sakura-san?" Tanya hinata dengan suara yang kecil.
"Ah, em, aku memang menyukainya. Tapi sakura-chan sudah bersama sasuke. Ya, kau tahu mungkin itu yang terbaik untuk sakura, melihatnya bahagia sudah cukup untuku, pasti akan datang seseorang yang bisa mengerti diriku, hinata" Ucap naruto menatap hinata penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuyu No Owari Ni {NaruHina}
ФанфикBertahun-tahun menyukaimu sudah banyak hal pahit dan manis yang ku lewati, sakit dan perih, senang maupun sedih. Hingga salju turun kembali, rasanya seperti mengenang masa kecil dahulu, dimana aku dipertemukan denganmu ditengah hujan salju, kau yang...