4

16 2 0
                                    

—DIA BERUBAH—

"DIA pasti tidak sadar kan? Kenapa aku harus khawatir sih? pasti dia nggak akan peduli juga."

Iren gelisah semenjak kejadian dia menekan tombol suka pada postingan pribadi Millo, dia terus menerus memperhatikan ponselnya kalau saja ada pesan dari Millo. Disaat Iren berusaha mengalihkan perhatiannya dari hal itu tapi tetap saja bayangan-bayangan Millo muncul di kepalanya.

"Pergi sana! Pergi! Jangan ganggu pikiranku dengan wajah itu. Aku hanya ingin wajah Luca yang muncul bukan dia!" teriaknya sambil mengibaskan tangannya di hadapannya sambil uring-uringan di kasur.

Disaat tidur, saat makan, dan saat melakukan hal yang Iren suka tetap saja bayangan Millo muncul. Iren tahu kemungkinan Millo melihat pemberitahuan itu sangat tidak mungkin, tapi karena Iren mengenal Millo secara pribadi jauh sebelum Millo menjadi artis. Hal itulah yang membuat Iren khawatir karena sejak saat itu dia tidak pernah menghubungi Millo ataupun peduli dengan kehidupannya sekarang. Karena aku tidak ingin mengingatnya lagi.

Semenjak skandal Millo yang berhubungan dengan Luca membuat Iren tiba-tiba saja penasaran mengenai Millo, dia tidak sengaja menyukai postingan pribadinya karena Iren mulai mencari nama Millo di berita maupun media sosial milik Millo.

"Gimana kehidupannya sekarang?" kata itulah yang mulai membuat Iren penasaran, dia terus mencari mengenai Millo dan mulai memperhatikan kehidupan Millo dari foto masa SMA sampai sekarang. "Dia terlihat baik-baik saja, masih terlihat sama seperti dulu, kenapa dia bisa terlibat dengan wanita itu?" gumamnya yang masih hanyut dalam pencarian tentang Millo.

"Tapi memang ada yang berubah dari dia, apakah karena kejadian itu? tapi tidak mungkin dia terus menerus terjebak." Iren mengernyitkan dahinya, "Apa yang dia sukai dari wanita ini, sangat jauh berbeda dengan seleranya dulu, kenapa seleranya menjadi seperti ini?" 

Selama berbicara sendiri Iren terus disibukkan dengan menggulingkan layar berita-berita tentang Millo, bahkan melihat fotonya dengan wanita yang digosipkan itu. Ralat! wanita yang mengaku pacarnya, karena dari pihak Millo belum memberikan konfirmasi.

"Sangat terlihat dari foto ini kalau wanita itu sengaja melakukannya. Dilihat dari raut wajah mereka, hanya wanita itu yang tersenyum ... ah! Smirk ternyata." Setahu Iren, Millo bukan orang yang bisa dengan mudah menyukai orang lain, apalagi kalau perempuannya itu terlihat suka cari perhatian seperti itu. Iren sempat terhenti memperhati raut wajah wanita yang tengah tersenyum itu dan membuatnya dapat menyimpulkan kalau wanita itu sengaja.

"Sudah kuduga kalau Millo bukan orang seperti itu. Tapi kalau dipikir bisa saja kalau saat itu mereka masih pada masa PDKT atau baru saja pacaran, makanya Millo terlihat biasa saja wajahnya." Iren masih bingung dengan pikirannya menatap kedua ekspresi mereka. "Ah aku lupa kalau Millo punya wajah tembok hahaha ...."

Iren dan Millo sudah cukup lama mengenal, mereka bersekolah di SMA yang sama dengan sahabatnya. Ketika SMA Iren sering memperhatikan Millo, dia memiliki hubungan yang istimewa dengan sahabatnya itu. Iren akan selalu berada di tengah-tengah mereka sebagai obat nyamuk—Iren harus ada disana tapi tidak pernah diperhatikan—.

Iren memperhatikan tingkah Millo yang sangat menyukai sahabatnya dan Iren tidak percaya kalau Millo memiliki hubungan dengan wanita itu. "Millo yang memiliki hati sedingin kutub utara dan wajah temboknya suka sama wanita ini? kalau benar memang seperti itu pasti Millo sudah berubah."

"Apa jangan-jangan karena mereka putus?" Iren memutar matanya. "Bukankah kegagalan dan kekecewaan dapat mengubah seseorang? Apakah benar? Aku tidak yakin kalau manusia secepat itu bisa berubah," sambungnya sambil menggaruk rambut atas telinganya kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First LOVE ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang