hasil dari bantuan nathaniel

98 24 3
                                    

82xxx
halo?
ini kalisa
ini beneran iel kan?

jam
kak kalisaa!
iya, ini beneran iel kok wkwk
ada apa nihh?

82xx
umm
sudah ada hasilnya?
maaf kalau terkesan buru-buru
aku kelewat excited 😓

jam
wkwk gapapaa
but sorry, ka
belum ada apapun
juan baru cerita sedikit tntg semuanya dan aku blm bisa yakinin dia

82xx
ahh begitu..
yaudah, gapapa
terima kasih ya iel
maaf jika mengganggu
semangat untuk hari ini! 💛

jam
uhm! sama-samaa
semangat jg ka lisaa!

iel menutup ruang pesannya dengan lisa. ia terkesiap melihat emotikon hati kuning yang wanita itu kirim.

"oh, a yellow lover, hm?"

pria itu lantas pergi ke luar kamar untuk mengambil kopi yang tadi ia buat. saat tangannya meraih kap kopi di atas meja, matanya menangkap sosok juan di dapur — nampaknya tengah memasak ramyeon.

"tumben-tumbenan lo masak ramyeon malem-malem?" celetuk iel yang nampaknya membuat juan terperanjat, namun, pria itu masih dapat mengatur ekspresinya.

"laper."

"biasanya juga lo paling anti masak ramyeon malem hari?" tanya iel lagi.

"ya emang kenapa, sih?!"

nathaniel terkejut akan suara juan yang meninggi. "wow, wow, wow. santai aja, kali? gue cuma heran aja karena gue tahu kebiasaan lo. kenapa malah marah?"

sama terkejutnya, juan diam seribu bahasa. pergerakannya yang semula mengaduk kuah terhenti. bodoh, lo, juan. sebenernya lo ini kenapa, sih?

"i-iya, maaf. gue lagi stress, yel. makanya gue mau masak ramyeon malem-malem gini," jelas si lelaki bermarga lee.

"tentang dia lagi, ya?"

iel menghela napasnya berat, lalu menepuk pundak juan pelan. "gue harap lo bisa mengambil keputusan terbaik. yang nggak merugikan pihak manapun, yang gak akan bikin masalah baru. ya udah, gue tidur duluan. jangan lupa kompornya matiin lagi!"

sepeninggal iel, pikiran juan kembali mengelana. dalam hidupnya, ia tak pernah segundah ini. juan mematikan kompor, menuang bubuk rumput laut ke atas mi kemudian kembali ke kamarnya.

yang nggak merugikan pihak manapun? gue... apakah gue bisa mengambil keputusan terbaik dan gak egois? lagipun, kejadian itu udah lama dan kak kal nggak terlibat di dalamnya. gue harus apa?

cukup lama ia mendiamkan mi di depannya hingga suara seperti tembakan muncul dari film yang tengah ia tonton. juan mulai melahap minya dengan lahap, sungguhan lapar.

"will this be the best decision i will ever made?" juan bertanya pada angin.




***




malam-malam sekali kalisa pergi dari rumah jiyoon. dengan perbekalan seadanya, wanita itu menyusuri jalanan kecil di seoul yang gelap. ia mampir sebentar ke salah satu mini market yang masih buka di daerah sekitaran sana. membeli ramyeon lalu memakannya dengan tenang di depan toko.

kuah ramyeon yang sedikit pedas dan panas, memang sangat cocok dimakan di udara yang sedang dingin seperti ini. radar di ponselnya menunjukkan suhu sekitar 23 derajat celcius, cukup dingin untuk membuat tubuh kalisa kedinginan.

"gue harus chat nathaniel lagi gak, ya?" bisiknya. namun sedetik kemudian ia menggeleng dengan cepat.

"nggak. udah larut begini. dia pasti udah tidur."

setelah selesai melahap ramyeon, kalisa bergegas melanjutkan perjalanannya. tujuan utamanya adalah rumah temannya semasa masih bekerja di toko kelontong sekitaran sini. ia harap, temannya itu mau berbaik hati untuk membiarkan dirinya menginap — setidaknya hingga dirinya mendapatkan jawaban dari nathaniel.

sebenarnya alasan utama kalisa pergi dari rumah jiyoon adalah ia terdesak. kemarin malam, saat ia terbangun larut malam, samar-samar ia mendengar perbincangan jiyoon dengan suaminya. intinya, suami jiyoon tidak suka jika lisa berlama-lama di rumahnya. lelaki itu berkata ia tidak sanggup jika harus membagi pengeluarannya dengan kebutuhan lisa juga.

lisa menggosokan kedua lengannya yang berbalut sarung tangan. ia memakai jaket tebal dan juga kupluk, serta sepatu boots guna menghindari dinginnya cuaca malam. persis seperti orang-orang eskimo.

"fyuhh~ dingin banget, sih?"

"kalo kedinginan kenapa gak melipir dulu?"

suara berat tersebut mengejutkan kalisa. ia menoleh ke belakang, mendapati sosok lelaki yang memakai hoodie hitam bertuliskan chrome heart, tampak seperti barang mahal. lelaki di depannya menatap kalisa dengan dingin. lebih dingin dari cuaca malam itu.

itu juan.




***




jam
kak lisaa
aku udah ngmg sama juan
dia bilang, bakal dia pikirin lagii
i am sorry i cannot help you any further, cm itu yg bisa aku bantu
all of this is on him

kak li
iel, terima kasih banyak, ya
aku ditemani juan sekarang
terima kasih banyak, nathaniel


















***
maaf karena waktu hiatusku yang lama~ terima kasih masih mau membaca cerita sederhana ini 💛

sa.2022

[3] dreamies series; lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang