☔ Empat ☔

1 0 0
                                    

Ting tong! Ting tong!

Bel rumah berbunyi, miyu yang tadinya didalam kamar berdecak pelan seraya jalan ke arah pintu, tanpa bingung siapa yang nge-bel di tengah malam ia sudah duga pasti itu adalah kakaknya.

Ceklek

"...kau" ucap miyu setelah sebelumnya terdiam terkejut melihat pria didepannya. Dia adalah pria yang sama yang sebelumnya memberi nya jaket, ya, dia Shuida.

"Hai, boleh masuk?" Tanya shuida sopan.

Sontak miyu tersadar dari ke-terkejutan-nya, ia baru sadar lelaki tadi tidak sendiri, melainkan bersama kakaknya yang sedang dirangkul dengan banyak lebam dan, oh apa itu, menyebalkan sekali ia memakai jaketnya--maksudnya jaket pemberian shuida.

"Oh iya, silahkan" jawab miyu lalu bergeser memberi shuida dan kakaknya jalan.

Shuida mendudukkan kakak miyu yang lemas dan penuh lebam itu di sofa, lalu ia menghampiri miyu yang masih stagnan di depan pintu.

"Miyu..." Panggil shuida, entah mengapa membuat pipi miyu memanas dan ia menjadi gugup.

"Y-ya?" Sahut miyu.

"Maafkan aku, kami tadi telah bertengkar dan aku memukul kakakmu terlalu banyak" ucap shuida dengan muka bersalah, ia takut gadis di depannya ini jadi membencinya.

"Tidak-tidak, tidak perlu minta maaf, aku tau mungkin kamu tidak bersalah, karena hampir setiap kali dia pulang dari diskotik, pria menyebalkan itu selalu pulang membawa oleh-oleh lebam" Dumel miyu, seakan mencurahkan isi hatinya kepada shuida.

"Benarkah? Tadi kami bertengkar karena aku yang memulainya, karena dia memakai jaketku" ucap shuida.

"A-ah, itu... Anu, maaf..." Gugup miyu.

"Oke, tapi lain kali jangan seperti ini, aku hanya mau barangku dipakai oleh kamu, bukan orang lain" Dengan menggunakan seluruh keberaniannya, shuida mengucapkan kata-kata itu dengan lancar meski hatinya deg-degan.

Mendengarnya, miyu semakin memerah, ia menundukkan kepalanya "i-iya maaf..."

"Baiklah aku pulang dulu" pamit shuida.

"E-eh, terimakasih telah mengantar kakakku pulang, dan maaf untuk jaketnya..." Ucap miyu.

Shuida mengusap rambut miyu halus "bukan masalah " ucapnya lalu keluar dari rumah miyu.

Miyu yang sedari tadi memandang kepergian shuida mendadak gugup kembali ketika pria itu berbalik lagi.

Setelah dekat dengan miyu, shuida melepas kalung yang ada dilehernya dan memasangnya di leher miyu.

"Jangan beri ke siapapun atau aku akan meninju orang itu juga" ucap shuida dengan candaan, miyu hanya terkekeh ringan lalu mengangguk lucu meng-iyakan.

Terus tersenyum hingga shuida masuk kedalam mobil dan melaju, miyu tiba-tiba teringat sesuatu "Astaga! Aku belum menanyakan namanya..." Ucapnya.

Dengan harapan semoga bertemu shuida kembali, miyu masuk kedalam rumah, menatap jengah pada kakaknya di sofa lalu masuk ke kamar tanpa memperdulikan sang kakak.

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

雨:RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang