MHIC VI

280 22 4
                                    

Maap yaa guyss baru update soalnya kemarin" Rin lagi so sibuk terus sakit jadi upnya lama ╥﹏╥

Maap yaa guyss baru update soalnya kemarin" Rin lagi so sibuk terus sakit jadi upnya lama ╥﹏╥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

“Uhmmm, au i ana nii? enapa au ca i cini?” (Uhmmm, aku ada dimana ini? Kenapa aku bisa di sini?)

Ryanair mengerjapkan matanya. Dia bangun dan melihat sekelilingnya tampak berbeda, kamar dengan nuansa pink putih itu memasuki penglihatannya.

'Perasaan tadi gue masih dilorong bawah tanah terus ada yang narik pinggang gue dan semuanya jadi gelap. Njirrr jangan-jangan gue diculik nih??' Ryanair memegang wajahnya dengan panik, dia harus bagaimana sekarang?

Ryanair meraba tubuhnya, seketika raut wajahnya bertambah panik. dia merasa ada yang hilang tapi apa? Dia hanya bisa mendesah pasrah karena sifat pelupanya itu.

Tok Tok Tok

“Permisi nona, apakah anda sudah bangun?” sebuah ketukan pintu disusul suara seorang wanita mengalihkan perhatian Ryanair.

Dia tidak mau kejadian sewaktu ia dibangunkan beberapa maid terulang kembali, dengan segera dia membuka pintu dan melihat seorang maid  tengah tersenyum lebar.

"Salam nona, perkenalkan saya Loura kepala maid di kediaman ini. Silahkan nona mengikuti saya menuju ruang kerja duke karena anda sudah ditunggu beliau.” dia memperkenalkan diri sambil membungkukkan badannya kemudian mengulurkan sebelah tangannya kearah Ryanair.

Ryanair tersenyum polos melihat maid tersebut mengulurkan tangan. “ote ibi, ama au iani. Tuk cayang au dak nya oin adi au tak ica beyican oin tuk ibi, ceaiknya inta ma tacan ibi aja.” (oke bibi, nama aku Ryanair. Untuk sekarang aku tidak punya koin jadi aku tidak bisa memberikan koin untuk bibi,  minta sama atasan bibi saja)

Loura tertawa walau tidak sepenuhnya mengerti perkataan Ryanair tapi dia tahu intinya. “Maksud saya mengulurkan tangan agar nona menggenggam tangan saya kemudian mengikuti langkah yang saya tunjukan bukan meminta koin, nona cantik.”

Ryanair menutup wajahnya dengan kedua tangan karena merasa malu. Loura menggelengkan kepala dan menghentikan tawanya. Dia langsung menggenggam tangan mungil Ryanair. “Ayo nona, sekarang kita pergi menuju ruang kerja duke.”

Ryanair hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Loura. Dia penasaran siapa tuan duke yang dimaksud? Mungkinkah orang yang menyelamatkan dirinya saat dilorong? Entahlah dia tidak tahu.

Sepanjang jalan Ryanair melihat banyak pahatan, lukisan dan benda kuno yang dipajang di dinding lorong berlapis emas yang membuat dia mengeluarkan air liurnya.

'Lumayan nih kalau dindingnya gue belah, bisa buat makan selama sebulan' entah angin dari mana pikiran tersebut melintas dikepala Ryanair.

Mereka berdua berbelok ke arah kiri dan kembali menelusuri lorong panjang. Tapi lorong yang mereka telusuri kali ini berbeda karena sangat gelap, hanya satu obor di dinding sebagai penerangan.

My Harem Is CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang