di ujung lorong

168 41 0
                                    

setelah bersusah payah berjuang semalaman untuk mendapatkan tiket dream stage, kalisa akhirnya mendapatkan satu. ia kini tengah mempersiapkan diri dan beberapa perbekalan — berniat untuk menginap di rumah jiyoon untuk semalam.


perihal niatnya, lisa tidak memberi tahu siapapun. dia tidak ingin berita ini menyebar karena lisa tahu betul seperti apa orang-orang di sana jika itu soal menjaga rahasia. lisa sudah sendirian, ia tidak punya siapapun lagi untuk dipercaya sepenuh hati.

di ruang televisi, hideko cemberut kesal karena lisa bisa mendapatkan tiket berharga itu sedangkan ia tidak. huh, padahal dialah penggemar berat neocity dream. tapi kenapa malah lisa yang dapat? sungguh tidak adil!

melihat itu, lisa berceletuk, "sabar, ya, hideko-chan. nanti kuberikan spoiler, kok."

"nani?!"

"nanti kuusahakan untuk mengambil beberapa video untukmu. kamu tahu sendiri, kan, kalau ada larangan mengambil video?"

"benar, ya!"

"iya."



***



setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, lisa akhirnya tiba di rumah jiyoon — konsernya berlangsung nanti sore menjelang malam. ia akan ke sana sendirian naik kendaraan umum, masih teguh pada niat awalnya untuk tidak memberitahu siapapun perihal niatnya.

"tumben banget kamu suka sama grup k-pop kayak gini? biasanya gak pernah sebegininya," celetuk jiyoon setelah meletakkan koper lisa di sisi pintu masuk.

"iya, aku dicekokin lagu-lagu mereka sama temenku. jadi, deh, sekarang aku ikutan suka, heheheh."

jiyoon hanya berdeham, aneh sekali adik sepupunya ini. "makan dulu aja, konsernya masih nanti sore, ya kan? kakak kebetulan masak lebih. kamu bisa habisin."

"makasih, ya, kak!"

selepas mengatakan itu, jiyoon mengangguk dan berlalu ke kamar anaknya karena terdengar tangisan si kecil. sedangkan kalisa berjalan menuju dapur untuk sedikit mengisi perut. ada beberapa hidangan khas rumahan — yang pastinya enak karena lisa tahu jiyoon itu pandai memasak.

"aku harus belajar masak juga."

kalisa menyantap makanan-makanan itu dengan lahap. jauh di hati kecil miliknya, ada harapan jika juan akan mengingat siapa dia. membayangkan hal itu membuat lisa jadi cemas dan khawatir sendiri.

"huh, calm down, kalisa."



***



jam tangan mahal nan mewah itu menunjukkan pukul 17.00 lebih sedikit. juan memantapkan diri dalam hati sembari sedikit membisikkan kata-kata penyemangat untuk dirinya. dia menoleh ketika seorang staf memanggil namanya. bergegas juan menghampiri staf tersebut dan menemukan rendra yang termenung.

"ada apa, kak?"

staf tadi lantas menjelaskan beberapa hal sebelum mereka tampil di panggung. fokus juan sedikit terdistraksi akibat rendra yang kini berdecak. tak lama, perbincangannya dengan si staf tadi selesai. juan lalu menghampiri sahabatnya itu dan menepuk pundaknya.

"lo kenapa? gue perhatiin daritadi lo gak fokus terus," interupsi juan.

rendra menatapnya, "gue rasa ... gue liat kalisa-kalisa itu di bangku penonton tadi."

pernyataannya itu mendapat delikan dari juan, "halah. lo kurang minum, kali, makanya ngelantur. udah, fokus. bentar lagi kita tampil!"

selepas menepuk bahu rendra, juan pergi ke tempat lain. meninggalkan si pria mungil dalam kebingungan dan penasaran. dia sangat yakin dengan apa yang dia lihat, maka dari itu guna memastikannya, rendra kembali memeriksa bangku penonton.

matanya menyisir dari ujung ke ujung, atas ke bawah. sosok yang tadi dia lihat tidak ada! apa benar ia hanya kurang fokus? ah, persetan.

"oke. fokus, ren, fokus!"



***



beberapa penampilan selesai, mereka membawakan lagu-lagu baru yang nanti akan menjadi b-side track mereka di album yang akan segera rilis, juga lagu my first and last — lagu lama mereka.

"anjir, mayan juga ni koreo. akibat dah lama gak bawain ni lagu jadi agak ngos-ngosan gue."

dechandra datang dengan melepas kostum jaket yang ia kenakan tadi saat menampilkan lagu. menengguk sebotol air mineral dengan terburu, lalu menjatuhkan diri di samping juan dengan menghela napas lelah.

pemuda lee berambut pink mendengus, ia pergi dari ruangan tersebut guna melepas penat. ia tidak terlalu suka tempat yang terlalu ramai, dan ruang ganti adalah salah satu tempat yang tidak terlalu ia sukai. kakinya ia langkahkan menuju toilet. ia rasa ia terlalu banyak minum hari ini.

sekitar 5 menit ia di dalam toilet lalu ke luar dengan dengusan. toilet tempat ini kenapa kotor sekali? bahkan tidak ada tissue untuk mengelap tangannya. persetan dengan itu, juan berniat untuk kembali ke ruang ganti karena archen mengabari jika mereka akan segera menampilkan lagu lain.


dug!
awh!


"eh! astaga, maaf, tuan!"

"hish ...."

juan menatapi bajunya yang terkena noda cokelat minuman, kemudian menatap gadis berambut pirang di depannya dengan kesal. "lain kali kalo jalan liat-liat. jangan malah fokus sama hp."

"i-iya ... saya benar-benar minta maaf, tu — juan lee?"

si pemilik nama tertegun dengan jantung berdegup kencang. perlahan ia mengalihkan pandangan ke mata bulat si gadis. mereka terdiam cukup lama dan bahkan mata keduanya tidak bisa berhenti saling menelisik satu sama lain. bahkan ketika archen datang dengan teriakan khasnya dan berakhir ternganga di ujung lorong, dua cucu adam dan hawa itu masih saling terkejut.

"ka...lisa?"

















***
selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan~ semoga hal-hal positif selalu datang pada kita, yaa~ hwaiting untuk bulan ini! 💛

ri.2022

[3] dreamies series; lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang