Hari kedua ini sedikit lebih baik daripada kemarin, mereka bangun jam 5 subuh. Para murid yang beragama Islam melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid sekolah.
Setelah membersihkan badan dan berganti pakaian mereka menuju lapangan utama sekolah untuk melakukan senam pagi bersama.
"AYO SEMUA SEMANGAT PAGI! JANGAN PADA LETOY GITU DONG." Ucap Arka yang menjadi inspektur senam kali ini bersama Naura dan Rista.
Setelah senam pagi bersama mereka pergi ke stand makanan untuk mengambil sarapan hari ini menunya bubur ayam dan nasi kuning.
Selesai mengambil jatah makan pagi mereka diperbolehkan makan dimana saja asal tempat yang wajar dan gak sepi. Seperti biasa kedelapan anak ini duduk di pinggir lapangan utama dibawah pohon mangga.
"Gilak sih mereka kek gak dikasih makan setahun." Ucap Naura yang harus berebut makanan karena murid lainnya yang tak mau mengalah dan mengantri.
"Anarkis banget, apa lagi kelas 11 itu kayaknya para iblis isinya." Ucap Arka.
"Untung yang kelas 12 pada tau situasi, coba kalau mereka ikut begitu apa gak makin rusuh." Ucap Rista.
Ketika mereka bertiga sibuk mengomentari tingkah murid lainnya. Mahesa dan Acha tentu saja sedang makan dengan tenang dan damai, ketos kita yang tak lain adalah Reyhan juga makan dengan tenang sepertinya baterai dia habis jadi gak banyak tingkah.
Sedangkan Rara hanya mengaduk-aduk bubur didepannya, sungguh ia tak menyukai bubur ayam tapi tadi ia tak mendapatkan nasi kuning.
"Ra itu bubur lu jangan diaduk-aduk gitu goblok!" Tegur Rista.
"Boleh beli makan diluar gak sih?" Tanya Rara.
"Gak boleh, mau gw mintain nasi ke panitia? Kayaknya masih ada." Ucap Acha.
"Gak usah Cha, lu makan aja. Nanti gw makan roti yang gw ba—"
Ucapan Rara terhenti begitu Aksa menaruh nasi kuning punyanya dihadapan Rara.
"Sini buat gw aja bubur lu." Ucap Aksa, matanya masih fokus ke handphonenya.
Tak lama handphone Aksa berdering, Rara melirik sekilas dan nama Nadia terpampang jelas disana.
"Iya sayang kenapa?" Ucap Aksa pada orang yang menelponnya dan ia berjalan menjauh dari sana.
"Ada yang patah tapi bukan sendok." Ucap Aksa.
"Ada yang retak tapi bukan tembok." Ucap Rista.
Naura dan Reyhan saling pandang sebelum menyeletuk secara bersamaan.
"Aduh sakit banget bestie."
"Diem! Anjing emang kalian berempat." Ucap Rara.
Keempatnya tertawa keras karena berhasil menggoda temannya itu.
"Udah diem, abisin itu makanannya keburu dingin." Ucap Acha.
"Kita gak lagi makan makanan panas mommy." Ucap Rista.
"Lu ngapain ngejawab bego, noh liat mata lakinya udah keluar laser." Ucap Arka berbisik lirih pada Rista yang duduk disampingnya.
Setelah selesai sarapan mereka berkumpul untuk mulai melakukan jelajah sekolah. Rara berdiri di pinggir lapangan sendirian karena ia tak terpilih menjadi perwakilan dari angkatannya.
"Dia masih sama Ra?" Tanya Mahesa yang entah sejak kapan ada disampingnya.
"Gak berubah sama sekali, eh makin bangsat sih kelakuannya." Jawab Rara.
"Gak mau nyoba ninggalin dia? Sesekali biar dia yang ngejar kamu."
"Sesuatu yang gak akan pernah mau aku lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Ficção Adolescentekisah mereka tak begitu rumit tapi tak mudah, hanya perlu kepercayaan dan perjuangan yang sangat panjang. Rara yang selalu berusaha meyakinkan dan berada di sampingnya dan Aksa yang selalu tak yakin dengan perasaannya. mereka sama-sama berjuang deng...