02

241 26 3
                                    

"AAAA!!" suara lengking teriakan seseorang dari lantai dua membuat kaget seluruh penghuni sebuah rumah.

Mendengar teriakkan dari anak bungsunya membuat seorang wanita paruh baya yang berada di dapur segera berjalan dengan tergesah menuju kamar sang anak.

Ceklek

"Ada apa sih teriak-teriak?" Tanya sosok wanita itu setelah membuka pintu kamar milik sang anak. Bisa ia liat anak gadisnya kini sedang mondar-mandir panik didalam sana.

"Bunda! Kenapa ga banguni Jena sih!?" Ucapnya yang masih sibuk mondar-mandir menyiapkan keperluannya dan sesekali melirik kearah jam yang tergantung ditembok kamarnya.

Ya, gadis yang berteriak tadi adalah Jeana Adista tapi orang rumahnya lebih sering memanggilnya dengan nama Jena.

Sosok wanita yang di panggil -Bunda- tersebut menghela napasnya.

"Kata siapa? Bunda udah bulak-balik kamar kamu dari jam 6 ya! Suruh siapa kamu begadang semalam hum?" Jelas nya sambil menghampiri anak gadisnya.

"Sini bunda bantuin! Udah sana kamu cepetan mandi" ucap sang bunda yang mengambil alih kegiatan Jean merapikan peralatan sekolahnya.

Setelah mendengar ucapan sang bunda, Jean segera melesatkan diri masuk kedalam kamar mandi. Tapi sebelum itu ia kembali menghampiri sang bunda untuk kemudian mengecup pipi kanan sang bunda, kemudian berlari kembali kearah kamar mandi.

"MAKASIH BUNDA" teriak Jean dari dalam kamar mandi.



Sial, satu kata yang menggambarkan pagi hari seorang Jeana Adista, karna dirinya harus telat bangun di hari senin. Jelas itu menyebabkan dirinya terlambat untuk datang kesekolah.

"Bang Danar ngebut dong! Aku udah telat nih" Seru Jean pada sosok laki-laki dibangku sampingnya dengan sesekali melirik kearah jam tangan miliknya.

Sedangkan seseorang yang bernama -Danar- itu hanya memutar matanya malas.

"Siapa suruh kamu bangunnya telat!" Katanya yang fokus pada jalan dihadapannya.

Sontak saja kalimat yang diucapkan Danar membuat si empu berdecak tapi engan membalas ucapan sang abang.

Tidak lama mobil yang dikendarin sang kakak sampai didepan gerbang sekolahnya. Jean menghela napasnya lega, ketika melihat gerbang sekolahnya masih terbuka walau sedikit.

"Huft..Untung masih keburu" batin Jean

Dengan terburu-buru ia segera turun dari dalam mobil milik abangnya.

"Jena masuk dulu! Dah Abang." setelah itu Jean berlari menuju gerbang sekolahnya.



Lapangan SMA Bhakti Mulya kini sudah ramai dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang berbaris menurut kelasnya masing masing, yang bertanda rutinitas pagi setiap hari senin di sekolahnya itu akan segera dilaksanakan.

Jean yang memang sudah terlambat itu pun segera berlari kearah kelasnya. Namun saat dirinya sedang berlari dikoridor, kakinya tersandung tali sepatunya sendiri, menyebabkan tubuhnya oleng dan menabrak punggung orang lain yang sedang berjalan didepannya.

Dughh

"Awsh..." ringis Jean yang ternyata sudah jatuh tersengkur dilantai koridor.



Merasakan ada benturan keras dari balik punggungnya membuat sosok yang tadi ditabrak Jean menghentikan langkahnya kemudian membalikkan tubuhnya.

Sosok pemuda tinggi dengan wajah datar tapi tampan itu hanya diam memandang heran kearah Jean yang masih tersungkur dibawah sana.

Fate of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang