Sakura's Friend

71 8 1
                                        


Happy Reading :)

"Yo pren" sapaan yang disambut dengan senyuman dan juga sapaan dari Sakura dan Lala. Kini Sakura dan Lala tengah berada di kantin, menunggu pesanan mereka yang tak kunjung datang.

Oh iya, yang tadi menyapa itu nama Istella. Keseringan disapa Istel sama yang lain. Anak kelas sebelah yang bisa dibilang bestienya Sakura dan juga Lala.

"Ra semalem nonton kak Jehan kan lo??" tanyanya setelah mendudukkan diri disamping Lala yang duduk berhadapan dengan Sakura.

"Iya Tel, seru banget. Tapi bener - bener tuh kak Jehan buat gue jantungan aja malem - malem."

"Iya?? Seseru itu kah?? Gue gak sempet nonton njir."

"Lah kenapa Tel??" celetuk Lala.

"Biasalah La, rebutan remot sama si Sita. Kan kalau rebutan sama dia yang harus ngalah gue. Makanya gak bisa nonton."

"Yang sabar Istelku sayang." Ucap Lala sambil mengelus pelan pundak Istella. Sekadar informasi Lala ini anak tunggal dan ketemu sama dua orang ini bikin dia jadi berasa punya dua adek.

"Kenapa gak kerumah gue aja kalau gitu?? Gue nonton sendiri tahu Tel. Ayah gue ajakin malah nolak, dia bilang gak mau dengerin gue teriak - teriak soalnya suara gue cempreng." Ucap Sakura yang kini kembali memasang wajah masamnya mengingat kata - kata sang ayah.

"Nah itu lo tahu Ra. Sama kayak ayah lo, gue juga masih sayang kuping gue. Mending gue gak nonton Kak Jehan dari pada ngedengerin lo teriak - teriak pas nonton Kak Jehan, bisa budeg gue entar."

Mendengar jawaban dari Istella tentu membuat rawut wajah Sakura yang tadi masam kini tambah masam lagi. Apa iya teriakannya semengganggu itu, pikir Sakura dalam hati.

Saat sedang asik dengan pemikirannya Sakura dikejutkan dengan rasa dingin yang tiba - tiba hadir pada pipinya.

"Ngelamun apa lo? Ntar kesambet yang ribet satu sekolah lagi." Kata sang pelaku yang menempelkan botol dingin pada pipi Sakura.

"Apa sih njir, ngagetin aja lo."

"Lagian lo ngapain dipanggil dari tadi bukannya nyahut juga."

"Udah yah mas dan mbak. Nanti kalian berantem hancur sekolah kita ini." Sahut Lala dan diikuti anggukan oleh Istella. Bukan tanpa alasan Lala mengatakan itu, soalnya mereka berdua ini memang pernah hampir ngeledakin laboratorium gara - gara berdebat masalah gak jelas dan berujung hampir salah masukin zatnya. Untung saja Lala tepat waktu hari itu kalau tidak mungkin mereka sudah tidak disini lagi sekarang.

Beralih kedua orang yang hendak beradu argumen tadi, kini keduanya hanya bisa menatap Lala dengan cengiran yang tersemat pada wajah mereka berdua. Tapi cengiran itu tidak tersemat cukup lama, karena setelah mereka saling bertatapan kembali yang ada hanya ada tatapan melotot seperti matanya itu telah siap untuk keluar dari tempatnya.

"Geseran Ra, mau duduk gue." Ucapan ini memutus adegan tatap - tatapan yang terjadi. Sakura menggeser tubuhnya diikuti oleh dengusan yang terkesan tidak ikhlas.

"Padahal mah tempat duduk yang kosong banyak. Kenapa harus duduk disini sih Jay?" Lanjut Sakura dengan tidak santai setelah menggeser tubuhnya.

"Emang kenapa sih Ra, suka - suka gue dong mau duduk dimana."

"Tapi lo ganggu njir, pindah gih masih banyak yang kosong noh."

"Kenapa sih lo gak mau banget deketan duduk doang ama gue Ra."

Dan perdebatan yang berlanjut kembali. Lala dan Istella hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya. Tidak lama setelah itu, pesanan Lala dan juga Sakura akhirnya datang dan menghentikan perdebatan dua manusia itu. Setelah makanan mereka habis, akhirnya mereka memutuskan kembali ke kelas masing - masing.

'

'

Kini Sakura telah tiba dirumah setelah melewati setengah harinya di sekolah yang berisi ujian - ujian yang cukup menguras tenaganya baik itu fisik maupun pikiran.

Memasuki rumah yang masih terbilang sepi, kedua orang tua Sakura itu kerjanya  bisa sampai malam bahkan mungkin tidak pulang sama sekali. Sakura sudah biasa dengan itu. Tapi beberapa bulan terakhir ini berbeda sebab kakaknya yang sering menemaninya kini telah menikah dan tidak lagi tinggal di rumah tersebut.

Meletakan tasnya di samping sofa, Sakura kini merebahkan dirinya di atas sofa merasa tidak ada hal menarik yang dapat dia lakukan.

"Ya allah gabut banget hambamu ini. Pengen makan tapi mager, pengen mandi tapi mager juga." Dan setelah mempertimbangkan apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan rasa gabutnya, Sakura memutuskan untuk membuka Youtube dan menyambungkannya pada Tv.

"Widih Kak Hanes up video baru, lumayanlah buat ngilangin kegabutan ini."

Namanya juga maanusia yang merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Yang terjadi bukanlah Sakura yang menonton video tersebut tapi video itu yang menonton Sakura yang tengah tertidur.

Tbc...


Halo - Halo semuanya, Terima kasih yah buat yang udah baca dan vote cerita aku yang sebenernya gak jelas ini hehehe. Dan maaf  karena kayaknya bakal jarang update. Sebenarnya aku niatnya up sekali itu dua hari tapi aku bener bener seharian full nontonin indonesia master mulu makanya deh gak lanjut - lanjut ngetiknya. Oh iya doain yah semoga Atlet Indonesia yang masuk semifinal bisa masuk final semua. Sampai ketemu di chapter berikutnya. Bye - bye 👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S+ || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang