MTFdNS - 1

114 25 3
                                    

Satu ruangan yang hanya berukuran 10x12 meter ini menampung sekitar 30 orang di dalamnya, mulai dari anak-anak bahkan orang tua. Melihat kondisi dan penggambaran nya Renjun mengenali tempat ini sebagai rumah penampungan tempat protagonis utama dan sepupu kecil (Renjun) telah tinggal selama dua tahun.

Sebelum awal bencana dimulai, Sepupu kecil yang sedang berlibur di rumah protagonis utama harus menelan pil pahit karena tidak bisa pulang ke negara asalnya. Tidak tau bagaimana kondisi keluarga di rumah dan hanya bisa bertahan hidup bersama protagonis utama. Sebagai anak yang baru berusia 15 tahun tidak banyak hal yang bisa mereka lakukan selain mengikuti sekelompok orang mencari tempat berlindung.

Seharusnya sepupu kecil ini memiliki nama hanya saja protagonis utama sejak kecil kesulitan mengucapkan namanya sehingga hanya memanggil sepupu kecil, entah penulis yang tidak berniat memberi nama atau memang tidak ada ide.

"Sepupu kecil, kenapa kamu tadi malam menghilangkan dan bisa ada di sana?"

'Menghilang?'
'Aku masih menggunakan wajah dan kondisi yang sama, berarti novel ini di atur seperti sebelumnya aku sudah ada disini.'

"Aku hanya.. hanya.. melihat monster iya aku melihat monster di dekat sini jadi karena tidak ingin membuat yang lain takut aku memancing monster itu pergi"

"Harusnya kamu membangunkan aku dulu, kita bisa memancingnya bersama. Kalau terjadi apa-apa denganmu bagaimana?"

'Kebohongan yang bagus, beruntung dia percaya'
Renjun dalam hati sedikit bersyukur protagonis utama masih gadis polos yang berpikiran sederhana. Tunggu hingga 5 tahun lagi maka Renjun akan kesulitan melihat sisi ini.

"Aku tidak apa-apa, lihat bahkan tidak ada luka" Renjun menunjukkan bahwa tidak ada satupun goresan baik di lengan maupun kakinya.

"Aku akan secepatnya menjadi pembangkit, semakin kuat dan sepupu kecil tidak harus mengorbankan diri seperti ini"
Gadis itu melangkah pergi dengan tekat yang kuat ia tidak akan kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

"Karina, jangan memaksakan diri. Berkembang dengan perlahan saja" Renjun mengingatkan protagonis utama/Karina sebab menurut isi novel asli Karina yang terburu-buru menjadi pembangkit menyebabkan kerusakan emosi menjadi tidak stabil.

Karina yang mendengar perkataan Renjun mengendurkan ekspresi keras di wajah nya dan memberikan senyum tulus namun tidak kehilangan tekat yang ia punya.

'Bagus, ayo menjadi pembangkit secara perlahan tapi jangan lebih satu minggu'

.
.
.



PEMBERITAHUAN HOST

KARENA PROTAGONIS UTAMA TELAH MENJADI SEORANG PEMBANGKIT MAKA KOIN MISI AKAN DI TAMBAHKAN

TOTAL KOIN : 5

Renjun terperanjat dengan pemberitahuan sistem, bukan kah Renjun sudah bilang pada Karina untuk perlahan. Ini baru satu hari tapi Karina sudah menjadi seorang pembangkit?

Seketika Renjun merasa sakit kepala, kerusakan emosi yang nantinya dimiliki Karina akan berdampak buruk juga untuknya. Hidup Renjun kedepannya tidak akan bisa terlalu bebas dengan penjagaan ketat pembangkit SSS. Renjun yang cuma semut bagaimana bisa seenaknya.

PEMBERITAHUAN MISI

MISI :
- TEMUKAN 2 CALON PROTAGONIS PRIA (UTAMA)
- BUAT SALAH SATU PROTAGONIS PRIA DEKAT DENGAN PROTAGONIS UTAMA (SUB)

HADIAH MISI UTAMA : 5 KOIN
HADIAH SUB MISI : 2 KOIN



Melihat pemberitahuan misi baru, Renjun langsung membongkar ingatannya. Mencari lokasi dimana protagonis pria akan muncul.

Namsan Tower

Salah satu protagonis pria muncul di sekitar Namsan Tower.
Lee Jeno. Merupakan tangan kanan dari organisasi yang dibentuk Karina merupakan pembangkit unik tipe petir dan api level S. Pria satu ini sulit untuk didekati tapi merupakan protagonis pria dengan lokasi terdekat. Pria lain ada di Daegu dan dengan hanya mengandalkan Renjun sendiri tidak akan bisa sampai kesana. Karena itu Renjun butuh Jeno dan kekuatannya sehingga Renjun bisa sampai Daegu dengan aman dan selamat.

Berhubung Karina belum kembali sejak kemarin, maka Renjun bergegas membawa perlengkapan yang akan ia bawa menemukan Jeno. Berbekal perlengkapan seadanya dalam ransel sederhana Renjun mengendap-endap agar tidak terlihat orang lain. Akan sulit baginya kalau ada yang melapor pada Karina. Rencana Renjun sekarang setelah menemukan protagonis pria di hadapan Karina nanti Renjun akan berpura-pura sangat bersyukur karena kedua pria itu telah menyelamatkan nyawanya dengan begitu Karina akan merasa sangat berterima kasih lalu ketiga orang itu akan dekat satu sama lain.

"Hehehe"



..
..
..






Walaupun masih di sekitaran Seoul dengan matinya teknologi, berjalan menuju Namsan sangat melelahkan. Hampir seharian Renjun berjalan tapi ikon kota itu masih terlihat sangat kecil.

"Sistem, apa tidak ada cara agar aku bisa sampai lebih cepat?" Jari-jari kaki Renjun bahkan sudah membengkak terkena sepatu terlalu lama.

SEMUA DILAKUKAN SECARA MANUAL. TIDAK ADA ALAT TRANSPORTASI HANYA BERJALAN KAKI. DENGAN BEGITU HOST AKAN MEMAHAMI BAGAIMANA SERUNYA PETUALANG.

"Seru matamu! tidak ada hal menyenangkan sejak aku masuk ke dalam novel sampah ini"

HOST SISTEM INI TIDAK PUNYA MATA.
HOST MENGHINA NOVEL MAKA WAKTU MISI DIKURANGI 2 HARI.

"Tunggu! Pemberitahuan sebelumnya tidak ada waktu misi kenapa tiba-tiba dikurangi?"

OH. MAAF SISTEM LUPA
MISI :
- TEMUKAN 2 CALON PROTAGONIS PRIA (UTAMA)
- BUAT SALAH SATU PROTAGONIS PRIA DEKAT DENGAN PROTAGONIS UTAMA (SUB)

HADIAH MISI UTAMA : 5 KOIN
HADIAH SUB MISI : 2 KOIN

WAKTU : 1 MINGGU - 2 HARI = 5 HARI

GAGAL : LEVEL PEMBANGKIT DITURUNKAN MENJADI LEVEL E

"APA KAU GILA?! 5 HARI? HANYA BERJALAN BAHKAN TIDAK CUKUP SAMPAI SANA" Renjun frustasi sistem nya ternyata tidak berguna.

Memang novel sampah bahkan sistem yang menemani juga sampah. Renjun rasanya ingin menangis tapi malu, ia pria paling tampan di dunia kalau menangis hilang sudah tampannya.

Mengistirahatkan diri sejenak Renjun kembali melanjutkan perjalanan. Udara malam cukup dingin sekarang tidak ada selimut yang bisa Renjun gunakan untuk melindungi diri agar tetap hangat. Renjun tidak mau terkena demam dan flu jadi ketika menemukan sekelompok orang dengan api yang cukup untuk menghangatkan diri menjadi keberkahan bagi Renjun.

Kelompok itu awalnya melihat Renjun dengan aneh namun ketika mereka melihat Renjun yang kedinginan mereka membiarkannya untuk bergabung.

"Hassttts" Renjun bersin berulangkali, ia heran sekitarnya sekarang hangat tapi kenapa tubuhnya tetap merasa dingin.

"Anak muda. Pakai ini, kau pasti belum pernah keluar malam di dunia rusak ini" Seorang pria tua memberikan selimut yang sebelumnya ia pakai pada Renjun.

"Terima kasih" Renjun menerimanya dan melilitkan selimut ditubuhnya namun rasa dingin tidak juga menghilang. Dengan kondisi tubuh yang mulai tidak jelas, kesadaran Renjun perlahan mulai samar-samar.

"Tenang saja, sekarang sudah hangat"

Tidak tau itu suara siapa tapi yang Renjun rasakan memang ia tidak kedinginan lagi.












.......


Bersambung....

Selamat membaca 😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menjadi Tokoh Figuran dari Novel SampahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang