KITSUNE

2.1K 74 5
                                    


~~***~~


Ariellien hampir tidak pernah bermimpi bagaimana ia bisa hidup menjadi bagian keluarga bangsa Kitsune. Tapi, ketika melihat sekarang ia sedang berada di mana dan sedang apa, Ariellien mau tak mau mempercayai semua yang sudah terjadi pada dirinya.

"Kau kenapa? Teringat keluargamu? Atau kau menyesal sudah menjadi bagian dari bangsa kami?" Bisik pria bertubuh dingin yang sedang berada tepat di atas tubuh Ariell. "Maafkan saudara-saudaraku, Ariell," ucap pria itu lagi dengan berbisik, berbisik tepat di sebelah indra pendengaran Ariell, dengan napas yang mengembus, terasa sampai pada kulit putih Ariell, bahkan gadis itu bisa merasakan bagaimana benda lembab, dan kenyal itu menempel tepat di telinganya. Ariell rasanya ingin mengeluarkan lengguhan, sayangnya ia masih terlalu malu.

Ariellien sedikit menggeser kepalanya menjauhi bibir lembab yang juga begitu dingin, yang sedang menyentuh telinganya, membuat pria yang masih berada di atas tubuhnya dengan bertumpu kedua tangan terlihat sedikit kecewa dan merasa bersalah.

"Kau masih bisa untuk berubah pikiran Ariell." Pria itu mungkin menyadari Ariell belum siap untuk melakukan dan melanjutkan segalanya.

"Lanjutkan saja. Aku ingin keluargaku hidup kembali." Meski sebenarnya ia takut, Ariell mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap melanjutkan segalanya. Ariellien ingin kedua kakak lelakinya, juga ayahnya bisa hidup kembali dan menjadi orang yang lebih baik. Tidak lagi menjadi serakah.

"Kau yakin? Aku takut kau tidak mampu melewati segalanya. Aku bukan kaummu, Ariell." Pria itu sebenarnya justru sangat ingin Ariell melewati segalanya bersama. Namun, ia tidak sejahat dan sekejam saudara-saudaranya yang lain. Ia bahkan dengan suka rela memberi pilihan untuk Ariell, dan membiarkan gadis itu masuk menjadi bagian dari bangsanya, meski tidak akan bisa hidup bersama.

"Ak--aku yakin." Kali ini Ariellien dengan mantap dan berani menatap pada manik pria di atasnya, membuat seketika mata pria itu menjadi tajam dan berubah menjadi merah yang menyala. "Ta--tapi aku mohon jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu. Aku takut." Sesegera Luciel Taehyung mengedipkan matanya untuk kemudian kembali menjadi normal. Ia baru saja menakuti Ariell dengan matanya yang merah menyala seperti lampu LED itu.

"Kau ingin tetap di tempat ini saja?" Tawar Luciel Taehyung pada Ariell yang sedang merasa kurang nyaman dengan tempat mereka sekarang. "Bukankah ini terlalu gelap?" Tanya pria itu lagi.

"Apakah tidak ada lampu?" Tanya Ariell.

Pria itu tertawa, tangannya mencoba memindahkan beberapa helai rambut Ariell yang menutupi wajah cantik gadis itu. "Tidak ada listrik seperti di duniamu, Ariell. Hanya obor yang menjadi penerangnya. Namun, aku bisa membawakan bulan untuk menerangi kamar ini.

Bahkan belum sampai lima detik dari apa yang pria itu katakan. Tirai jendela kamar tempat mereka berada terbuka dengan sendirinya. Ariell cukup terkejut, lebih terkejut lagi ketika Ariell melihat bagaimana bulan yang semulanya berada cukup jauh tiba-tiba turun dan mendekat, itu terjadi beriringan dengan gerakan tangan kanan Luciel Taehyung yang bergerak dari atas ke bawah. Pria itu menurunkan bulan dengan kekuatannya, kekuatan dan kemampuan yang tidak dimiliki manusia, dan seketika kamar tempat mereka berada menjadi terang karena cahaya bulan yang menyelinap masuk dari jendela.

"Sudah lebih terang kan? Apa kita bisa mulai sekarang?" Luciel Taehyung balik bertanya. Butuh jawaban dari Ariellien.

"Ak--aku..." Bungkam. Seketika Ariellien di bungkam bibirnya dengan bibir Taehyung yang sebenarnya tidak begitu tebal. Tapi, itu dingin, dan Luciel Taehyung terlalu pandai untuk melumat bibirnya.

"Aku harap kau tidak pernah menyesali keputusan yang kau pilih." Sempat berhenti sejenak untuk melumat basah bibir Ariellien, Taehyung ingin kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir anak manusia itu. Bibir Ariell terasa begitu manis, seperti ada madu yang dilumuri di sana. Rugi sekali untuk disia-siakan.

Ariellien benar-benar sudah tidak mengerti lagi dengan fungsi otak dan motoriknya, semuanya menjadi tidak selaras, otaknya memerintah untuk tetap diam, sayangnya tangan Ariell berlawanan, tangan kecil Ariell sudah bergerak mengalungi leher manusia siluman itu, menariknya untuk lebih dekat lagi, sampai Luciel Taehyung dengan jelas mengeluarkan seringai kemenangannya. Ariellien, anak manusia yang jatuh dalam jerat dirinya yang berasal dari bangsa siluman.

Luciel Taehyung seolah tak ragu lagi untuk menjamah tiap-tiap bagian tubuh Ariel, karena tangan besar dan kekar itu sudah dengan begitu sopan menyelinap dan menyapa kulit perut Ariellien, bahkan itu sudah semakin naik ke atas, nyaris menyentuh dua puncak hawa milik Ariellien yang masih terlapis kain.

Ariellien bergerak tidak nyaman, kalau ia bisa, ia ingin melepas tangan Luciel Taehyung yang berada di balik bajunya. Namun, semua menjadi terlambat ketika ia menyadari satu tangan lain milik Luciel Taehyung sudah berhasil melepas kain pelapis puncak hawa miliknya, bahkan merobek kain pelapis itu, dan satu tangan lagi sudah menyentuh salah satu dari dua  puncak hawanya itu. Rasanya dingin, bahkan ada juga sensasi seperti aliran listrik kecil yang menjalari seluruh tubuh Ariell melalui darahnya, membuat Ariellien meremang.

Kembali memberi beberapa lumatan di bibir Ariellien, Taehyung ingin Ariellien melepas segalanya. "Tidak apa-apa, lepaskan saja semua desahanmu. Tidak akan ada yang mendengar. Selain aku," ucap Taehyung beberapa detik sebelum bibirnya ia tempelkan di ceruk leher Ariell, mengecup dan menggigit kecil, meninggalkan bercak kemerahan di sana, bahkan Ariellien sampai mendongak merasakan sentuhan kulit dingin Taehyung di sana.

Ariell sudah tidak ingin lagi mengulur waktu, karena ia bisa saja menjadi gila karena sentuhan-sentuhan Luciel Taehyung di tubuhnya. Lebih baik ini selesai secepat mungkin, sampai dari inti ritual yang sedang mereka lakukan.

Entah sejak kapan Luciel Taehyung melepas seluruh kain ditubuhnya dan tubuh Ariell, bahkan Ariell sedikitpun tak menyadari kapan itu terjadi, yang pasti mereka sudah tidak lagi dilapisi sehelai benang di tubuh mereka. Bahkan sepertinya Luciel Taehyung sudah menyapa milik Ariell dengan telapak tangannya. Merasakan sesuatu yang sudah basah di bawah sana.

"Aku senang kau menikmati setiap sentuhanku. Lihatlah kau bahkan begitu basah." Demi Tuhan, Ariellien rasanya malu sekali, bisa-bisanya pria itu berbicara seolah tanpa beban. Tapi, Ariellien sadar kalau ia tidak sedang bercinta dengan manusia. Pria itu siluman, dan mungkin perilakunya berbeda dengan manusia. Ariellien memaklumi. "Bisa kita mulai ritual yang sesungguhnya?" Bisik Luciel Taehyung sambil bibirnya mengecup telinga Ariell, membuat gairah gadis itu semakin naik.

Seperti diberikan bongkahan berlian, Luciel Taehyung terlihat senang dan tidak sabaran, karena pria itu sudah memposisikan diri barada di antara dua paha Ariell yang terbuka lebar. Siap menerima dirinya.

"Lakukan apa saja yang ingin kau lakukan padaku, alihkan kesakitan mu padaku. Aku tidak apa-apa," ucap Luciel Taehyung saat dirinya sudah akan bertamu di milik Ariell.

"A--akh...." Luar biasa sekali, Ariellien merasa tubuhnya seperti akan terbelah menjadi dua. Sesuatu di bawah sana terasa begitu besar, mencoba menerobos dinding pertahanan Ariell yang paling akhir. Milik Ariel rasanya perih, padahal itu bahkan belum masuk.

Tentu saja Ariellien melakukan apa yang Luciel Taehyung lakukan, mengalihkan rasa sakit yang ia rasakan dengan cara menggores kulit punggung Taehyung menggunakan kuku-kuku indahnya yang bewarna merah muda. Itu menjadi luka, namun di detik berikutnya luka itu langsung sembuh dengan sendirinya.

Sesuatu yang begitu besar terasa begitu sesak mencoba masuk dalam pertahanannya. Ariellien khawatir itu tidak bisa, sementara Lucuiel Taehyung terlihat sedang berusaha. Rasanya menyakitkan sekali.

Ariellien ingin bernapas dengan benar barang sejenak saja, baru saja Ariell seperti berhenti bernapas menunggu detik dimana Taehyung sepenuhnya memasuki dirinya. "Se--sebentar! Ini sakit sekali."

Pandai sekali. Luciel Taehyung begitu pandai untuk mengalihkan rasa sakit Ariell, bibir dan tangannya bekerja sama untuk menaikkan gairah Ariell, membuat wanita itu menjadi lebih tenang. Mengurangi rasa sakit gadis itu dengan mengecup dan meremat dua puncak hawa milik Ariell yang cukup sintal.

Rasanya seperti neraka dan surga menyatu menjadi satu saat ini. Luciel Taehyung adalah orang yang menciptakan surga dan neraka itu bagi Ariell.

Jujur saja, Ariellien seperti terdampar di tengah lautan dosa penuh nikmat yang Taehyung tawarkan padanya. Di bawah sana bergerak menghantam dirinya berkali-kali, dari gerakan yang pelan sampai yang cepat, dalam, acak, dan serampangan. Menghancurkan tubuh dan pertahanan Ariell.

Luciel Taehyung, benar-benar pria perkasa, ia bisa bergerak dan menghentak dengan hebat, sampai Ariell sempat berkali-kali memekikkan namanya, menitihkan air mata wanita itu.

"Tenanglah! Ini akan segera berakhir." Apa yang Luciel Taehyung katakan, semuanya seperti sebuah kebohongan, karena ia masih belum berakhir, sementara Ariell sudah terdampar berkali-kali dalam puncak pendakian mereka. Ariell lelah, pinggang sampai ujung kakinya bahkan sudah merasakan kebas luar biasa.

Menyadari Ariellien yang nyaris tak bertenaga lagi. Luciel Taehyung mempercepat tempo gerakan dan hantamannya, mendengar Ariell yang memekik kecil. Ia harus sampai sebelum Ariellien menutup mata.

Dapat di hitung, mungkin itu berada 15 detik setelah menambah cepat gerakannya, Luciel Taehyung menggeram hebat, yang di bawah sana makin terbenam, menumpahkan seluruh cairan cintanya di sana, memenuhi saluran rahim Ariell. Banyak sekali, bahkan seperti tak mampu untuk Ariell tampung lagi, itu keluar sebagian dari sela penyatuan mereka.

HANYA MINISTORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang