Part 5 (Repost)

6.8K 661 17
                                    

Dea

Butik 'AZAHRA', aku membaca nama yang tertera di depan tempat ini. Ibu Dewi mengajakku masuk kedalamnya. Terdapat banyak koleksi baju-baju muslim yang bagus dan harganya pun cukup terbilang mahal. Ibu Dewi sedang berbincang dengan pemilik butik yang ternyata adalah teman bu dewi. Aku melihat-lihat baju yang dipajang berjejer. Ku pegang bahannya lembut dan juga modelnya sangat bagus. Aku menyukai karena warnanya yang soft.

"De, apa ada yang kamu sukai dari sekian banyak baju yang dipajang berjejer di sini?" Suara Ibu Dewi membuatku terkesiap.

Aku tersenyum, "Bajunya bagus-bagus ya, Bu"

Ibu Dewi mengangguk, diambilnya satu buah gamis berwarna peach. "Ini di coba dulu, De"

Aku tertegun, tadi aku melihat harganya cukup mahal sekali. Mana aku punya uang sebanyak itu yang jumlahnya hampir sama dengan gajiku sebulan. "Tidak, Bu" Aku menggeleng.

"Kenapa, De?" Ibu Dewi menatapku heran.

"Ehmm, aku punya gamis dirumah Bu. Lagi pula gamis yang Ibu beri kemarin pun belum sempat aku pakai. Aku pakai itu saja" Aku mencari alasan. Aku tidak mau merepotkan.

"Ini Ibu yang belikan jadi tidak usah sungkan"

Aku tetap menggeleng, "Terimakasih, Bu. Tapi aku pakai yang di rumah aja" jawabku kekeh.

Ibu Dewi memandangiku, "Baiklah, kalau begitu. Oia, di rumah Ibu ada 2 gamis yang belum Ibu pakai. Itu buat kamu saja, kali ini jangan menolak" tegasnya. "Kita ke rumah Ibu dulu"

"Tapi, Bu"

"Tidak ada penolakan, Dea" tekannya. Aku hanya bisa pasrah.

Satpam Ibu Dewi membukakan pintu gerbang. Dan mobil memasuki halaman rumah. Aku memandang rumah mewah bergaya westren yang ada di depanku. Aku kagum, betapa megahnya bangunan ini dan juga asri, tamannya sangat luas. Menurutku Ibu Dewi adalah orang kaya yang baik hati.

Supir membuka pintu mobil untuk Ibu Dewi dan aku. Ibu Dewi mengajak ku masuk ke dalam rumahnya. Aku melepas sepatuku.

"Tidak usah dilepas, De sepatunya"

"Sepatunya kotor, Bu" ku taruh sepatuku diluar.

Zhio sedang berlarian dikuti baby sisternya. "OMMA!!" teriaknya. Ibu Dewi menggendongnya. Zhio tersenyum melihatku yang berdiri di belakang Ibu Dewi. Aku pun tersenyum.

"Salim dulu sama Tante Dea" ucap Ibu Dewi, Zhio mencium tanganku, ku usap rambutnya. Melihat Zhio membuatku sedih mengingatkan ku pada Bila.

"Ayo, De masuk kita ke dalam ruang tamu. Silahkan duduk dulu ya, De" titahnya. Ibu Dewi masuk ke kamarnya yang dekat tangga. Tak lama Ibu paruh baya itu membawa gamis yang masih dibungkus plastik sambil menggandeng Zhio. "Ini De, gamisnya masih baru belum pernah digunakan"

Aku menerimanya, "Tidak baru pun tidak apa-apa, Bu. Ini bagus sekali, Bu" Aku membuka gamis dari plastiknya. "Bahannya juga lembut. Terimakasih ya Bu, Ibu Dewi sangat baik sama Dea" ucapku tulus.

Ibu Dewi mengusap tangannku, "Sama-sama Dea, Ibu sudah menganggap kamu sebagai putri Ibu sendiri. Ibu tidak punya anak perempuan, Revan adalah putra Ibu satu-satunya. Suami Ibu sudah meninggal 10 tahun yang lalu, betapa sepinya hari tua Ibu kan"

"Kan ada Zhio, cucu Ibu" ucapku menenangkan.

"Iya, benar. Alhamdulillah Ibu punya Zhio." Aku dengar suara langkah kaki yang menuruni tangga.

"Papah,," seru Zhio menghampiri.

"Revan, kok sudah ada dirumah?" tegur Ibu Dewi melihat anaknya turun dari tangga.

Cerita Hati (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang