"Kail baru aku ajak ke kantor minggu depan mba Yu.. Karin sekalian minggu depan ngantor ya nanti berangkat bareng Kail?" kata Wisnu.
"Ya om " jawab Karina. Karina mengamati sosok sepupunya.. Wajahnya ganteng.. mirip dengan ibunya yang ayu. Pembawaannya tenang tapi humoris membuat nyaman lawan bicara, buktinya ibunya yang pendiam jadi banyak omong dan banyak tertawa mendengarkan dan menimpali pembicaraan Kail. Karin sedari awal mencoba menjadi pendengar yang baik.
" Karin ambil manajemen ya kemarin" tanya Kail.
" Iya mas" jawab Karina.
" Dia ini aktivis lho.. ibu sering ke sini jarang ketemu.. Ketua organisasi mahasiswa diaaa.. belum ngajar juga di EF, makanya pokoknya kalau bisa seterusnya nemenin kamu kembangin perusahaan yaa.. ayahmu udah bentar bentar encok" kata Farah." Wah buu.. orang si ayah masih ganteng maksimal begini masih segar bugar" jawab Kail disambut tertawa semua orang.
" Perlu dihukum ini ibumu nanti malam" kata Wisnu, dibalas dengan sikutan istrinya dan tawa semua orang di meja makan itu.
"Mas Anton besok jadwal cuci darah ya.. aku antar ya mas" kata Wisnu ke kakak iparnya.
"Iya besok. Wah nggak usah repot repot Nu.. biar puas puasin diantar Karina sebelum dia sibuk kerja" jawab Anton, ayah Karina.Mereka sangat menjaga untuk tidak banyak melibatkan apalagi merepotkan Wisnu dan keluarganya. Sejak lama selalu seperti ini. Hanum menjunjung tinggi sekali kehormatannya dan Wisnu tak peduli.. ia pun akan tetap bersikukuh dengan keinginannya nanti memberikan masing masing separuh hartanya ke Karina dan Kail dan menjodohkan mereka menjadi pasangan.
Bagaimanapun caranya, yang untungnya keinginan ini diaminkan Farah, ibu Kail tapi belum disampaikan ke Kail terkait keinginannya menjodohkan mereka berdua.
Kalau urusan memberikan separuh harta Sastrawidjaya Kail sama sekali tidak keberatan. Bahkan seluruh harta Ayahnya diberikan ke Karina pun ia tidak peduli saking sayangnya ia kepada ayah yang mengasuh dan membesarkannya seperti anak kandungnya sendiri.
Suasana makan malam berlanjut hangat dengan cerita cerita masa kecil Karina dan Kail sampe dewasa.
" Pacar bule ngga dibawa pulang Kail? tanya Hanum
" Wah budheee... ayah ini udah melebihi hansip tiap malam ngabsen video call.. mana bisa melawan paduka yang mulia tuan Wisnu Sastrawidjaya yang wanti wanti tiap saat ngingetin cari istri yang bisa masak ayam goreng kaya ayam goreng bikinan budhe Hanum.. berat kali budhee syaratnya.. mana bisa bule bule cantik bisa bikin ayam goreng yang kaya ayam goreng budhe.. beraat beraat" disambut gelak tawa semua orang yang ada di situ."Waduh waduh.. empat tahun di sana ketat banget ya hansipnya" kata Hanum.
"Hansip komplek kalah budhe" jawab Kail dengan ekspresi memelas. Kelihatan sekali Kail sangat sayang ayahnya.
Hanum yang melihat hal ini ikut senang. Adiknya bisa membesarkan laki laki yang baik meskipun bukan darah dagingnya sendiri. Ia sebagai kakaknya bangga dengan keluasan hati adiknya.
"Mas.. itu.. besok biar Kail yang ikut nemenin mas ya ke rumah sakit" kata Wisnu.
" Nggak usah merepotkan Nuuu.. kasian lho Kail masih cape baru pulang biar istirahat" kata Anton.
"Nggak papa pakde.. mumpung masih jadi pengangguran. Besok aku numpang makan di sini ya budhe...Peyek kacangnya ini lho.. sambelnya juga.. ayamnya juga.. masih pengen lagi" kata Kail.
Hanum membelai rambut Kail dengan sayang.
"Makan di sini setiap hari kalau bisa" kata Hanum"Wah ini sih tawaran menggiurkan susah nolak, menunya istimewa semua" kata Kail.
"Kok ngelunjak yaa anak ini" kata Wisnu disambut tawa semua yang ada di sana.
Anton dan Hanum pun jadi tak kuasa menolak tawaran Kail.Jam 7.30 esok paginya Kail sudah mengetuk pintu rumah Karina. Karina yang sedang menyapu ruang tamu dengan masih menggunakan setelan tidur bermotif kucing warna pink belum mandi pula, terkejut.
" He he Rin.. mau numpang sarapan" kata Kail santai. Jadi pemandangan lucu juga buat Karina melihat lelaki tampan di depannya menenteng keranjang buah besar.
" Masuk mas, ibu masih masak di belakang tuh" kata Karina.
Tanpa canggung Kail masuk ke dalam rumah, meletakkan tentengan keranjang buah di meja makan dan berjalan menuju dapur. Aroma wangi tercium dari arah dapur. Rumah ini rapi sekali, batin Kail dan nyaman. Tidak mewah, tapi gaya arsitektur jawa yang kental dengan banyak material kayu jati di interior rumahnya membuat kesan rumah ini klasik, homy tapi tetap berkelas.
Rumah sebelumnya, pada saat masih berada di pinggir jalan sudah familiar bagi Kail karena ia sering diajak ayah maupun ibunya berkunjung. Tapi rumah yang baru ini, kali pertama ia kunjungi, namun karena kedekatan mereka jadi tidak membuat Kail canggung.
"Waah.. lama banget ngga makan mendoan bikinan budhe. Aku numpang sarapan ya budhe" kata Kail.
" eh.. Kail.. sini sini kebetulan budhe udah selesai bikin mendoannya. kita sarapan bareng ya? Itu anak gadis malah belum mandi, pak de masih mandi tuh" kata Hanum, mematikan kompor dan meletakkan tempe mendoan goreng yang wanginya membuat lapar.
Belum ditambah sambal terasi yang sudah tersaji di meja makan. Tumis kangkung kecombrang terlihat menggiurkan membuat Kail menelan ludah karena citarasa seperti ini sudah lama sekali tak ia nikmati. Sewaktu di Inggris sarapan cukup dengan roti dan segelas susu.. tapi dasar memang ia Indonesia asli... menu makanan di depannya begitu menggiurkan untuk disantap.
"Kariin.. ayo sarapan dulu" teriak Hanum
"Karin mandi dulu buu" jawab Karin dari ruang depan.
"Nggak papa sini mandinya nanti. Kita sarapan dulu aja. Jam 9 masih lama.
" Iih.. masa belum mandi buu" jawab Karina dengan bersungut tapi tetap sambil melangkah dari ruang tamu ke arah meja makan.
"Santai aja Rin.. kaya sama siapa. Sini duduk samping aku" kata Kail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahlah denganku
HumorPernikahan didasari kepatuhan terhadap orang tua. Demi cinta dan balas budi. Mikail Ilyas ditinggalkan oleh ayahnya yang memilih meninggalkan ibunya demi wanita lain sementara ibunya menikah dengan sahabat SMA nya, Wisnu Sastrawijaya pengusaha pr...