07. BIANG KEROK!

1.1K 127 28
                                    

07. BIANG KEROK!

“ADUH BULEK SUM MAKIN HARI MAKIN CWANTIK AE.” Saddam mengedipkan sebelah matanya menggoda Bulek Sumiati—ibu penjaga kantin yang sedang mengantar pesanan ke meja mereka. Namun sayang, gombalan maut Saddam tidak mempan pada wanita berumur empat puluhan itu.

Hari ini merupakan hari pertama ujian akhir kelas XII. Sebelum mengerjakan, ada baiknya untuk mengisi perut supaya kinerja otak bisa maksimal.

“Dam, pelet lo harus di-update lagi kalau mau dapetin hati Bulek!” kekeh Rico.

“Bulek! Andai Bulek tahu, hanya engkaulah satu-satunya wanita yang tidak mleyot pada gombalanku!” ujar Saddam melebih-lebihkan.

“Halah, Mas! Bulek udah kebal tiga tahun kamu gombalin terus,” balas Bulek Sum. “Udah basi!”

“Ya udah, gimana kalau Saddam nyanyi? Bulek belum pernah saddam nyanyiin, kan?” Saddam menawari.

Bulek Sum mendekap nampan ke dadanya. “Monggo.”

Saddam berdeham.

Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi

Bulek Sum membulatkan manik matanya. Sedangkan Justin, Kenzio, Rico dan Januar tertawa mendengar lagu bertema ajal tersebut.

“Pengan Bulek meninggal?” tanya Bulek Sum masih terbelalak tak percaya.

Saddam menggeleng. “Bukan gitu, Bulek. Maksud Saddam, kan, bentar lagi kita pisah jadi anggap aja itu lagu perpisahan kita.” Jago sekali ngeles-nya.

“Bulek, kalau kami semua lulus jangan dilupain ya,” pesan Kenzio.

“Ya gimana Bulek bisa lupa? Utang kalian disini aja masih tiga puluh ribu!” kata Bulek Sum. “Ayo kapan mau dilunasi?”

Januar mengibaskan tangannya. “Halah gampang, Bulek. Nanti pasti kami lunasi.”

“Kapan? Di kehidupan ini atau kehidupan berikutnya?” celetuk Bulek Sum.

“Bulek bisa aja, kita hidup cuma sekali.” Rico menimpali.

“BULEK TUMBAS!!!” teriak segerombol siswa lain di meja pemesanan. (Bulek, beli!)

Bulek Sum sontak menoleh. “Nggeh Mas, riyen!
(Iya Mas, tunggu sebentar!)

“Bentar yo, Mas,” pamit Bulek Sum pada Etheleron.

Bulek Sum sudah begitu akrab bahkan menganggap Drazer dan Etheleron sebagai putranya. Dan sebaliknya mereka menganggap Bulek Sum sebagai sosok ibu bagi mereka.

“Iya, Bulek. Jangan lama-lama ya nanti aku kangen.” Kini gantian Rico menunjukkan eksistensinya sebagai playboy kelas teri.

“Eh, Jan. Si ulat jeruk itu masih suka spam chat ke lo?” tanya Kenzio sambil memasukkan pangsit ke mulutnya.

“Dikit. Tadi dia kasih semangat buat ujian hari ini.”

“Mana lihat.”

Januar menyerahkan ponselnya pada Rico dengan mudah langsung terbuka karena si pemilik tidak pernah memasang sandi apapun. Katanya sih malas dan tidak ada gunanya. Januar tidak punya rahasia.

Ruby: kamu hari ini ujian ya?

Ruby: sama kayak kakak.

Ruby: semangat ya, Jan! Semoga sukses♡

Januar: ya, thanks.

DRAZELERONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang