Minggu kesepuluh sore hari.
Sebagian besar murid-murid di sekolah itu telah keluar. Beberapa juga masih ada yang menetap disana—tak luput perpustakaan juga sebagai tempat 'persembunyian' para murid yang ingin sekedar merasakan angin sore di dekat jendela perpustakaan.
Sangat menyenangkan bisa berada di sana. itulah beberapa opini yang dilontarkan oleh seorang gadis yang duduk di pojok ruangan dekat jendela.
Ya, dia adalah Mary.
.
"Sampai kapan kita belajar pelajaran yang membosankan ini?" celetuk seorang laki-laki di samping gadis itu. Siapa lagi bukan Honda.
.
Ya, Honda bukanlah orang yang menyukai pelajaran yang sangat menguras tenaga otak—apalagi dengan kata 'hafalan'. itu adalah hal terhoror yang ia terima mentah-mentah untuk memakan ilmu disana. Mau tidak mau dia harus bisa melahap semuanya.
.
"Besok kita ulangan sejarah." tukas Mary melirik arlogi putihnya. Sudah menujukkan sudut 120 derajat. Itu tak perlu dipermasalahkan untuknya, pasanya ia sudah terbiasa belajar hingga larut di sekolah lamanya untuk menempuh pendidikannya.
"Aku bosan." Honda kemudian beranjak dari bangkunya meninggalkan Mary.
.
Memang, honda adalah tipikal seorang yang tak ingin disusahkan oleh sesuatu yang memberatkan kerja otaknya.
untuk apa belajar gumamnya dalam hati.
Mata gadis itu mengarah pada buku yang cukup tebal, buku sejarah. Pelajaran yang paling tak disegani oleh kebanyakan siswa karena terlalu banyak ocehan di dalamnya apalagi seseorang yang ingin meneruskan ke pelajaran eksakta.
Namun tidak berlaku untuk Mary. Ia menyukai pelajaran sejarah. Apalagi tentang negara asing seperti negeri yang ia pijak sekarang. Ia menyukai zaman-zaman kekaisaran di jepang.
.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya seseorang untuk meminta bangku di depan Mary.
"Silakan." Mary masih berkutat pada buku tebal tersebut tanpa menengok siapa pemilik suara tersebut.
.
Beberapa menit kedua murid tersebut hanya terdiam. Larut dalam kegiatan masing-masing. Mary membaca dan di tempat yang lain sedang menulis rumus fisika.
.
"Mary, kau tak pulang? ini sudah petang. Aku antar dengan selamat deh." pemilik suara merdu itu sudah berdiri di samping gadis berambut hitam sebahu. Mary melirik kembali arlojinya—benar saja, sekarang sudah jam enam lewat lima belas menit.
Sebelum beranjak dari tempat duduknya, Mary melihat orang di depannya. Ia tak menyangka dan tak terasa kerja jantungnya sulit dikendalikan. Perasaannya sedikit kacau dengan apa yang ia lihat sekarang.
Pemuda yang mengantarnya membeli ponsel tempo hari.
.
"Ken Agase?" tanya perempuan itu tak percaya.
"..."
.
Hanya tatapan yang masih lurus pada kedua mata mereka.
.
♥12♥30♥
.
From:Honda_S30@xxx
tunggu aku di dekat loker. aku masih ada latihan.
.
Hanya itu pesan terbaru dari ponselnya. Pemuda bernama Sakamura Honda. Minggu-minggu ini keduanya—Mary dan Honda sering bertukar pesan. Dari sekedar mengucapkan selamat pagi atau malam, adanya tugas dari sekolah, ataupun jalan-jalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
12.30
Storie brevi[STORY 1 - COMPLETED] Sama-sama dipertemukan dengan alur yang berbeda. Satu laki-laki atlet dengan perkenalannya, yang lain tanpa disengaja. Keduanya mengenalkanku hangat sekaligus dinginnya perasaan. Aku ingin tak pernah menyesal bisa bertemu merek...