16. Yang ada dalam hati

4.5K 618 106
                                    

Warning
-mention of rape

Kalau ada typo bilang yaa
Happy Reading ❤️

Jeno mengendarai motornya menyusuri jalan raya. Ini sudah 20 menit dia pergi dari rumahnya, tapi ia bahkan masih tidak tau akan pergi kemana. Jeno sudah tidak memiliki kerabat, papa dan mamanya adalah anak tunggal, jadi dia tidak mempunyai om atau tante yang bisa menampungnya selama beberapa hari.

Jeno juga tidak bisa menyewa hotel atau apartemen, karena dengan teganya Taeyong menyita semua asset Jeno kecuali ponsel dan motor, karena kedua barang itu memang dibeli dari uang tabungan Jeno.

Uang tabungan Jeno hanya cukup untuk makan selama sekitar 2 bulan, benar-benar hanya untuk makan. Jeno tidak bisa menyebut Taeyong tega kepada dirinya, karena ia sadar diri bahwa semuanya adalah salah dirinya yang tidak merundingkan apapun dengan Taeyong maupun Jaemin.

Tin Tin

Ah, rupanya di belakangnya masih banyak kendaraan yang menunggunya untuk berjalan karena lampu sudah menunjukan warna hijau. Jeno sangat tidak fokus memikirkan bagaimana ia kedepannya akan hidup. Jeno belum berpengalaman untuk bekerja tetapi ia harus bekerja untuk memenuhi hukuman yang diberikan oleh Jaemin.

Tapi setidaknya itu lebih baik daripada dikeluarkan secara tidak hormat.

Jeno meminggirkan motornya, ia berhenti karena tidak cukup fokus untuk mengendarai motor dan akhirnya akan membahayakan dirinya sendiri, Jeno tidak mau mengambil resiko itu.

Tin Tin

Jeno melihat ke depan, ada sebuah mobil yang berhenti tepat di sebelah motornya terparkir.

“Hoy Jen”

“Lah, Bang Jae?”

Orang yang dipanggil Bang Jae oleh Jeno itu turun dari mobilnya, dan menghampiri Jeno.

“Lo ngapain disini Jen?”

“Oh,, itu. Lagi nyari tempat bang”

“Lah?”

“Panjang ceritanya, Bang Jaehyun”

Jung Jaehyun, pacar dari Taeyong menghampiri Jeno. Jaehyun sebenarnya sudah mengetahui perihal Jeno disini, akan tetapi Jaehyun berpura pura tidak tahu. Tidak mungkin kan jika ia memukul Jeno tanpa alasan? Ia berniat memukul Jeno setelah Jeno menceritakan semuanya.

Jaehyun terlampau kesal dengan calon adik iparnya itu.

“Yaudah, lo ke rumah gue aja. Nginep disana buat beberapa hari. Selagi lo cari-cari tempat”

Jeno yang tadinya murung akhirnya terlihat berbinar. Sungguh, rasanya Jaehyun adalah malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk menyelamatkannya dari krisis keuangan.

“Yang bener bang?”

“Iya, ayo. Daripada lo diem diem aja di pinggir jalan kek gembel. Mending di rumah gua aja sini.

Jeno mengikuti mobil Jaehyun dengan motornya untuk pergi ke rumah Jaehyun.

****

“LO GABISA BIARIN DIA KELIARAN GITU AJA DI SEKOLAH DAN BIKIN LO SAKIT LAGI JAEMIN” Renjun nampaknya sudah emosi kepada Jaemin. Terlihat dari wajahnya yang memerah dan tangan yang mengepal

Sedangkan di sudut kanan sana ada Jaemin yang diam sembari menunduk.

“Lo gabisa berbaik hati gitu aja sama dia sedangkan dia udah ngancurin masa depan lo, Na Jaemin”

“Apa bedanya sama gue kalau gue biarin dia dikeluarin gitu aja, Njun? Gue juga sama sama ngancurin masa depan dia kan?”

“Itu balasan yang setimpal buat dia Jaemin”

Limerence || Nomin (Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang