6 - Hobi Baru? √

2.2K 198 73
                                    

Ternyata hari sudah pagi, Qila sudah terbangun dari jam tujuh. Dia hanya bengong di pinggir kasur sambil membulatkan niat untuk mandi. Sangat malas sekali jika tidak ada kegiatan yang lain sehabis mandi.

Akhirnya Qila selesai mandi jam 9. Dia sudah rapih dengan baju kodok yang pas sekali dengan tubuhnya, rambutnya dia kuncir seperti buntut kuda dan memakai make up yang tipis agar wajahnya tidak terlihat pucat.

Qila berniat untuk menunggu kurir yang akan mengantarkan seragam sekolahnya di ruang tamu. Tetapi setelah di pikir-pikir sebenarnya Qila belum makan dari kemarin sore, perutnya juga terasa keroncongan seperti kosong tidak ada isinya.

Akhirnya Qila memutuskan untuk membeli sarapan di luar saja karena dia malas untuk memasak. Sekalian menunggu kurir jika memang akan datang.

"Mending beli sarapan aja," gumam Qila. Dia langsung berjalan keluar dari apartemen menuju arah depan gedung apartemen ini.

Beruntungnya, di depan gedung apartemen terdapat beberapa pedagang yang sedang mangkal di sana. Lumayan banyak makanan kaki lima.

Tanpa lama-lama Qila berjalan menyebrang dengan hati-hati menuju pedagang bubur ayam dan langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh si penjual.

"Mang buburnya satu mangkok tanpa daging ayam," Tanpa permisi Qila langsung memesan makanannya yang membuat si penjual tersentak kaget.

Mang Ado sedikit kaget akan hal itu, dia berbalik dan langsung melihat sosok gadis cantik yang sudah duduk anteng di kursi dengan kedua kaki yang di ayun-ayunkan. Dia salah tingkah karena Qila memperhatikannya dengan tatapan yang terlihat polos.

"Siap atuh Neng, tapi kenapa gak pake daging ayam?" tanya mang Ado yang langsung membuatkan pesanan Qila.

Bubur ayam tanpa daging ayam menjadi apa, bubur tanpa ayam kah?

"Qila gak suka daging ayam," jawab Qila jujur. Entah kenapa Qila tidak suka daging ayam tetapi jika sate ayam dia suka. Aneh memang.

Mang Ado hanya mengangguk sebagai jawaban. Baru pertama kali ini dia menemukan orang yang tidak menyukai daging ayam.

"Neng baru ya di sini, soalnya Mang Ado baru liat," ujar Mang Ado yang merasa asing dengan wajah Qila.

"Iya, Qila baru kemarin pindah," jawab Qila dengan senyuman tipis.

Selang beberapa menit bubur ayamnya sudah jadi, dan siap untuk di santap.

"Ini Neng," ujar Mang Ado sambil memberikan mangkok bubur ayamnya.

"Makasih Mang," balas Qila senang.

Mang Ado hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali lagi ke tempatnya.

Qila dengan senang hati langsung meracik bubur ayam itu, dia menambahkan 4 sendok sambal dan kecap manis. Dia lebih suka pedas manis dari pada pedas asin, dia juga lebih suka bubur di aduk dari pada tidak.

Kalian tim mana nih, bubur di aduk atau tidak?

Dia memakan bubur dengan tenang, sambil memikirkan teori-teori kehidupannya yang rumit. Dari kenapa harus dia yang bertransmigrasi, kemana jiwa Qila yang asli, apakah tubuhnya di sana sudah mati, di sini dia harus melakukan apa, apakah harus merusak alur atau membiarkannya tetap berjalan sesuai alur yang sudah ada.

Alur cerita di dalam novel berjalannya ketika hari MOS kedua, dan Qila lupa itu tanggal berapa. Yang pasti ketika Qila masuk sekolah itu hari MOS pertama.

Terlalu larut dalam pikirannya sendiri, Qila sampai tidak menyadari jika ada sekelompok pemuda yang sudah duduk di dekatnya. Dua pemuda dari mereka duduk di samping kiri dan kanan Qila.

NADQIL? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang