"sya tungguin dong"
kelas sudah selesai lima menit yang lalu, dan sekarang mereka tengah berada di kantin, fisya yang baru saja mengambil pesanan nya merasa jengah karena suara Caca yang terus memanggil diri nya namun tidak ia hiraukan.
biarkan saja, mood nya kali ini sedang buruk, yang ia butuhkan hanyalah segelas air untuk membasahi tenggorokan nya yang kering ini.
"FISYAAAA" teriak Caca membuat mereka seketika menjadi pusat perhatian.
"berisik caa!!! gue lagi kesel jangan bikin mood gue tambah buruk deh!"
"ya abis nya, lo dari tadi diemin gue Mulu!"
fisya tidak menghiraukan ocehan Caca, ia lebih memilih untuk meneguk minuman nya.Caca hanya menghembuskan nafas nya pasrah, percuma saja ia mengajak bicara seorang fisya yang sedang tidak mood, yang ada ia akan di ceramahi tujuh hari tujuh malam.
mereka terlarut dalam keheningan, fisya yang sibuk membaca buku nya dan Caca yang sibuk meminum minuman nya sembari memerhatikan suasana kantin yang ramai.
pandangan Caca terfokus pada dua orang yang sedang mengantri di stand makanan.
"sya sya liat deh" Caca menyenggol fisya dengan sikut nya, namun fisya hanya membalas dengan gumaman saja.
"hm"
"sya liat dulu, itu ada dokter Rafi sama dokter zidan"
sebentar, dokter zidan? ia baru mendengar nama tersebut, selama ia kuliah di jurusan kedokteran, ia tidak pernah mendengar nama dosen tersebut, jika dokter Rafi ia tau, jujur saja ia mengagumi doker tersebut secara diam diam.
"ck, masyaallah banget ya sya, udah ganteng, pinter, sholeh, pinter ngaji, hm idaman banget deh, coba aja jodoh gue kaya gitu"
fisya mendongakan kepala nya, melihat siapa dokter yang di sebut sahabat nya itu.
Disana ia melihat doker Rafi bersama dosen yang menghukum nya tadi pagi.
"apaan si gitu doang lebay" fisya kembali memfokuskan diri pada buku nya.
"lo gak mengagumi dokter Rafi lagi sya?" fisya hanya mengangkat bahu acuh tanpa mengalihkan pandangannya.
"buat gue boleh ya sya, siapa tau kan dokter Rafi jodoh gue hehe"
"siapa juga lo ambil Ca, lama lama juga pak Aryo lo ambil"
"ye gak gitu juga kali sya, ya kali gue mau sama satpam kampus, mending gue jomblo seumur hidup"
"omongan doa lo Ca"
"ish fisya jangan gitu dong, doa in gue ke supaya jodoh gue itu yang baik, yang ganteng yang pinter, kaya dokter Rafi contoh nya, kalo gak dokter Rafi, dokter zidan juga boleh, tapi sayang nya dia galak, nanti yang ada gue kena kdrt lagi, ishh nauzubillah"
"hm semerdeka lo deh Ca, tiap hari kerjaannya halu Mulu, kuping gue panas denger ocehan lo terus"
"gue tuh bukan nya halu sya, gue itu sedang mempersiapkan diri untuk kedepannya, jadi kalo ada apa apa gue udah siap"
fisya yang malas berdebat, memilih untuk mengalah, karena percuma saja, beradu argumen dengan Caca sama saja menguji kesabaran.
"Iya Ca iyaaa"
"tuh kan lo mah iya iya Mulu kalo di ajak ngomong" ucap Caca mengerucutkan bibirnya, sedangkan fisya hanya memutar bola mata nya jengah.
"oiya novel gue mana, kemaren lo janji mau balikin kan, sekarang mana" ujar fisya, Caca yang baru teringat sesuatu pun membolakan mata nya lalu segera mengecek isi tas nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/304894458-288-k780543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR IMAM KU
Fiksi RemajaDear imam ku,, Aku tak tau bagaimana tuhan mempertemukan kita, namun aku yakin ia selalu tau yang terbaik untuk hamba nya. #untuk kamu, nama yang sudah tercatat di lauhul Mahfuz