04. KAWAL JUSTIN

1.4K 156 40
                                    

Siapa top three kamu di NCT Dream?

****

04. KAWAL JUSTIN.

“PAGI BU SUKKK!!” sapa Saddam dan Justin kompak kepada Bu Sukarni-salah satu pengajar senior Bahasa Indonesia yang kedapatan baru keluar dari ruang guru.

“Pagi juga anak-anakku,” balas beliau tersenyum, agak terdongak didepan dua murid jangkungnya.

“Aduh Bu Suk makin kesini makin cantik aja,” goda Saddam pada sang guru yang terkenal genit itu seraya merangkul bahu Justin.

“Tau tuh, itu bedak apa semen kok abu-abu?” kritik Justin terhadap warna bedak Bu Sukarni yang sepertinya kurang cocok di kulit sawo matang beliau mengundang tawa renyah Saddam.

Bu Sukarni menatap mereka polos dengan tangan kiri merengkuh beberapa buku tebal. “Loh? Apanya?”

“Lupain, Bu. Ibu jangan cantik-cantik dong, nanti tuanya nggak kelihatan,” imbuh Justin. Ia memang jago sekali dalam hal meroasting. Sementara Saddam hanya menyimak, berusaha meredam tawanya.

Guru berusia 63 tahun itu lalu dengan centil membenarkan hiasan rambut semanggi mawar merah yang selalu bertengger di sanggulnya. “Loh, kan, emang itu tujuan Ibu, biar kelihatan awet muda.”

“Kalau mau kelihatan awet muda pakai formalin aja, Bu,” ucap Justin bertubi-tubi.

“Ibu meskipun udah kelihatan tua nggak usah insinyur, Bu. Kelihatan tua itu malah menguntungkan biar dihormati.” Saddam ikut berdalih.

Insecure kali,” ralat Justin cengengesan.

Bu Sukarni lantas melambai memberi kode kepada keduanya agar mendekat. Justin dan Saddam pun menurut lalu merundukkan wajah di depan Bu Sukarni yang memang berpostur mungil.

“Saya kelihatan cantik gini buat Pak Hendro, biar beliau nggak berpaling hati,” bisik beliau.

Perlahan Saddam dan Justin kembali menegakkan tulang belakang, saling melempar pandang beberapa detik menahan tawa.

Sebenarnya tidak ada masalah bila Bu Sukarni mengincar Pak Hendro ataupun sebaliknya sebab mereka berdua memang sama-sama menyandang status janda-duda. Pak Hendro telah ditinggal sang istri berpulang sejak tiga tahun lalu sedangkan Bu Sukarni kehilangan suaminya yang berprofesi sebagai pilot dalam sebuah tragedi kecelakaan pesawat sekitar sembilan tahun silam.

Usia antara Pak Hendro dengan Bu Sukarni pun tidak terpaut jauh. Bu Sukarni lebih tua tiga tahun dari Pak Hendro.

Mereka tertawa karena heran, di usianya yang sudah senja begini Bu Sukarni masih bisa saja bergaya narsis.

Justin menunduk menelan tawanya sebelum akhirnya kembali menatap Bu Sukarni. “Aduh si Ibu! Jangankan hati, Pak Hendro ketemu Ibu aja langsung berpaling muka.”

“Kenapa gituuu?” tanya Bu Sukarni, air mukanya dibuat seolah kecewa.

“Karena kemarin Pak Hendro abis saya ancam kalau berani ngelirik Ibu, saya habisi!” alibi Saddam dengan sok meninju udara di depannya.

“Oalah kamu ngincer saya?” tuduh Bu Sukarni sambil mencolek-colek pundak Saddam malu-malu.

“Loh? Bukan saya, Bu. Ngkong saya!” jawab Saddam lugas dengan mata terbelalak lebar membuat Justin tertawa renyah ditempat.

****

Jalu terduduk di bangku panjang paling pojok kantin, memainkan sepiring mie dihadapannya dengan garpu tak selera. Pandangannya kosong lurus ke depan.

DRAZELERONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang