(You're great enough) For You

707 69 6
                                    

Tema : Brotherhood, Psychology

WARNING ⚠️ : Trigger

Enjoy~

🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩🧩

Hari ini, matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Membuat para murid berjalan dengan malas, hanya untuk sekedar pulang ke rumah. Begitu juga, dengan ketujuh saudara yang baru saja keluar dari kelas masing-masing. Karena, katanya akan ada rapat guru dadakan di sekolah.

"Kenapa kalian lama?" Tanya Halilintar, yang bertanggung jawab menjemput keenam adiknya.

Taufan malah kembali bertanya, "Kenapa kak Hali cepat jemputnya?"

"Wah, sudah bosan hidup ya kak Taufan?" Blaze menggeleng tidak percaya, bagaimana bisa kakaknya seberani itu?

"Keren, kak Taufan seperti lelaki sejati!" Berbeda dengan Blaze, saat ini Thorn memandang kagum ke arah Taufan.

"Kak Thorn, tolong bedakan lelaki sejati dengan kebodohan natural" Celetuk Solar, tidak ingin kakak bermanik hijau mudanya itu mengikuti kesesatan Taufan.

"Solar, jangan bicara fakta di depan kak Taufan" Ice menatap santai ke arah Taufan yang hendak komplain.

"Sudah, jangan bertengkar di sekolah" Untungnya, mereka memiliki saudara seperti Gempa yang lebih waras.

"Ayo, kita pulang" Malas menanggapi adik-adiknya, Halilintar hanya berjalan mendahului mereka.

Sepanjang perjalanan pulang, kelima adiknya tidak berhenti mengeluh akibat panasnya terik matahari. Sedangkan Gempa, dia sudah terbiasa sabar menghadapi situasi dan kondisi seperti apapun. Bahkan, dari kecil Gempa selalu berpuasa penuh tanpa bolong seharipun. Apa kalian merasa malu terhadap Gempa sekarang?

"Kak Hali, belikan eskrim dong please" Rengek Thorn, dia memang cukup sering dimanja karena tingkah imutnya.

"Yasudah, mampir dulu ke warung dekat rumah"

Ketika adik-adiknya sudah berebut untuk sampai duluan ke warung, Halilintar menghentikan langkahnya sebentar. Dia mengambil sebuah dompet di tasnya, mencoba mengecek ada berapa sisa uang yang dimilikinya.

"Cuman, ada sisa Rp 30.000" Gumamnya perlahan, agar tidak terdengar oleh adik-adiknya.

Setelahnya, mereka sampai di warung langganan dekat rumah. Langsung saja, kelima adiknya memilih rasa eskrim kesukaan mereka masing-masing. Sedangkan, Gempa hanya berdiri dibelakang yang lainnya dalam diam. Walaupun, dia sangat ingin membeli eskrim juga di cuaca yang sepanas ini.

"Tidak beli eskrim juga, Gem?" Melihat Gempa hanya tediam, Halilintar pun berjalan mendekati Gempa.

"Eum, aku takut uangnya kak Hali tidak cukup" Hati Halilintar terasa sakit, saat mendengar jawaban adik keduanya.

"Jangan dipikirkan, uangku selalu cukup"

Gempa terlihat ragu dan kembali bertanya, "Kak Hali, yakin benar-benar cukup?"

"Yakin, sudah sana pilih rasa eskrim kesukaanmu" Halilintar mengacak perlahan rambut Gempa.

Untungnya, Gempa menyukai jika Halilintar mengacak perlahan rambutnya. Karena, dia bisa merasakan kalau kakak sulungnya itu sangat menyayanginya. Gempa tersenyum dan ikut memilih rasa eskrim kesukaannya, bersama dengan saudara-saudaranya yang lain. Sesudah itu, Halilintar pun menuju ke kasir dan membayar biaya eskrim mereka.

"Eh, kak Hali gak beli eskrim juga?" Taufan baru sadar, setelah melihat ke arah Halilintar.

"Aku gak suka yang manis-manis" Jawab Halilintar singkat, tidak mau menjadi pusat perhatian adik-adiknya.

For You -Oneshoot- (BOBOIBOY) ✅ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang