Four

277 34 9
                                    


Masih sama dan rasanya David di tarik ke masa dimana dia dan Ten, dalam tiga kali seminggu akan memasak daging panggang di taman belakang rumah dulunya. Hanya berdua dan selalu berdua.

Papanya itu tidak banyak berubah, rambutnya yang dulunya coklat muda, sekarang menjadi coklat madu. Dulu dia akan selalu berkata, akan lebih nikmat jika Daddy ikut makan bersama kita, dan sekarang.

"Akan lebih nikmat jika kau menambahkan sedikit biji wijen pada saus barbequnya, David" kata Ten. Tadinya David berharap nama Daddynyalah yang keluar, nyatanya tidak.

"Bukan kesukaanku jika Papa lupa, itu adalah kesukaan Daddy" jawab David. "Tapi dia tidak pernah memakannya" lanjutnya lagi.

"Itu karena Papa yang memasaknya, lain cerita jika ibumu yang melakukannya" jawab Ten. Dia beralih mengambil minuman di dalam kulkas.

"Papa keliru, kenyataannya, Daddy tidak pernah memakan masakan ibuku, lebih tepatnya lagi, dia tidak pernah melayani Daddy kecuali urusan ranjang mungkin" kata David santai.

Ten tidak tahu harus bereaksi seperti apa. David sudah menjelma menjadi remaja lima belas tahun yang saat Ten melihatnya tadi justru dia seperti seorang mahasiswa baru

"Sudahlah, kedatanganku bukan untuk membicarakan si cengeng itu, dia akan berubah melankolis jika sesuatu tentangmu keluar dari mulut kami, aku butuh pendapat Papa soal JHSku, tapi sebelum itu kita bahas, izinkan aku bertanya satu hal?" kata David, Ten menganggukkan kepalanya.

"Tanyakan saja, Papa akan menjawabnya" katanya.

David menyudahi makan siangnya itu. Meraih salah satu tangan Ten dan menggenggamnya. "Papa masih mencintai Daddykan?" tanyanya. Dan untuk pertama kalinya David tidak mendapatkan jawabannya. Namun terganti dengan air mata yang Ten keluarkan.

David menyeka air mata Papanya itu. "Papa tidak pernah bisa berbohong kepadaku, tak apa, aku mengerti, hanya kau satu-satunya yang mencintai Daddy walau dia telah mematahkan hatimu sekalipun" kata David. Dan Ten terisak dalam pelukannya.

Taeyong iri, dia akan mengintrogasi putranya itu nanti saat dia kembali pulang. Berani-beraninya dia tidur di pangkuan Ten dan mengiriminya potret mereka berdua.

Ingatkan Taeyong kalau David akan selalu bermanja dengan Ten. "Lebih baik kau minum ini untuk mendinginkan kepalamu itu" kata Sehun memberikan sekaleng minuman kepadanya.

Taeyong benar saja meminumnya, tapi tidak mendinginkan hatinya yang panas. "Atau kau mau ke sana? Aku akan dengan senang hati memaketkanmu ke sana" kata Sehun.

Taeyong melempar kaleng minumannya ke dalam tong sampah. "Seperti katamu Hyung, hanya aku satu-satunya yang Ten tolak" katanya. Bahkan Ten tidak merespon apapun yang telah dia kirimkan kepadanya selama hampir lima tahun ini kecuali itu untuk David.

Sehun menggelengkan kepalanya memandangi adiknya itu.

"Kami tahu bagaimana perjuanganmu untuk mendapatkan hati Ten lagi, tapi kau tidak berjuang untuk menampakkan dirimu ini di hadapannya" kata Sehun.

"Jangan karena dia mengatakan hanya Taeyong yang aku tolak, itu bukan berarti dia tidak akan mengizinkanmu masuk ke dalam rumahnya bukan. Dan Taeyong yang dia maksud bisa saja bukan itu masa lalumu. Terkadang kita menolak masa lalu karena itu menyakitkan. Jadi saranku, jangan pernah ungkit apa yang telah kalian alami, untuk memulai lembaran baru, kau harus menyediakan buku yang baru juga Tae, kau tidak boleh menyatukannya dengan buku yang lama" lanjut Sehun dan setelah itu dia pergi meninggalkan adiknya yang terdiam memandangi jemari manis kirinya.

Cincin pernikahannya dengan Ten.

David sudah seminggu bersama Papanya itu, dan esok dia akan kembali ke Korea. Ten menyarankan David untuk mendaftar di Seoul internasional Shcool. Remaja itu sangat ingin menjadi Dokter dan sekolah itu memiliki akses untuk itu, lagi pula Johnny akan dengan senang hati nantinya memprioritaskan David untuk melanjutkan studynya itu kelak. Persahabatan mereka jelas menjadi alasan utamanya, akan tetapi, kemampuan David itu sendirilah yang membuat Johnny layak merekomendasikan putra sahabatnya itu akan melanjutkan studynya kemana nanti. Ibu Johnny pemilik Seoul international shcool and university dan Johnny sendiri merupakan seorang Dokter dan dia menjabat sebagai direktur utama di Seoul Hospital. Lagi pula David adalah anak mereka bersama. Jaehyun dan Doyoung bahkan menyediakan kamar khusus untuk David jika anak itu menginap di kediaman mereka.

More Than Anything [TaeTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang