Chappter 10

753 88 3
                                    


Hallo...aku datang ganti unsername yak🤣

Maaf ya bikin bingung, ini aku, yang nama akun nya dulu Ry_haechanie, hehe😆

okedeh langsung aja bacaaa ya..

















Maafkan typo ya...





Happy reading...



Beberapa hari berlalu, tibalah hari sabtu yang di mana malamnya adalah malam minggu.

Aiden dan ketiga sahabat nya sudah berangkat sejak pukul 19 : 00 tadi, karna jarak dari rumah aiden ke pasar malam memang tidak terlalu jauh. Maka dari itu sekarang mereka sudah sampai.






Suasana di pasar malam sangat ramai, selain banyak pengunjung yang datang, banyak juga berbagai wahana. seperti kincir angin, Ombak-ombakan, kuda-kudaaan, dan kora-kora. Termasuk rumah hantu. Itu adalah wahana yang jarang di temui di pasar malam seperti ini. Maka dari itu banyak juga yang penasaran bagaiamana rasanya saat berada di rumah hantu.

Aiden yang sejak tadi tidak berhenti mengucapkan kata "waah" sudah tidak terhitung berapa kali anak itu mengucapkannya. Terdengar norak memang, tapi..ya, namanya juga aiden. Ketiga sahabat nya hanya bisa menggelengkan kepala mereka heran.

"Pokoknya gua mau coba semuaaa wahana yang ada di sini" ujarnya antusias sambil merentangkan tangan nya lebar-lebar.

"Hemm..punya duit berapa emang lu? Cukup emang?" tanya adlan. Terdengar meledek memang, tapi bukan itu maksudnya kok.

"Kan ada lu yang bayarin hehe" jawab aiden enteng sambil cengengesan.

"Dih ogah" adlan membuang muka berpura-pura tidak perduli.

"Dihh pelit. Huh" dengus aiden kesal. " yaudah masih ada rigel ama zehren yeuuu" ledek aiden pada adlan.

Adlan kembali menghadap aiden, dan memegang pundak anak itu.

"Dengerin gua." ujar nya serius. yang membuat aiden menatap mata nya.

"Bukan masalah duit nya ai,, tapi inget ga semua bisa lu cobain satu satu, lu lupa kalo lu takut ketinggian ? Terus mau nyoba kincir angin gitu? Dan juga kora-kora yang udah pasti bikin spot jantung" jelas adlan. Dia hanya menghawatirkan aiden kok bukannya pelit.

Aiden yang mendengar itu menatap Rigel dan zehren meminta bantuan untuk menolong dia. Namun sepertinya tidak berlaku.

"Bener ai, kuda-kudaan aja ya" bujuk zehren.

"Dih emang gua anak kecil" sinis tidak terima.

"Ya emang masihh bocil apalagi kalo lagi nangis udah kaya anak umur 5 tahun" Rigel berkata dengan lancar tanpa memperhatikan tatapan tajam aiden. Lagian juga dia ga bakal takut. Orang imut gitu ga serem.

"Ihss nyebelin..boleh yaa boleh..oke deh ga kora-kora tapi kincir angin aja boleh yaa..kan naik nya juga ama kalian, lagian itu ga terlalu tinggi kok kayaknya, cuman yaaa ga pendek doang"  aiden yang keras kepala ini sudah merajuk.

Aiden sangat ingin menaiki wahana itu. Karna sejak dulu dia selalu di larang oleh keluarga nya. Maka dia sekarang mencoba untuk membujuk tiga sahabat yang masih memandang nya datar.

"Apa bedanya dodol" rigel berkata sambil menyentil dahi aiden pelan.

"Ihss..tap-tap..boleh yaa..pliss sekali aja" ujar nya aiden mengeluarkan puppy eyes nya.

Adlan, zehren dan Rigel hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Yaudah terserah, kalo ada apa apa awas lu" ancam zehren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMBURAT JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang